Sabtu, 09 Maret 2019

Kevin? (31)

Setelah balik dari Mekdi, Re-confirm meeting sama client gue dan atur tiket pulang buat ke Jakarta pada hari yang sama juga akhirnya gue balik ke penginapan berniat untuk packing dan balik ke Jakarta. Pas gue sampe di depan kamar Kiki, gue mengumpulkan keberanian untuk mengetuk pintunya, sudah hampir 3 kali ketukan dia belum keluar, gue baru mau balik ke kamar gue namun gue mendengar suara kunci dibuka dari dalam.


**
Dan benar saja, aku ketiduran setelah kelas onlineku berakhir, karena aku benar-benar lelah dan butuh seseorang untuk menemaniku, aku kebangun karena ada telepon dari Al, Al memberi tahuku bahwa hari ini dia akan melanjutkan foto pre-weddingnya dengan Nisa di daerah Gunung Kidul dan mereka mengundangku untuk bergabung dengan mereka. Aku mengiyakan dan aku bergegas mandi. Ketika aku sedang mandi dan sudah hampir seleasi pintu kamarku ada yang mengetuknya, butuh waktu yang cukup lama untuk buka pintu dan setelah kubuka pintu yang kudapati adalah Kevin yang sedang berdiri dan memegang plastik, aku langsung menyapanya, aku menyampingkan segala ke-egoisanku. aku lelah untuk menghindari Kevin lagi, aku sedang berusaha untuk menghadapi semuanya lagi. Kevin.

  Aku masih belum berani atau berniatan untuk membuka topik mengenai beasiswaku ke Jepang, karena aku tidak ingin merusak mood baikku karena portofolioku sudah diperiksa oleh pihak Universitas Jepang dan aku tinggal menunggu hasilnya saja, paling lama 2 hari aku akan menerima kabarnya. 'masuk Kev, tapi maaf ya berantakan' dengan keberanian yang ku berani-beranikan aku menyuruh Kev untuk masuk, aku siap melibatkan Kev lagi di dalam hidupku. dan dia masuk ke kamarku. 'aku mau pulang hari ini ke Jakarta karena 3 hari lagi aku ada meeting sama client baru buat design di Thailand' aku shock bahkan  lebih ke sedih karena aku merasa telat tidak bisa menghabiskan banyak waktu bersama Kev. aku diam saja tidak merespon apa-apa. Lalu, dia datang menghampiriku 'aku kangen banget Ki, banget. jangan kaya gini lagi, kalo kamu butuh waktu untuk sendiri tinggal bilang sama aku, aku menghargai itu dari pada kamu harus ngebohongin aku. aku gabisa.' aku masih menundukkan kepalaku, masih tidak mampu untuk melihat Kevin secara dekat dan rasanya seperti sulit untuk mengatur segala emosi-ku. aku tetap berdiam.

**
Gue masuk ke kamar Kiki karena dia mempersilahkan gue masuk. dia hanya terdiam dan terlihat menghindari tatapan mata gue. sangat terlihat. Dan akhirnya gue memutuskan untuk duduk di sebelahnya dan bilang kalo gue gabisa dia pergi gitu aja, gue bisa ngerti kalo dia butuh waktu dan gue akan menghargai itu. gue cuman butuh kata-kata kalo dia mau pergi bahkan peringatan, bukan kehampaan. gue melanjutkan omongan gue, 'liat aku Ki, gausah kaya gini. gausah merasa bersalah karena semuanya bisa diselesaikan baik-baik.' dan Kiki langsung melihat lurus ke mata gue, lagi-lagi gue melihat dia menangis di depan gue, gue memeluknya erat. lalu Kiki bilang 'i'm so sorry Kev, aku benar-benar minta maaf' gue makin menariknya ke dalam pelukan gue. 'it's okay baby'. Dan setelah itu gue nemenin dia makan sambil dengerin lagu Honne - Day One, gue nanya sama dia pada waktu itu kenapa suka sama lagu ini bahkan sampe di repeat, kata Kiki lagu ini mengingatkan-nya ketika gue dan dia pergi ke Warung Kopi pertemuan pertama kita setelah gue balik dari Jerman, dimana pada malam itu gue dapat memegang tanganya lagi.

