Senin, 21 Desember 2015

Kevin? (15)

tepat hari ini aku dua minggu di Jambi aku pulang lebih dulu karena ada urusan pekerjaan yang belum selesai lebih tepatnya aku ingin menghindari Kev untuk kesekian kalinya. karena aku mulai merasakan rasa itu lagi,rasa itu mulai mengetuk hatiku kembali. Aku terlalu takut untuk memendamnya lagi.
**
Pagi ini, gue nganterin Kiki ke bandara, gue rada setengah hati buat ngelepas dia balik ke Jakarta sendirian. Pengen rasanya gue anter Kiki ke Jakarta, namun apa daya gue harus tinggal di Jambi sampe Mar selesai operasi ketiga, operasi penentuan untuk sumsum tulang belakang yang telah di donorkan seseorang untuk Mar. Harus gue akuin gue berat meninggalkan mereka berdua sendiri di tempat yang berbeda.
"Kev, are you okay?" Lamunan gue dibuyarkan oleh Kiki. "I'm okay Ki" gue memegang tangan Kiki erat. "kamu yakin mau pulang sekarang Ki? Aku butuh kamu disini" gue menunggu respon dari Kiki namun Kiki hanya menggeleng. "Aku gabisa Kev,ada pekerjaan yang harus aku selesaikan, aku harap kamu ngerti" Gue hanya bengong melihar reaksi Kiki barusan.
**
Rasanya aku tak tega melihat Kev memohon seperti ini, aku begitu ingin menemani dia selama di Jambi namun aku tak kuasa menahan semua rasa ini sendiri, aku butuh waktu untuk membuat semuanya berjalan normal. "Kev, aku pamit ya. Aku titip Mar,Nyai sama kamu ya Kev. salam kecup manisku untuk Mar, bye" ku kecup pipi kanan Kev dengan manja lalu aku pergi meninggalkan Kev dibelakang, air mataku mulai jatuh membasahi kedua pipi ini. Aku tetap berjalan tanpa sedikit pun menoleh kebelakang.
**
gue melihat Kiki semakin jauh meninggalkan gue sendiri ditengah - tengah lobby bandara. rasanya gue ingin mengejar dan memeluk dia sebagai tanda perpisahan ini namun gue urungi niat gue itu karena gue mulai gak mampu untuk menatap kedua matanya dia yang selalu bikin gue jatuh cinta, tatapan matanya yang sejuk yang bisa membuat gue merasakan gue berada di rumah. Ki, cinta tau kemana dia harus pulang. ucap gue dalam hati. setelah gue anter Kiki ke bandara gue langsung bergegas menuju Rumah Sakit Santa Theresia tempat dimana Mar akan menjalankan operasi ketiganya ini. kira - kira hampir dua jam aku terjebak macet, tiba - tiba aku menerima telepon dari Andika ayah Marina.
"Kev, lo dimana? Marina udah menjalankan operasi, sebelum operasi dia nanyain lo sama Kiki terus, Kev cepet dateng kesini, Marina butuh lo" gue langsung menutup telepon dari Andika tanpa pikir panjang gue langsung nancap gas dan gue masuk ke salah satu hotel hanya untuk numpang parkir akhirnya gue melanjutkan perjalanan ke Rumah Sakit menggunakan ojek. hanya 35 menit gue diperjalanan, sesampainya gue langsung lari dan naik ke lantai 12 Rumah Sakit ST. Theresia.

Dari kejauhan gue sudah melihat nyai yang sedang menangis sambil memegang Teddy, Teddy adalah boneka panda besar pemberian Kiki untuk Mar. "Kev" panggil Raya Bunda-nya Mar, gue langsung berjalan menuju Raya. "terima kasih banyak Kev, kamu udah menjadi aa yang baik untuk Mar, kamu selalu ada disaat Mar lagi membutuhkan kamu, kamu selalu menyayangi dia sepenuh hati kamu, Kev sebelum Mar pergi keruang operasi dia bilang sama aku, kalo dia seneng bisa liburan bareng kamu sama Kiki, Kev, dia juga menitipkan ini untuk kamu dan untuk Kiki" Raya menangis dipelukan gue. gue semakin lemah,bidadari kecil yang selalu gue sayangi dan cintai selama ini sudah pergi ke Surga bersama Tuhan, gue nangis mengingat semua kenangan gue sama Marina. dan akhirnya gue memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar tempat dimana jasad Mar di tidurkan, gue baru berjalan dua langkah gue langsung tidak kuat hingga gue bisa merasakan air mata membanjiri pipi gue.

 ke-esokan paginya kami sekeluarga mengantarkan Almh. Marina ke tempat per-istirahatan terakhirnya, yaitu TPU Putri Ayu, gue gakuasa buat turun kebawah, ke liang lahatnya Mar, gue hanya melihat Andika dan beberapa pakde gue yang turun ke liang lahat Mar, gue melihar Nyai dan Raya menangis dan terduduk lemas di samping liat lahat Mar, gue lebih milih menjauh dari kuburan Mar karena gue gak cukup kuat berpisah dengan Mar untuk selama-lamanya. akhirnya gue lebih milih duduk di bawah pohon besar yang bisa membantu gue untuk menyembunyikan tangisan ini.
"Kev, aku minta maaf udah ninggalin kamu kemarin, Kev aku turut berduka cita" gue hapal itu suara siapa dan gue langsung menoleh dan menangis di dalam pelukan Kiki dengan sejadi-jadinya. lebih tepatnya kami saling meminjamkan bahu untuk satu sama lain. hampir satu jam kita menangis bersama dan mengingat apa saja yang pernah kita lakukan bersama Mar.

