Kamis, 20 September 2018

Kevin? (29)

Malam itu, aku memutuskan untuk mengerjakan semua hutangku di Mekdi Malioboro, kenapa aku memutuskan untuk kesana, karena dekat dengan tempat penginapanku. Aku dikejar deadline untuk bisa menyelesaikan portopolio untuk beasiswaku.
Selama aku berada di Mekdi, aku benar-benar tidak memperdulikan sekelilingku, mata, otak dan hatiku hanya terfokus ke mimpi terbesarku. Ya, kuliah di Jepang. Selain aku suka Jepang, aku juga ingin menghidupkan mimpiku pertama kali di Jepang, Jepang adalah tempat terfavorit keluarga besarku untuk berlibur, jadi ketika di Jepang aku bisa merasakan bahwa aku tidak sendiri, selalu ada keluarga besarku untuk menyemangatiku hingga aku dapat menyelesaikan mimpiku yang pertama.
  Kemungkinan besar, setelah aku selesai dengan urusan beasiswa ku di Jepang, aku akan mulai hijrah ke Belahan Eropa, kenapa Eropa, karena aku jatuh cinta dengan segala keindahanya dan satu alasan yang terpenting, aku tergila-gila dengan Aurora. Aku sangat bermimpi aku bisa melihat dan menikmati Aurora dengan mataku langsung, lebih indah mungkin bila ditemani dengan seseorang yang special atau mungkin seseorang special yang berani melangkah bersamaku ke jenjang yang lebih tinggi. Pernikahan.
**
Gue akhirnya memutuskan untuk nginep di hotel yang sama kaya Kiki, dan lebih indahnya adalah kamarku dan kamarnya bersebelahan, jadi cukup mudah untuk dapat mendengar apa yang sedang ia lakukan walau samar-samar. Kiki tidak kemana-mana pada hari itu, mungkin dia terlelah atau bahkan dia ingin bersantai. Namun, pukul 8 malam aku bisa mendengar jelas dari kamar Kiki bahwa dia sedang memutar lagu The Words dari Christian Perri, gue tersentak langsung. Gue kaget, dia pernah bilang ke gue, lagu ini mengingatkan dia dengan Almh. Mbah uti-nya, dia bisa nangis dan buat matanya beneran bengkak sampai susah melek bila denger lagu ini, ya Kiki begitu dekat dengan Mbahnya hingga hari terakhir sebelum beliau menghembuskan nafasnya. Hasrat ingin berlari dan memeluk gue begitu tinggi, lebih tinggi dari sebelumnya.
  Akhirnya gue memberanikan diri untuk kirim pesan ke Kiki 'dont cry, baby' dan terkirim. Gue tau, Kiki pasti paham apa yang gue maksud, dan gue bisa jamin dia bakal kebingungan kenapa tiba-tiba gue ngomong gitu.

**
Aku sedang lelah, bahkan aku sedang di titik dimana aku membutuhkan seseorang yang dapat mengerti aku seperti Mama dan Almh. Mbah uti-ku, mataku langsung merah dan aku memutuskan untuk mendengarkan lagu dari Christina Perri yang berjudul The Words, entah lagu ini begitu hebat membuatku menangis sesegukan. Ya, malam ini aku benar-benar butuh pelukan hangat untuk dapat menenangkan apa yang aku rasa dan membuatku merasa nyaman. Aku semakin nangis ketika ada pesan masuk dari Kev. 'Dont cry, baby' aku menggebu, tanganku bergetar, tangisanku semakin membludak malam itu, kenapa dia bisa merasakan apa yang sedang aku rasakan, aku ingin menelpon dan mendengar suaranya dan aku lakukan. Aku tidak peduli lagi, aku sedang membutuhkan seseorang malam itu.
  Tidak lama, dia menjawab panggilan-ku, aku hanya memanggil namanya dan aku menangis sejadi-jadinya, dia hanya diam, aku tak dapat mendengar suaranya, namun aku merasa aman ketika aku tau bahwa dia selalu ada.

**
Setelah gue ngirim pesan itu, dalam waktu 15 menit Kiki menelpon gue, gue ga mikir panjang, gue langsung jawab panggilanya. Dia hanya memanggil nama gue sekali dan sisanya selama 2 jam nemenin dia, gue hanya mendengar suara tangisanya yang mampu membuat dada gue begitu sesak, gue gatahan rasanya gue ingin datang kesebelah dan bisa memeluknya langsung dan membuatnya nyaman. Namun gue selalu mengurungkan niat gue, gue ingin ada di dekatnya walau dia tidak mengetahuinya, gue gapengen dia pergi lagi dan gue ingin memberikan hukuman kepada diri gue sendiri.
  Setelah 2 jam setengah gue mendengarkan dia nangis, akhirnya dia tertidur karena gue dapat mendengar suara napasnya di ujung telepon. Gue hanya mampu membisikan-nya. 'I'm here sayang, i always here' gue belum berani untuk mengungkapkan nya secara langsung namun Kiki selalu tau bahwa gue selalu ada ketika dia sedang merasakan beban berat di pundaknya.

Selamat tidur wanita pujaanku, semoga kamu tau bahwa aku ada ditempat yang sama denganmu, jadi tolong lihatlah sekelilingmu. Aku ada.

Selasa, 08 Mei 2018

Kevin? (28)

Secara singkatnya, gue di Unggaran hanya beberapa hari aja kalo gasalah hanya 2 harian sisanya gue sengaja mau menghabiskan sisa bolos kerja gue di Jogja. gatau kenapa malem itu gue beneran laper selaper itu akhirnya gue memutuskan untuk makan di Mekdi Malioboro Mall. seperti biasa gue pesen panas 2, chicken bite, french fries yang large dan sundae coklat. Ya namanya juga lelaki makan banyak merupakan hal biasa, apalagi gue dari Unggaran emang belum makan apa - apa jadi santai.