**
'kamu yakin mau pulang hari ini, udah beli tiket?' aku menanyakan hal itu kepada Kevin untuk memastikan saja. Kevin tersenyum dan menjawab 'ya belum lah, baru hari pertama ketemu lagi masa langsung pulang, aku cuman ngetes aja ngomong kaya gitu tadi, kamu sedih ngga. eh malah nangis' katanya merasa menang dan di waktu yang bersamaan aku langsung melempar bantal ke arahnya. Kevin semaking terbahak-bahak.

  Akhirnya aku menceritakan semua ke Kevin mengenai Al, Al akan menikah dengan Nisa dan Kevin kaget karena dia berpikiran bahwa aku dan Al mempunyai hubungan yang serius. Kita pergi ke Gunung Kidul naik mobil Kevin. 'Kev kamu ngga capek ke Semarang naik mobil? sendirian pula' lalu Kevin langsung menarik tanganku. 'capek banget lah, mana ngga ada tangan yang bisa di pegang kaya gini lagi kan' Kevin sambil tertawa dan menggengam tangan kananku. Sepanjang perjalanan aku dan Kevin benar-benar bertukar cerita, dari sedih, seneng, sedih bahkan kecewa. Namun, dia tetap memegang tanganku. dan aku masih belum berani untuk bicara mengenai beasiswa ke Jepang. Aku tidak ingin merusak moment lagi.

**
 Sepanjang perjalanan menuju Gunung Kidul gue sama Kiki bertukar cerita, cerita apapun yang pernah kita lewatkan dari yang termudah hingga terberat. Dan di sepanjang perjalanan menuju Gunung Kidul pun gue tidak melepaskan genggaman tanganku ke Kiki, bersyukur banget mobil gue matic jadi tidak perlu repot-repot gunta ganti perseneling.

  Sesampainya kita di Pantai Indrayanti, gue langsung turun dan Kiki nungguin gue di depan, ketika gue mau gandeng tanganya, dia malah gandeng tangan gue duluan. Dari jauh gue bisa melihat Al udah senyum-senyum melihat kita, gue gapaham maksudnya apa. apa lagi yang Kiki sembunyikan dari gue dan Al tau, gue hampir bete kalo memikirkan itu. 'Wih gila ya kamu gercep juga udah baikan aja tapi kenapa matanya masih bengep? kan orangnya udah ada tuh' ucap Al langsung ke Kiki, Kiki cuman merespon dengan tertawa. 'Apa kabar Kevin, kenalin ini Nisa calon istriku' ucap Al sambil ngenalin Nisa sambil ketawa-ketawa, Nisa pun juga ketawa, mereka berdua kaya tahu sesuatu yang gue gatau. Hampir dua jam setengah kita di pantai sambil makan siang, kira-kira kita baru abis ashar berpisah. Al dan Nisa langsung balik kerumah Nisa karena mau ketemu dengan penjahit baju pernikah mereka berdua. 'mau aku yang bawa ngga Kev? kamu bobo aja, kasian belum tidur dari tadi nguap terus' kata Kiki cepat sambil mengambil kunci mobil dari tangan gue, gue sebenernya gamau dia bawa mobil tapi rasa kantuk tak tertahankan. dan akhirnya gue mengiyakan saja. ketika mobil sudah dijalankan gue langsung narik tanganya dia untuk gue pegang. 'untuk teman tidur tanganya dulu deh ya aku pinjam. kalo waktunya udah tepat nanti kamunya yang jadi temen bobo' kata gue sambil mengecup tanganya dan gue langsung tidur.

**
Aku tertawa mendengarkan Kevin berbicara seperti itu, aku hanya mampu mengaminkan-nya di dalam hatiku, setelah ku pastikan dia tidur pulas, aku tarik tanganku dari Kevin, karena cukup pegal nyetir pakai tangan satu. Hampir satu jam Kevin tertidur dan aku sedang mendengarkan lagu yang tersambung dengan Handphone Kev, dan tidak lama kemudian ada telepon masuk dari Isabelle, tidak dapat di pungkir rasa bete tiba-tiba menyelinap, Namun Kevin tidak bangun dan yasudah aku juga tidak berniat untuk membangukan-nya.
'Kev, bangun.' kataku sambil mencolek tanganya dengan telunjuk-ku. tanganku malah ditariknya 'yang bener banguninya' aku tertawa karena sudah lama tidak melihat Kevin semanja ini. 'Kevin bangun cepet' aku hanya menjawab seperti itu lalu kupanggil namanya sampai tiga kali dia masih dalam kondisi pura-pura tidur dan masih memegang tanganku, dan aku ingat sesuatu bahwa dia pernah bicara kalau di bangunin tidur sama aku maunya dipanggil Sayang, aku baru memikirkan-nya saja sudah tertawa. 'fine, sayang ayok bangun. kita mau makan nih, aku lapar' Kevin tersenyum dan langsung bangun. 'udah sayang, yuk.' ucapnya sambil tersenyum dan ngeloyor keluar pergi mendahulukan aku. lagi-lagi aku hanya tersenyum.