**
Aku dapat kabar dari Andika bahwa Mar telah meninggal dunia, tanpa pikir panjang aku langsung terbang kembali ke kota kelahiran Mar. Jambi. sepanjang perjalanan Jkt-Jambi aku hanya bisa menangis dan melihat foto-foto terakhir bersama Mar betapa menyakitkan semua ini, aku menangis terlalu lama sehingga dadaku begitu sesak dan sulit untuk bernapas secara normal, seorang pramugari mendatangi bangku-ku dan menawarkan segelas air putih untuk membuat aku kembali normal. setelah menangis panjang aku tertidur dan dibangunkan kembali oleh pramugari yang telah memberikan aku segelas air putih.  butuh waktu yang sangat lama dari bandara menuju pemakaman Mar, ketika aku tiba di pemakaman Mar aku melihat sosok yang sangat aku kenal sedang duduk dan meratapi tanah yang terletak dibawah kakinya. Aku langsung datang dan menghampiri dia tanpa pikir panjang. dia menoleh dan langsung memeluk-ku dengan tenaga-nya yang tersisa lalu dia mulai menangis di dalam pelukan-ku. Selamat Jalan Marina Putri Raharjo kami akan selalu menyayangi-mu dan kamu akan selalu ada di dalam lubuk hati kami ucapnya di depan makam Mar, dia mengecup batu nisan dan memberikan bunga yang begitu besar diatasnya. dan lagi-lagi aku menangis.


Jumat, 25 September 2015

Kevin? (14)

