Rabu, 17 Agustus 2016

Kevin? (18)

malam itu, hatiku terasa panas. untuk pertama kalinya aku meruntuhkan gengsi-ku yang begitu tinggi. aku rela menunggu Kev. lagi. namun Kev juga memberikan kejutan pada malam itu. aku berterima kasih sekali Kev karena kamu membuat hatiku berkecamuk.
 entah apa yang aku rasa,jelas terasa di pipiku air mata berjatuhan. aku seperti lilin kecil yang terkena derasnya air hujan. aku langsung padam. aku tak tau harus berbuat apa. aku memutuskan untuk jaga jarak dengan Kev sebisaku dan akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke apartement Jingga. aku akan menceritakan semua kepada sepupu jauhku itu. aku berjalan dengan tenaga yang tersisa di dalam tubuhku, aku memencet bel lalu Jingga keluar setelah itu aku di bopong masuk kedalam apartementnya dan aku langsung di duduk-kan di bangku dekat tempat tidur Jingga. aku tak tau harus cerita dari mana mulanya bahwa aku sedang tertampar dengan kelakuan Kev yang begitu menyakiti hatiku.
**
Gue gatau harus nyari Kiki kemana lagi, dari kosan sampai rumah orangtuanya pun sudah gue datangin namun jawabanya sama semua. tidak tau kemana Kiki berada. gue sampai berani nekat untuk nanya sama Mawar dan Mawar pun tak tahu Kiki kemana karena Mawar ketika tragedi itu dia sudah pulang duluan. gue gatau kenapa menyakitkan banget melihat Kiki pergi karena ulah gue sendiri. apa mungkin gue terlalu berlebihan menghadapinya. namun sungguh ini begitu menyakitkan. akhirnya setelah seharian gue nyari Kiki tetapi tidak menemukan jawabnya akhirnya gue memutuskan untuk pergi ke kedai kopi tempat biasa gue nongkrong di daerah Kuningan.
**
setelah sehari aku tidak masuk kerja akhirnya aku memutuskan untuk masuk kerja dan melupakan semua kejadian Kev dan perempuanya. aku tidak mau dibilang berlebihan hanya karena tragedi seperti itu. pagi ini, aku memutuskan untuk naik scooter abu-abu kesayangan-ku ke kantor karena aku sedang males-malesnya terjebak macet. sebelum jalan ke kantor aku memakai earphone dan memutar lagu dengan cara shuffle dan lagu pertama yang terputar adalah lagu Raisa - Kali Kedua aku berusaha untuk tidak berpikir panjang dan aku selalu menepis jika bayangan Kev datang mengganggu. baru saja aku sampai di lobby kantor aku langsung berhadapan dengan Kev dan Pak Roy rasanya aku enggan untuk menyapa namun Pak Roy sudah melihatku akhirnya aku menyapa keduanya. aku pastikan pagi itu Kev menatapku dengan tajam dan penuh tanda tanya. "Pagi Ki,kamu kemarin tidak kelihatan di kantor ada tugas diluar?" tanya Pak Roy. aku terdiam untuk sejenak tidak mungkin aku bilang aku tidak masuk karena ulah Kev. "Pagi Pak,mohon maaf pak kemarin saya tidak masuk karena ada urusan mendadak" jawabku singkat. namun aku rasa Pak Roy tidak puas dengan jawabanku. "Oke,udah sarapan? wajah kamu pucat tuh jangan lupa istirahat juga mata kamu bengkak. saya duluan ya" ucapan Pak Roy menutup perbincangan pagi itu.
**
pagi itu,ucapan Pak Roy menampar gue banget,langsung banyak pertanyaan dikepala gue rasanya gue langsung pengen ngejar Kiki pagi itu namun rasanya tidak pantas menyeselesaikan masalah pribadi di kantor. akhirnya gue memutuskan untuk sepulang kerja nanti aku akan menunggu Kiki. jam sudah menunjukan pukul 17.30 namun gue belum melihat Kiki turun dari ruanganya dan akhirnya gue memutuskan untuk masuk kedalam kantor kembali. dan gue melihat Kiki sedang duduk membelakangi-ku dan sedang beres-beres berkas yang ada di atas meja kerjanya. "Ki,kita butuh bicara" Kiki masih membelakangi-ku lalu dia membawa tasnya dan mulai menghadap kearah gue dia hanya senyum dan berkata "ngga ada yang perlu dibicarakan Kev" dia berjalan melewati gue lalu gue tarik tangan Kiki sehingga Kiki kembali menghadap ke gue lagi. "please biar gue jelasin apa yang terjadi kemarin. atau gue harus bikin janji biar bisa ngobrol sama lo?" tanya gue langsung to the point dan akhirnya Kiki mengiyakan ajakan gue untuk ngobrol diluar malam itu.
**
malam itu aku ngga tau harus berbuat apa,ketika aku mendengar suara Kev hal pertama yang ada di dalam otak-ku adalah menghindar,namun aku tidak sanggup untuk menolak ajakan Kev malam itu dan akhirnya Kev membawa aku ke kedai kopi tempat biasa. sepanjang perjalanan menuju kedai kami hanya diam-diam,kebeneran malam itu aku tidak bawa mobil dan akhirnya aku terpaksa harus semobil dengan Kev. malam itu kami memilih untuk duduk di tempat smoking area agar lebih leluasa untuk meluruskan masalah ini. Kev kembali dan membawakan aku segelas greentea blended dingin dan dia hot frappucino.
**
"Ki" gue yang mulai perbincangan dimalam itu.
"kenapa? emang harus sampai bicara disini ya? gak bisa dikantor aja?"
"gabisa,karena ini masalah pribadi bukan masalah kantor. gue gabisa mencampur adukan emosi gue kedalamnya"
"apa yang mau dibicarain?"
"ok. aku mau langsung to the point aja ya Ki,kamu kemana selama aku dibali kamu ngga neghubungin aku sama sekali bahkan kamu juga ngga dateng ke airport,kenapa harus Mawar yang datang kenapa ngga kamu? aku butuh kamu pagi itu."
Kiki terdiam dan mulai menunduk. "Kev,emang aku siapa kamu harus ngehubungin kamu duluan? aku punya alesan tertentu aku ngga dateng ke airport jadi tolong jangan hanya aku yang merasa disalahkan disini. kalo kamu emang butuh aku kenapa ngga kamu yang hubungin aku duluan? kenapa kamu gengsi? kamu malu sama aku,kalo kamu hubungin aku duluan? kamu takut dibilang ngejar-ngejar aku? serendah itu emang aku dimata kamu?"
gue bener-bener terdiam mendengar ucapan Kiki yang semakin malam semakin terasah. rasanya bisa menyobek hati gue kapan saja. "Ki,aku cuman berusaha buat nahan emosi aku. aku gamau kamu pergi ninggalin aku gitu aja tanpa alasan,aku gapengen kamu ngerusak hidup aku lagi untuk kesekian kalinya dan aku cuman butuh liat perjuangan kamu,aku ngga ada maksud apa-apa Ki. aku sayang kamu tapi aku gabisa berbuat apa-apa"
"jadi disini yang pergi tanpa alasan itu aku? yang ngerusak hidup kamu itu aku? yang butuh perjuangan itu kamu atau aku? aku udah nahan emosi aku tiba-tiba kamu datang dan masuk kembali kedalam hidup aku dan membuka semua luka yang udah aku tutup selama lima tahun ini? aku udah berusaha dan berjuang untuk kamu. aku selalu kirim email dan postcard buat kamu apa kamu merespon itu semua. aku merasa aku udah di tolak mentah-mentah sama kamu saat itu. aku kalang kabut takut kamu kenapa-kenapa dan akhirnya aku mutusin untuk nyari kabar kamu ke Jerman dan aku tetep ngga dapet jawabanya. aku ancur Kev. aku ditinggalin gitu aja sama kamu,kamu pergi tanpa alasan dan sekarang kamu datang minta penjelasan dan nyalahin aku? kamu punya hati gak sih? ketika aku udah ngalahin semua ego dan emosi aku dan berusaha untuk nerima kamu kembali tapi kamu malah memperlakukan aku kaya gini? kamu jahat Kev."