**
Gue cuman bisa senyum-senyum sendiri ketika pancingan gue ke Kiki berhasil, ketika kita sedang makan aku mengambil gambarnya yang sedang fokus dengan makananya dan disaat yang sama langsung gue jadikan homescreen dan lockscreen di hp gue. Gue juga upload kebersamaan kita ke Instagram. ketika gue sedang main dengan hp gue tiba-tiba ada telepon masuk dari Isabelle. otomatis gue langsung melihat ke Kiki. 'angkat aja Kev, dari kamu tidur dia udah telepon dua kali' gue kaget ketika Kiki ngomong kaya gitu.

   Setelah gue berbincang dengan Isabelle di telepon gue langsung melihat rawut wajah Kiki apa dia bete atau tidak, yang gue lihat dia malah ketawa-ketawa aja. 'kok kamu ngga cemburu sih?' gue langsung nembak Kiki seperti itu. 'untuk apa Kev?' jawaban Kiki buat gue kaget dan tidak bisa di pungkir gue bete namun gue gamau merusak suasana akhirnya yasudahlah mungkin memang dia sudah tidak cemburu.

Akhirnya kita balik ke penginapan, dan gantian kali ini Kiki yang tidur dan tidak sengaja ketika handphoneya Kiki bunyi bahwa ada chat yang masuk nama Al yang muncul. Cukup shock karena Kiki save nama Al dengan kata Mas Al dan dengan tanda Unicorn. gue cemburu sangat walau sepele dan akhirnya gue mencoba untuk membuka handphone Kiki, penasaran juga apakah Fingerprint gue masih ada di handphone-nya dan boom! handphoneya masih bisa terbuka. kali ini wallpaper handphoneya hanya gambar senja saja lalu gue buka call log, dan muncul emot love merah saja di paling atas, gue makin bete siapa lagi sih love ini pas gue telepon, malah nyambung ke nomor gue dan di lcd player gue muncul nama Sayang. gue makin gede kepala dan makin senyum-senyum sendiri pas lihat kaya ginian langsung, gue langsung melihat Kiki, dia benar-benar terlihat capek dan menggemaskan, gue cuman bisa mengusap rambutnya dan bilang 'i love you, sayang'.

--
  

Kevin? (30)

Setelah kejadian tadi malem, gue nemenin Kiki nangis walau hanya dari sambungan telpon gue tetep merasa lega dan bisa tau apa yang dia rasa, walau tidak semua. Entah kenapa pagi itu gue bener - bener pengen makan breakfast wrapnya mekdi dan akhirnya gue memutuskan untuk sarapan di mekdi aja sekalian gue mau re-confirm kerjaan gue sama client dan mau siap-siap balik lagi ke Jakarta.
 Gue baru aja selesai ngunci pintu kamar penginapan pas balik badan langsung kegep sama Kiki yang jelas-jelas berdiri dibelakang gue sambil megang gelas yang isinya teh (teh biasanya fasilitas dari hotel ini itung-itung breakfast). Gue bener-bener shock dan ngga bisa mikir sama sekali, ngga tau juga mau jawab apa kalo dia nanya kenapa bisa ada di Jogja dan bisa nginep di hotel yang sama kaya dia. Dan tidak bisa di pungkir gue hanya mematung tanpa mengatakan sepatah katapun, yang bisa gue lihat dengan jelas adalah matanya Kiki benar-benar sembab dan bahkan gue bisa menyimpulkan dia sedang susah untuk melek terlalu lama.