sepanjang perjalanan pulang gue cuman ditemani suara dari Alm. Chrisye di radio. seketika jalan di depan gue banyak cahaya yang menerangi, gue sempet heran di sepanjang jalan sebelumnya ngga banyak pencahaya-an begini, gue di berhentikan oleh polisi lalu lintas, beliau memberi tahu bawa jalan di depan gabisa dilewatin karena ada truk yang terbalik jalan dari arah kota ke kabupaten ditutup yang menyebabkan macet hingga 22km. gue mau gamau harus ngebangunin kiki tapi rasanya gatega bangun dia yang lagi tertidur pulas.
 gue nyari penginapan di sepanjang jalan arah balik ke kabupaten, akhirnya gue nemuin hotel yang menurut gue layak buat kami. "Ki, bangun" aku membangunkan kiki dengan lembut. "eumm... kenapa kev?" "kita gabisa pulang, jalan yang di depan di tutup karena ada truk jatuh jalan dari kabupaten ke kota ditutup macet sampe 22km, kita nginep disini aja ya gppkan? besok pagi baru pulang" kiki hanya mengangguk. gue nyari parkir mobil setelah ketemu gue turun duluan buat gendong marina, biar kiki yang ngomong ke resepsionis. "malam mbak mas selamat datang di hotel kami, kami mohon maaf kamar di hotel kami sisa satu kamar, karena terjadinya kecelakaan di jalan depan hotel kami jadi penuh, bagaimana mas mbak?" ucap resepsionis ke kita. "yaudah mbak kita ambil aja" kiki yang ngurusin semua tentang hotel. "makasih mbak mas selamat berlibur di hotel kami" gue sama kiki cuman tersenyum saja. "mbak,mas tunggu" kita diberhentikan lagi sama si mbak resepsionis. "ini ada balon sama coklat buat anaknya" gue cuman senyum aja kiki masang muka shock karena dikira mbak resepsionis kita keluarga kecil.
*
*
aku shock, kami dibilang sepasang suami istri yang sudah mempunyai anak, rasanya aku ingin ketawa ketika melihat ekspresi wajah mbak resepsionis tadi, baru sampai di kamar perut-ku keroncongan rasanya ingin minta tolong kev buat beli makanan di bawah namun aku tak tega. "kev, aku turun dulu ya mau cari makanan buat kita" kev langsung bangun dari tempat duduknya. "aku aja yang cari, kamu disini aja sama marina" jawabnya secepat kilat. "gausah, kamu disini aja istirahat, kasian kamu abis nyetir, tadi aku liat kok di depan hotel ada mini mall yang masih buka" aku langsung meninggalkan kev begitu saja tanpa menunggu jawabanya. aku berjalan dan turun dari lantai 7 hotel, lalu aku nyebrang ke arah mini mall yang masih buka, aku langsung membeli makanan berat dan makanan ringan untuk kita, sekalian untuk besok sarapan. baru aku ingin ke kasir, aku teringat bahwa kami bertiga tidak membawa baju ganti, akhirnya aku susuri lagi dan menemukan tempat baju namun model dan warnanya sama semua, akhirnya aku beli tiga. satu untuk marina dengan ukuran yang lebih kecil. selesai belanja aku langsung naik ke atas lagi. baru kubuka pintu, aku langsung melihat kev sudah terlelap tidur disamping marina, tangan kecil marina memeluk pinggang aa-nya, gak kuasa aku melihat langsung ku abadi kan momen indah ini secepat kilat. tanpa banyak berpikir aku langsung masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih. hampir setengah jam aku bersih-bersih di dalam kamar mandi, ketika keluar kamar mandi aku masih melihat marina dan kev tetridur pulas. akhirnya aku memutuskan untuk tidur di samping marina lalu ku selimuti diriku sekaligus marina dan kev.
*
*
entah jamberapa gue kebangun, gue langsung konek terakhir kiki bilang mau ke mini mall depan hotel tapi sampe saat ini kok dia belum balik, baru gue mau beranjak dari kasur pas gue noleh kiki ternyata tidur disamping marina, gue kaget, kami di batasi oleh bidadari kecil nan lucu yang sedang tertidur pulas dibawah selimutnya tanpa pikir panjang akhirnya gue tidur kembali
*
*
"aa, noki bangun dong ayok kita berenang!" suara marina begitu nyaring di samping-ku aku membuka mata marina masih menggoyang-goyangkan badan kev. "iyaaa mar, aa udah bangun nih, noki juga udah bangun tuh" jawab gue sambil ngucek-ngucek mata. "aku seneng deh aa" "seneng kenapa mar" "seneng bisa bobo bareng sama aa sama noki, ayok kita foto bertiga nanti kasih ke bunda sama ayah" gue sama kiki langsung liat-liatan, "yaudah sinian dong kamunya mar" kev mengiyakan ucapan mar untuk foto bertiga. akhirnya kita foto bertiga di salah satu kev menempelkan tanganya di atas kepala-ku rasanya bagaikan... yatuhan aku tak kuasa menahan kebahagiaan hari ini!
*
*
gue cuman bisa ketawa-ketawa nginget kejadian foto bertiga tadi, setelah sarapan akhirnya kita nemenin marina buat berenang dibawah, kiki yang jiwanya udah cocok banget jadi ibu rela basah-basahan buat bikin marina bahagia, gue cuman bisa ngeliatin mereka berdua dari tempat duduk aja, sebenernya gue pengen berenang juga namun apa daya gue gakuat dingin di pagi hari. pas gue lagi duduk marina nyamperin gue dan minta tolong fotoin sama noki, gue yang punya feeling gak enak akhirnya buka jeans sama baju gue dan gue gabawa hp ke tepi kolam,pas udah sampe deket kolam gue langsung di dorong sama marina, bukan masalah tenaga marina kuat ato engga tapi gue sengaja menjatuhkan badan gue ke dalam kolam biar marina seneng, akhirnya marina juga ikut lompat gue dengan sigap langsung menangkap badan kecil marina, buat seumuran marina sebenernya dia gaboleh berenang di kolam yang dalamnya cukup lumayan dalem. gue bahagia banget bisa melihat mereka tertawa selepas pagi ini
*
*
selesai berenang, aku kev dan marina langsung balik ke kamar bersih-bersih lagu cek out, selesai cek out marina minta makan bubur ayam buatan macik devi, aku dan kev langsung ngomong iya kita makan bubur macik. marina yang langsung kesenengan langsung nyium pipi kanan-ku. "ooh aa gak dicium nih? yang dicium cuman noki aja nih" jawabku cemburu. "iih aa kan lagi nyetir masa aku cium sih" kata marina dengan wajah polosnya. kev cuman tersenyum. "minta cium dong sama noki" aku langsung spontan diam setengah mati mendengar ucapan marina barusan, yang marina tau adalah aku sama kev mempunyai hubungan special padahal sejauh ini aku sama kev masih teman biasa. "ayok dong noki, cium pipinya aa. kasian tuh aa noki" marina merengek-rengek kepadaku secara manja mau tidak mau aku harus mencium pipi kev sebagai simbolis saja, aku merapatkan badanku ke kev namun aku tidak mencium kev bahkan aku malah mencium pipi kiri marina dengan manja. "iih noki nakal masa nyium aku bukan nyium aa" marina kesal dan langsung memasang muka yang begitu menggemaskan. "sama aja sayang, itu perwakilan cium dari aa buat mar" jawabku sambil memainkan rambut marina, marina masih memasang muka kesalnya.
*
*
selesai makan bubur ayam buatan macik devi kita langsung jalan untuk kembali kerumah, gue yang ketawa-ketawa dari tadi melihat kiki mempermainkan marina dengan manja membuat gue ingin memberhentikan waktu, agar kita selalu sehangat seperti ini tidak ada perpisahan yang ada hanyalah cinta di setiap detiknya, gue bisa merasakan rasa yang tumbuh untuk kiki semakin besar dan semakin tidak bisa dibendung, akhirnya gue pasrah biarkan waktu yang membawa gue ke masa-masa indah bersama wanita pujaan gue.