Mata gue menyapu semua ruangan buat cari tempat duduk yang kosong dan sekalian mau cek kerjaan, kali aja bos gue marah karena gue main cabut aja tanpa ada basa-basi sebelumnya. Akhirnya gue milih di pojokan aja kayanya lebih tenang dan santai, gue milih duduk disebrang kanan-nya orang yang pake jaket merah menyala dan doi pake kupluk, gue sampe kesel kenapa nih orang so iya banget sampe pake kupluk dan buka laptop kebeneran gue tau aplikasi itu, itu adalah aplikasi buat ngedesign gambar 4D. Dan menurut gue ngga semua orang bisa pake aplikasi itu karena ya memang susah, jujur gue aja masih terbata-bata pake itu aplikasi tapi nih orang luwes banget kaya udah biasa.

Mulai lah gue menikmati pemandangan yang menurut gue nikmat dunia, gue langsung sikat abis paket nasi dua ayam gue dan setelah selesai makan gue lebih milih buat cuci tangan dulu karena biar santai dan langsung bisa cek kerjaan dan langsung menuntaskan-nya. Lagi enak-enak nyantap sundae coklat tiba-tiba tuh orang sebrang gue buka kupluknya dan gue kaget dong ternyata dia perempuan yang rambutnya di urai berantakan, gila gue langsung penasaran siapa sih nih orang, macam orang penting aja, dan gue masih ngeliatin dia, galama dia streching-in badanya muter kiri terlebih dahulu abis itu muter kanan. Bam!, pas doi muter kanan yang otomatis gue pasti liat jelas wajahnya doi. Pas doi puter kanan bisa gue pastikan gue degdegan setengah mati gue bener-bener melongo buat mastiin lagi gue masih ngeliatin tuh orang, lalu pas dia jalan kearah area pemesanan gue makin jelas ngeliat wajahnya. Iya itu Kiki, wanita yang ngeporak poranda kan semua bangunan yang udah gue bikin selama di Unggaran buat ngga inget dia lagi, karena dia juga melakukan hal yang sama ke gue. Ada rasa kesal yang tiba-tiba muncul kenapa dia ngebohongin orang kantor dia cuti ke Jepang tapi malah ada di Jogja, namun rasa kesel gue kalah dengan rasa rindu gue yang udah berkobar, rasanya gue langsung ingin ngejar dan meluk dia sebisa gue tapi gue urungkan niat gue karena itu malah bahkan suasana hatinya dia berubah dan dia pasti milih buat cabut dari sini dan dari Jogja.

Gue bener-bener yakin itu Kiki, setengah mati yakin bahwa itu dia. Dia terlihat kaya stress berat dan kurang tidur, gue baru pertama kali ngeliat dia berpenampilan bener-bener 'apa adanya' cuman rambutnya terurai berantakan, pake kacamata dan yang tidak pernah ketinggalan dari Kiki adalah earphones. Dia kembali lewat sambil bawa minuman ukuran besar dan sundae coklat, entah apa yang sedang dia kerjakan tapi gue makin penasaran kenapa dia seserius itu sampe ngga liat gue ada di tempat dan ruangan yang sama kaya dia. Gue bener-bener harus menyingkirkan egoisme gue, gue berusaha mengkalahkan kemauan gue untuk nyamperin dia dan hasilnya adalah gue bener-bener ngga nyamperin dia sama sekali. Dia kembali berkutat dengan laptopnya sesekali dia membuka buku dan membuka earphones-nya. kali ini dia berkutat dengan laptopnya tanpa ada earphones lalu dia mencolokkan hpnya ke laptopnya dan ngecharger.

  Jam menunjukkan pukul 1.45 malam tapi dia masih berkutat menurut gue dia kaya sedang membuat sesuatu yang serius yang tidak bisa diganggu gugat, Kiki memang tipikal perempuan yang selalu serius dalam mengerjakan apapun apalagi bila berhubungan dengan kerjaan atau passion-nya dia. Kali ini dia mulai mengikat rambutnya dengan ciri khasnya yaitu membuat cepolan hingga keatas dan ngga lama dia ngeberesin semua peralatanya tapi sebelum dia ngeliat gue, gue berusaha untuk pake kupluk dan masker gue, untngnya tadi gue ke Mekdi pake ojek online jadi punya stok masker. Lalu dia lewat persis di depan gue, kali ini tidak ada wangi strawberry yang tercium, namun wangi ini seperti tidak asing bagiku. Ya ini wangi bodyspray yang biasa aku pakai. Mint. Bisa gue pastiin mata kita beradu pandang namun dia langsung membuat tatapanya begitu aja karena menurut dia gue itu orang asing. Galama dia keluar gue keluar juga dari Mekdi.

  Gue heran kenapa dia jalan kaki, gue berhasil ngikutin dia sampai penginapan-nya. Dia selalu milih tempat penginapan yang sama kaya sebelumnya, daerah Dagen selalu jadi tempat favorit dia buat nginep karena menurut dia ini adalah tempat yang strategis. Lalu dia naik keatas dan dia lenyap begitu saja karena naik kelantai dua. Tanpa pikir panjang gue langsung memilih untuk nginep ditempat yang sama kaya Kiki. Besok gue tinggal cek out lagi dan kembali ke hotel tempat gue nginep sebelumnya.

Percaya lah, rindu termenyakitkan adalah rindu yang tidak bisa bertemu. Entah karena memang belum bisa ketemu atau memang tidak mau ketemu. Tapi bisa ngeliat orang yang dirindukan dari jauh pun bisa menghilangkan rindu walaupun setitik, sisanya adalah rindu ini semakin menguasai dan mungkin akan siap meledak.