**
Aku baru aja bangun dan terasa aus banget abis nangis hampir semalaman dan aku berniat ingin menelpon Kevin dan meminta maaf padanya atas segala sifat kekanak-kanankan ku, aku baru keluar kamar dan mengambil teh manis hangatku yang disediakan oleh hotel tempatku menginap. Entah kebenaran atau aku sedang menghayal, aku benar-benar tidak memalingkan wajahku dari sosok badan itu, aku benar-benar kenal dan hapal postur badan itu, cara dia berdiri dan wangi parfumnya walau bukan wangi Mint.
 Untuk memastikan aku menunggu sampai pria ini berbalik badan dan menatapku langsung. ketika dia berbalik badan dengan cepat jantungku berdetak, rasanya aku tidak bisa marah bahkan melontarkan pertanyaan saja aku tidak bisa, aku hanya mampu berdiri dan menatapnya. Aku hampir tidak kuasa untuk menahan air mataku yang sudah ingin keluar, dan akhirnya air mataku tumpah di dalam pelukanya. Dengan cepat Kevin menghampiri-ku dan memeluk-ku dengan erat, dia memang tidak berbicara apapun. yang aku butuhkan hanya ini. pelukan hangat.

**
Gue bener-bener kaget sekaget-kagetnya, gue juga cuman bisa ngeliat Kiki dia mematung sambil menatap gue dengan tatapanya yang khas, gue bisa melihat ada air mata di ujung matanya yang sudah mengembang. Tanpa banyak basa-basi, gue langsung datang kepadanya dan gue memeluknya erat, dia membalas pelukan gue dengan sisa tenaga yang dia miliki. gue ngga berani ngomong apa-apa gue hanya bisa memeluknya saja.
 Namun, tidak lama gue membisikan kata-kata yang selalu ingin gue sampaikan ke dia namun tidak pernah terrealisasikan, 'aku disini Ki, selalu disini' dan akhirnya pagi itu terrealisasikan. Cukup lama kita berpelukan, akhirnya dia melepaskan pelukanya dan memberikan gue senyum, gue udah siap dengan segala konsekuensinya kalo dia ingin gue pergi atau dia ingin pergi dari gue lagi. gue siap.
"dari kapan kamu tau aku di Jogja? pantes Al bilang dia ngeliat kamu di Gudeg Yu Djum, tapi aku gapercaya. Eh ternyata kamu beneran di Jogja toh, sebelahan pula' gue kaget denger dia ngomong gitu, bukan masalah kepergok sama dia gue di Jogja, tapi setelah sekian lama gue mendengar dia menyebutkan nama Al lagi, pria yang selalu bikin gue cemburu, apapun yang dia lakuin.
  Gue cuman senyum dan jawab. 'udah berapa lama ya, ngga ngitungin juga. oh ada Al juga disini, kamu sama Al sekarang?' entah apa yang gue pikirkan tapi gue menanyakan hal semacam itu. 'ohalah okay, hah maksudnya gimana? iya lagi nemenin Al disini karena ada suatu kepentingan juga sama dia jadi ya sekalian aja liburan. eh aku masuk dulu ya, mau ada Class Online. see ya Kev, kita maksi bareng ya' gue cukup kaget denger jawaban Kiki dan dia dengan cepat kembali masuk ke kamarnya. Dan gue sempet mengintip sedikit ke kamarnya, bener-bener banyak kertas berserakan dan segala macam pensil, penghapus dan penggaris sisanya gak keliataan karena dia cepet banget nutup pintu kamarnya.

**
Aku benar-benar meninggalkan Kevin diluar, sejujurnya masih banyak yang ingin aku tanya dan sampaikan kepada Kev, namun aku tidak bisa karena ada Class Online sama Proffesor Pembimbingku di Jepang. Jadi aku dengan secepat kilat meninggalkan Kev dan langsung tersembung dengan Proffesor-ku dan tidak lupa aku mengajaknya untuk makan siang diluar bersama. semoga aku tidak ketiduran. doaku pagi itu.

**
Setelah gue meninggalkan penginapan akhirnya gue balik lagi ke Mekdi Malioboro, dan langsung order dua breakfast wrap, milo dan cheese burger double dengan kentang goreng yang dibungkus untuk gue kasih ke tetangga sebelah kamar penginapan gue. Kiki.