Kamis, 24 September 2015

Kevin? (13)

"noki, noki bangun dong. iih noki susah banget sih dibanguni-nya, noki bangun" aku butuh waktu hampir dua puluh menit untuk berpikir ini hanya mimpi atau kenyataan. ternyata ini benar-benar kenyataan, di pagi buta aku udah dibangunin sama marina, ku tatap matanya dan ku tarik dia ke dalam pelukan. "kenapa sayang?" tanyaku masih sambil terduduk diam di atas ranjang. "noki, mandi ya ikut aku sama aa pergi" katanya sambil mencium pipi kanan-ku. aku terharu baru hari ini aku dibangunkan dengan bidadari nan cantik jelita.
*
*
gue deg-degan setengah mati nunggu marina keluar dari kamar kiki, gue yang minta marina buat bangunin kiki dipagi buta seperti ini, rencanya hari ini gue mau bawa dua wanita kesayangan gue menjelajahi indahnya kota jambi. hampir satu jam gue sama marina nunggu di ruang tengah, dan gak lama ada suara pintu kebuka dan kiki muncul dengan senyuman semeringahnya tapi tetap dengan wajah bantalnya. oh tuhan aku tak kuasa untuk tidak tersenyum melihat kiki pagi ini. pagi ini dia membiarkan rambutnya terurai begitu saja dan dia terlihat lebih santai menggunakan kaos berwarna biru navy berleher v-neck,celana tiga per-empatnya dan sendal jepit yang ia gunakan. sungguh itu membuat gue semakin jatuh cinta sama kiki, hanya dia perempuan yang gue kenal yang bisa menyesuaikan dirinya dengan keadaan.
"pagi noki" sapaku lembut dari ruang tengah, kiki hanya tersenyum lalu dia berjalan ke arah dapur untuk mengambil segelas air putih, "noki, nih dibuatin susu strawberry sama aa, sama kan kayak punya aku?" marina langsung menyambar begitu saja, gue kaget hampir gabisa kontrol muka gue yang udah merah kayak ubi baru mateng. "makasih sayaang" jawab kiki kepada marina. "cieee noki manggil aa sayang" kali ini gue gabisa nahan sifat marina yang begitu polos akhirnya gue mendatangi marina dan membopongnya untuk masuk ke mobil dari pada suasana semakin kaku seperti ini.
*
*
aku tertawa melihat sifat polos marina barusan, rasanya aku ingin menjelaskan ke dia bahwa yang aku panggil sayang bukan kev tapi marina. namun ku-urungkan niat setelah melihat kev membopong marina untuk masuk ke mobil, sebelum jalan aku mau pamit sama nyai namun terlambat ternyata nyai sudah berangkat untuk senam di lapangan komplek. aku berjalan masuk ke mobil dan baru saja aku ingin membuka pintu belakang, seketika jendela depan terbuka. "kamu di depan aja bareng sama marina sama aku" aku gabisa nolak dari pandangan kev yang lembut dan padam dan akhirnya aku mengiyakan tawaran kev untuk duduk di depan. "yes, asik akhirnya aku bisa juga main bareng sama aa sama noki. makasih ya aa udah mau ajak aku jalan-jalan" lagi-lagi marina menyambar begitu saja namun spontan aku sama kiki tertawa barengan begitu saja. "iya sayang, noki juga seneng bisa main sama kamu" "ah noki seneng main sama aku apa main sama aa" lagi-lagi marina membuat aku tertawa dengan sikapnya yang begitu polos. "emang kita mau kemana kev? kamu tumben ngajak aku pergi sepagi ini" tanya-ku ke kev yang mulai serius dibalik setir. kevin melihat ke arah-ku dan menjawab "kamu liat aja nanti, gabakal bisa kamu lupain deh" aku hanya tersenyum.
*
*
pagi ini gue yang megang haluan, gue bakal ngajak dua wanita ini untuk seneng-seneng selama di jambi. gue jalankan mobil ke arah kabupaten kerinci. tempat pertama yang bakal gue tunjukin ke mereka adalah Kebun Teh Kayu Aro yang merupakan peninggalan Belanda. ketika gue sampe, gue melirik ke arah kiki yang lagi makein jaket ke marina. rasanya tak kuasa melihat kelembutan kiki yang begitu tulus ke marina. baru turun dari mobil marina langsung lari-larian di lapangnya Kebun Teh Aro ini, dibelakangnya kiki ngikutin sambil masang muka panik. "kamu santai aja ki, marina sering ke sini kok sama ayah bundanya, petani sini juga udah kenal sama marina, mangkanya marina langsung lari penuh dengan antusias gitu" gue berusaha untuk menjelaskan kiki. "duh alhamdulilah deh, rasanya aku gatega ngeliat dia lari-larian gitu ngeri dia kecapean terus kumat penyakitnya" jawab kiki masih mandangin marina dari kejauhan. "kamu sayang banget ya sama marina?" tanya gue so polos. "duh kamu nanya-nya gabisa yang berbobot dikit?" kiki sambil ketawa. gue sebenernya tau kalo kiki sayang banget sama marina gaperlu gue tanyain gue juga bakal tau jawabanya.
