Selasa, 20 Januari 2015

Hujan. Kamu. Kopi.

Ketika hujan turun disitulah aku bisa menikmati rasa rinduku padamu. Dan hanya segelas kopi hangat yang bisa menemaniku hingga larut malam untuk tetap menikmati cara merindukanmu dengan sesederhana ini.

Hari demi hari aku lalui tanpa cerita dari mu lagi. Awalnya aku tak kuasa menahan rasa rindu dan rasa iri di waktu yang bersamaan, dan pada akhirnya aku bisa melewati semua itu dengan muda. Hanya dengan segelas kopi, itu bisa menawarkan rasa rinduku padamu yang mulai terasa pahit. Karena hanya aku yang merindu.

Aku rindu kamu. Aku rindu kumis tipismu,aku rindu lesung pipi disebelah kiri pipimu,aku rindu semua tingkah lakumu yang bisa membuat aku tertawa,tersenyum bahkan menangis. Aku rindu semua sikap sederhana-mu yang bisa membuat aku melambung tinggi. Namun itu semua sulit untuk ku dapatkan lagi karena kita terhalang oleh Hujan.

Hai,pria yang mungkin saat ini sedang ku rindukan. Apakah kamu sedang membaca ini semua? Apakah kamu bisa merasakan apa yang sedang kurasakan malam ini? Aku hanya butuh kamu dan secangkir kopi agar aku bisa memberi tahu ke mereka bahwa kehidupan ku belakangan ini tidak sepahit kopi karena aku mempunyai kamu sebagai obat penawar rasa pahit dari semua kepahitan yang aku rasa belakangan ini. Dan aku harap kamu tau tanpa harus aku beri tahu.

Selamat malam,obat penawar-ku.
Aku merindukan mu.