malam itu hati gue beneran teriris untuk pertama kalinya gue melihat Kiki nangis sesegukan di depan gue dan dia menjelaskan semua perasaanya ke gue. gue gabisa mikir apa-apa gue udah merasa jadi cowo paling bangsat untuk wanita yang paling gue sayangin. Kiki mau pergi gitu aja tapi gue tetep nahan dia untuk mendengar penjelasan gue namun gue ga berhasil nahan dia untuk tetap disini dan akhirnya dia pergi dengan tangisan-nya yang membuat dada gue sesak. gue ngejar Kiki sampai ke depan kedai kopi dan gue langsung narik dia ke pelukan gue saat itu juga. dada gue semakin sakit ketika gue memeluk dia dengan erat dan dia ngga ngeluarin sepatah katapun. gue terus memeluk dia sampai dia merasa baikan. "Aku mau pulang Kev" sampai akhirnya dia bicara dan gue memutuskan untuk nganterin dia kerumahnya. sepanjang perjalanan rasanya gue ingin menggengam tangan dia namun dia selalu menghadap ke jendela dengan suara tangisanya. sesampai dirumahnya dia langsung ingin turun dari mobil namun kali ini gue berhasil nahan Kiki sebentar dan mendengar penjelasan gue. "Ki,aku bener-bener minta maaf sama kamu,aku gatau kalo kamu bakal sesakit dan sehancur itu. Ki,aku sumpah ngga ada niatan untuk nyakitin kamu sejauh itu. aku pergi tanpa alasan karena aku ngga kuat untuk pisah sama kamu sampai aku ngga terbiasa baca postcard dan email kamu. aku gamau ngerasa jauh sama kamu sehingga akhirnya aku ngabaikan kamu tapi dengan cara ngabaikan kamu itu malah menyakiti aku sendiri bahkan kamu juga tersakiti. Ki,aku bener-bener mau minta maaf sama kamu aku ngga bakal pergi ninggalin kamu lagi Ki. aku janji. aku mau berjuang buat dapetin kamu lagi. maafin aku" gue menarik Kiki lagi kedalam pelukan gue. kali ini gue yang tak kuasa menahan emosi gue disini dan pada malam itu kita nangis di dalam pelukan kita masing-masing dan dia yang melepaskan pelukanya terlebih dahulu lalu dia pergi ninggalin gue dan masuk kedalam rumahnya.
**
aku tak kuasa menahan air mataku di dalam mobil Kev lebih lama lagi dan akhirnya aku memilih untuk turun dan masuk kedalam rumah namun aku terdiam di dalam dan kembali menangis karena mendengar penjelasan Kev yang membuat aku merasa bisa gila kapan saja. aku merasa Kev begitu egois kenapa dia hanya memikirkan perasaanya saja kenapa dia tidak melibatkan perasaanku di dalamnya. tangis-ku semakin kencang dan sehingga membuat Mawar keluar dan memeluk-ku kedalam pelukanya. aku benar-benar tak kuasa menahan tangisku dan tak sanggup untuk menjelaskan ke Mawar apa yang sedang terjadi. aku merasa aku semakin dalam menyayangi Kev malam itu.