*
*
aku panik melihat marina langsung lari dengan penuh antusias untuk menyusuri Kebun Teh Aro ini pagi ini, suasanya disini masih dingin banget, aku yang hanya menggunakan kaos biasa bisa merasakan dingin yang menghantam tulang-tulangku ini. seketika tangan hangat menyambar pundak-ku. "kamu mau kemana sih buru-buru? santai aja marina udah punya banyak pelindung disini ki" lagi-lagi kev meyakinkan aku lagi bahwa marina akan baik-baik aja disini. "iya kev iya" "kamu jangan iya-iya ki, aku bisa liat dari wajah kamu kalo kamu itu panik" "sotau kamu, kayak tau aja apa yang aku rasa" aku sempat terdiam mendengar perkataan-ku sendiri. "sebenernya gatau sih kamu ngerasain apa sekarang, abisnya kamu gapernah ngasih tau aku apa yang kamu rasa" aku menelan ludah sejadi-jadinya mendengar ucapan kev barusan. "ya kamu cari tau dong, aku lagi ngerasain apa, masa harus aku kasih tau mulu, capek kali" aku langsung meninggalkan kev dibelakang, aku mengejar marina ke tengah-tengah kebun teh. "mar, yuk makan dulu. kita kan belum sarapan" kataku kepada mar, aku langsung menggendong mar lalu tak lama kev berdiri dibelakangku. seketika ada petani yang menyapa. "mas kevin ada di jambi? hebat ya sekarang kesini udah sama istrinya. sini mas saya fotoin bertiga, keluarga bahagia banget ya mas? kapan nikahnya mas?" pertanyaan bertubi-tubi langsung datang dari petani teh barusan. akhirnya kita foto bertiga di tengah-tengah hamparan luasnya Kebon Teh Kayu Aro. "mas mesraan dikit dong, sama istrinya ini" kevin spontan langsung memeluk pinggang-ku dengan tangan kirinya, tanganya kanan sambil memegang marina.
*
*
selesai foto ditengah-tengah kebun teh, kita langsung berjalan ke arah saung di dekat lahan untuk parkiran mobil, rasanya gue gak kuasa buat ngeliat pemadangan ini. baru kali ini marina begitu dekat dengan teman wanita gue, Anin aja mantan gue yang pernah gue ajak ke jambi juga gabisa sedeket ini sama mar, mar sama kiki kayak punya hubungan special, seperti sesuatu yang tidak bisa dilepaskan. "mar, kamu mau aa suapin gak" tanya gue sengaja biar kiki makan dulu. "gausah suapin aku aa, suapin noki aja kasian noki belum makan" gue natap mar yang begitu banyak pengharapan di dalamnya. akhirnya gue nyuapin kiki dengan tangan gue sendiri. "kamu kesinian dong ki, kamu mau aku kejar-kejar kayak marina biar buka mulut?" spontan gue sama kiki tertawa. akhirnya kiki bener-bener duduk disebelah gue dan gue nyuapin kiki biar di sekalian makan. lebih tepatnya gue satu piring sama kiki, gue seneng bisa menghabiskan hari indah ini bersama dua bidadari.
*
*
hampir dua jam setengah kita bertiga menghabiskan waktu di Kebun Teh Kayu Aro, persinggahan berikutnya adalah Air Terjun Ranah Sungai Ipuh yang terletak di kabupaten Bungo, namun karena waktu yang tidak memungkin untuk main air di Air terjun akhirnya kami membatalkan untuk pergi kesana, akhirnya kita kembali kerumah.
*
*
lagi-lagi gue melihat pemadangan indah, karena ac mobil dingin ditambah diluar hujan turun membuat kiki dan marina mengumpat di satu selimut yang sama. hati-ku ter-enyut melihat pemadangan indah seperti ini, rasanya aku ingin berbagi selimut juga dengan mereka berdua namun tidak mungkin gue hanya bisa tertawa basi. gue ngelus-ngelus kepala kiki, gue pikir dia udah terlelap ternyata belum. "kenapa kev? kamu capek? mau gantian sama aku" tanyanya dari balik selimut besar. "engga ki, aku pikir kamu udah bobo" "belum kev, dingin banget beneran" "kamu mau aku matiin ac-nya?" tanya kev masih mandangin jalan. "gausah kev kasian mar" akhirnya gue gabisa melakukan apa-apa. gue tarik tangan kiki keluar dari selimut. gue memegamnya dengan erat. "ki, makasih banyak ya kamu udah memperlakukan mar dengan special" gue diem dan akhirnya gue noleh ke arah kiki sekalian nunggu jawaban kiki ternyata dia sudah tertidur secepat itu akhirnya gue mengecup punggung tangan kiki dengan hangat dan lembut.

Selasa, 22 September 2015

Kevin? (12)

ke-esokan paginya gue ada niatan mau jogging tapi gue urungkan niat gue ketika gue ngeliat kiki lagi ngurusin taman nyai sendirian. rasanya kaki gue gak bisa melangkah untuk lebih jauh kalo gak sama kiki. gue samperin kiki yang wajahnya udah hampir gak keliataan karena banyak coretan tanah yang menenggelamkan wajah manisnya. "sini aku bantuin" langsung ku tarik pot yang sedang kiki pegang. "tumben kamu udah bangun,biasanya kalo ngabarin aku siang" gue langsung nyengir gak karuan pas kiki ngomong kayak gitu. "ingatan kam bagus ya, manisku"
**
aku rasanya ingin memeluk kev saat ini juga, jujur saja aku kangen dengan panggilan itu, aku kangen terlelap di tengah perbincangan di telepon setiap malam, aku kangen dia bilang kangen pipi-ku yang gembil, aku kangen kamu kev. andaikan kamu tau rasanya begitu sulit untuk menghapus semua tentang kamu dari ingatan-ku namun apa daya mau tak mau aku harus bisa melupakan mu walaupun terasa pait untukku.

**
"dih gajelas kan kamu, masa udah aku bantuin kamu bengong" kata kev sambil membopong pot besar yang di isi dengan pohon salem, aku hanya tersenyum mendengar ucapan kev barusan.
**
gue seneng setengah mati ngabisin satu harian penuh sama kiki, walaupun hanya di taman belakang rumah nyai, dan seharian juga gue galiat si wanita kecil manis yang selalu bikin gue ingin menggigit pipinya, marina. entah kemana dia pergi seharian ini gue gak sama sekali ngeliat dia di manapun. "ki, kamu liat marina gak sih? aku belum ketemu dia nih hari ini" tanyaku kepada kiki yang masih sibuk nanenim bibit buah strawberry. "dia pergi sama nyai sama bang bondan juga, gatau mereka kemana. pas aku mau tanya mau kemana mobilnya udah ilang gitu aja" gue cuman ngakak denger kiki jawab kayak gitu kenapa dia begitu polos, gue ngeliat ke arah kiki lagi. sekarang dia bener-bener tenggelam di antara bibit buah strawberry, entah apa yang membuat dia begitu cinta dengan buah yang rasanya gabisa ditebak itu.
*
*
dan akhirnya malam pun tiba, aku mendengar suara mobil di teras, dan aku kaget melihat mar yang langsung antusias melihat aku sedang duduk di ruang tengah sambil memegangi remot tv yang sedang aku pegang. "nokiii, aku kangen!" ucap mar sambil langsung memeluk-ku dengan erat, "kamu abis dari mana sayang?" jawabku kepada wanita kecil di hadapan-ku ini. "nih buat noki, dari aku sama aa" mar langsung menyodorkan boneka panda yang begitu besar hampir setengah dari badan-ku, boneka panda itu dibawain sama bang bondan ke kehadapan-ku sama mar. "loh, kok kamu tau noki suka sama boneka panda?" tanyaku langsung ke mar. "waktu noki belum dateng kesini, aku dibeliin boneka yang sama kayak gini noki, terus aa bilang kalo noki suka banget sama panda, sampe noki pengen banget ke jepang buat ngeliat panda secara langsung, iya kan noki" aku hanya tertawa mendengar suara mar yang begitu imut, langsung ku tarik ke dalam pelukan-ku. dan tidak lama ka riana datang kerumah nyai, ka riana adalah ibu kandung-nya mar. "mar kamu udah pulang sayang" katanya ibu kepada anaknya. "udah bunda, bunda aku mau mandi terus mau bobo bunda, aku capek" aku geli mendengar rengekan manja mar kepadanya bundanya namun aku bisa merasakan betapa besar kasih sayang mar ke ka riana. "yaudah yuk mandi, bunda temenin" ucap ka riana ke marina. "noki aku mandi ya terus mau bobo, noki malam ini aku bobo sama bunda ya. abisnya aku mau bobo sama noki sama aa gak dibolehin sama bunda" aku menelan ludah mendengar ucapan marina barusan. "iya sayang, selamat bobo" aku mencium kening marina dengan hangat.
*
*
gue histeris denger ucapan mar ke kiki barusan, dia pengen tidur bareng gue sama kiki. gue langsung ngakak ngga karuan, kenapa semuanya bisa terlalu dalam seperti ini, kenapa semuanya terlalu berbekas seperti ini, gue cuman takut kiki ninggalin gue lagi, ninggalin gue begitu saja tanpa kata yang terucap dari mulutnya. entah kata kejujuran atau kata perpisahan. ki, rasanya berat buat meninggalkan lo tanpa alasan, rasanya gue ga sanggup untuk berkata kalo gue mau nerusin study ke jerman, ki gue ngga sanggup meninggalkan lo sendiri di negeri ini.
*
*
aku melihat kev lagi duduk sendirian di kolam ikan samping rumah nyai, rasanya aku ingin menghabiskan malam ini hanya untuk berbicara dengan kev. aku sangat ingin namun aku tak kuasa untuk melangkah-kan kaki-ku ke hadapanya sekarang. aku seperti tidak mempunyai topik apapun untuk berbicara kepada kev, akhirnya ku urungkan niatku untuk menghabiskan malam bersama kev. aku kembali masuk ke kamar-ku dan langsung ku matikan lampu kamarku, tak lama hp-ku getar ada wa dari kev. "selamat tidur, wanita manis yang sombong gamau nyamperin aku dikolam ikan. mimpi indah:)" aku langsung deg-degan setengah mati, tau dari mana kev kalo aku melihat dia sedang duduk di pinggir kolam, aku tak berani membalas pesan singkat dari kev, aku hanya bisa menempelkan ponsel di dadaku dan aku tertidur.

Sabtu, 22 Agustus 2015

Kevin? (11)

pas adzan magbrib berkumandang gue ngeliat Kiki baru selesai keluar dari kamar mandi, gue ga sengaja melihat ke arahnya pas Kiki ngerasa ada yang ngeliatin gue langsung mengalihkan pandangan gue dari kamarnya seketika pintu kamar Kiki tertutup dan gue hanya bisa tertawa. "aa ngapai si ketawa-ketawa sendiri" aku di kagetkan dengan sentuhan lembut tangan mungilnya Mar. "aa seneng ada noki disini jadinya Mar ga kesepian deh" "iih aa suka bohong kan yang seneng aa yakan? jangan bohong aa"
**
aku menahan tawa mendengar ucapan polos Mar ke Kev aku bisa pastikan wajah Kev akan berubah menjadi merah padam, aku menarik pelatuk pintu kamarku dan langsung disambut hangat dengan pelukan Mar, tak lama nyai juga keluar dari kamarnya, aku baru bertemu nyai, aku langsung mendatangi nyai dan langsung sungkem dengan nyai. "cantik kemana aja kok baru dateng? kasian pacarnya sendirian disini" aku masih mencerna ucapan nyai. "nyai, apa kabar? maaf nyai aku kemarin lagi banyak pekerjaan dijakarta jadi baru sempet datang kesini" jawabku secepat kilat. lalu kita langsung melanjutkan dengan makan malam secara kekeluargaan. "noki, suapin dong aku mau main angry birds di ipad noki" aku hanya mengangguk sambil tersenyum kepada noki
**
gatau kenapa gue langsung reflek mengambil gambar kemesraan Kiki dan Mar malam itu, gue langsung jatuh cinta setengah mati dengan gambar ini rasanya gue ingin menyebarnya di semua social media gue tapi gue urungkan niat gue karena takut Kiki sedang dekat laki-laki lain sebenernya gue rada kecewa kalo tau Kiki lagi deket sama cowo lain entah apa yang harus gue lakukan rasanya seperti berat untuk melepas wanita yang paling gue ingini dari sepuluh tahun lalu ini. "aa ngapai bengong si kan udah ada noki ko masih bengong" gue tertawa mendengar ucapan Mar barusan "abisnya noki ngga ajak aa ngobrol Mar, noki lagi sibuk sama hpnya tuh" gue langsung manyun depan Mar, terus Mar langsung jalan ke arah gue dan Kiki. "aa noki maafin mar ya selama noki sama aa disini gaboleh main hp leptop sama ipad, eh ipad boleh deh tapi Mar yang mainin" kami langsung rreflek tertawa bersamaan dan akhirnya kami hanya mengiyakan kemauan Mar malam itu.
**
baru aku mau masuk ke kamarku untuk kembali istirahat, Mar mendatangi-ku dan langsung bilang ingin tidur dengan-ku selama aku disini dan aku sangat bahagia tau tentang soal ituidur jadi aku tak perlu pikir panjang langsung aku iyakan omongan Mar, setelah aku bacakan dong untuk Mar dan dia tertidur dan tak lama aku menyusul Mar untuk kembali istirahat.
**
gue lagi mau berjalan ke arah lorong belakang ga sengaja ngeliat pintu kamar Kiki masih kebuka dengan penuh harapan gue mendekati kamar Kiki ternyata gue menemukan pemandangan yang membikin hati gue terenyut setengah mati. ya gue ngeliat Mar tidur dalam pelukan Kiki yang begitu hangat lagi-lagi gue mengambil momen indah ini dengan kamera hp gue. setelah gue selimutin mereka berdua, gue mencium kening mereka masing-masing namun gue berhenti beberapa saat di kening Kiki, rasanya gue pengen selalu melakukan ini sama wanita pujaan gue. selamat tidur noki aa sayang noki. sayang banget. aku membisikanya lembut langsung ketelinga Kiki. dan akhirnya gue kembali ke kamar gue karena gue ga kuat untuk engga ngepost foto kemesraan Kiki dan Mar akhirnya gue ngepost di instagram gue dengan caption. "bahagia itu sederhana kan, noki?" gue langsung mengganti semua wallpaper dan lockscreen gue dengan foto mereka berdua, untung hp yang di pinta Mar ketika makan malam adalah hp biasa yang bukan banyak kontak relasi atau client gue. selamat tidur dua putri kesayangan aa

Sabtu, 15 Agustus 2015

Kevin? (10)

setelah seminggu tragedi facetime aku langsung membereskan semua urusanku dikantor, terutama kerjaan di jogja harus cepet di handel. kira-kira tepat hari ke 14 aku langsung ke Jambi untuk memenuhi janji-ku kepada Mar. setibanya aku di bandara Sultan Thaha Syaifuddin aku langsung menelpon Kev, untuk minta alamat. "Kev,aku minta alamat rumah nyai dong" aku berusaha untuk mengontrol pernapasan-ku agar tidak terlihat canggung. "Kamu udah di jambi? aku jemput aja ya, akses kesini rada susah Ki, kamu tunggu aja di kedai kopi, aku otw ya. see you" Klik langsung dimatikan oleh Kev
**
gue lagi siap-siap mau jemput Kiki di bandara Sultan Thaha Syaifuddin lagi nunggu umar nganterin mobil sewaan yang sengaja gue sewa buat selama gue dan Kiki disini, sambil nunggu umar gue berjalan ke arah dapur buat ambil minum ternyata disana ada Mar lagi bengong aja. "Mar kenapa kok bengong sih?" "Mar bosen Aa, mar gapunya temen disini, mau ajak Aa main, eh Mar liat Aa lagi kerja di leptop" kata Mar sambil bersedih. "iya Mar tadi Aa lagi nyicil kerjaan kantor, yuk kita main sekarang" Gue bisa liat muka cerah Mar ketika gue ngomong seperti itu. "yaudah Mar ganti baju dulu ya Aa" gue langsung menahan tangan mungil Mar. "gausah sayang, kamu selalu cantik" akhirnya Mar gajadi ganti baju dan pas banget umar dateng bawa mobil yang gue minta. yap gue nyewa mobil sedang keluaran suzuki. swift ya gue sewa swift karena gue bisa pastikan selama Kiki disini dia bakalan kangen banget sama mobil kesayanganya. kira-kira satu jam gue baru sampe bandara, Mar langsung nanya. "Aa ngapain kita kesini? inikan tempat pesawat Aa" "yuk turun Aa mau ngasih kejutan buat Mar" gue sambil menggandeng tangan Mar ke arah kedai kopi yang ada di bandara, gue senyum pas ngeliat Kiki dari depan, Mar masih belum sadar kalo gue kesini mau jemput perempuan yang paling dia sayang setelah nyai. "Mar, liat tuh ada siapa" Mar langsung noleh gabutuh mikir Mar langsung tau kalo itu Kiki, dia langsung berlari kencang kearah Kiki. "Noki, aku kangen noki" ucap Mar, dia langsung memeluk Kiki, Kiki memeluknya hingga diputar-putar di dalam gendonganya. "Noki, kangen Mar banget, kamu wangi strawberry ya Mar" "Noki, mau tau ga? aku suka strawberry kan kemarin pergi sama Aa ke supermarket beli strawberry buat Mar, terus Aa bilang noki suka banget sama strawberry terus aa beliin mar minyak wangi strawberry katanya biar kerasa noki ada di deket aa terus" aku tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan polos mar, aku bisa pastikan wajah Kev memerah saat ini juga. "gausah dengerin aa mar, aa tukang modus" sambil ku gandeng tangan Mar kearah mobil Kev.
 gue bahagia banget ngeliat pemandangan indah kaya gini, Kiki dan Mar paduan yang cantik namun sederhana.
**
setelah dari bandara kami sempat makan bakso di pinggir jalan deket rumah nyai, "noki,suapin ya mar, mau main gem di ipad-nya aa" aku hanya mengangguk mantap. selesai makan bakso mar tertidur pulas di mobil, aku melirik kesamping kiri-ku aku melihat Kiki juga tertidur pulas mungkin mereka berdua kecapean, ku ambil tangan Kiki dan aku memegangnya lalu mengecupnya dengan lembut. selamat tidur putri kesayangan aa. aku tertawa basi memikirkan ucapan-ku barusan.
**
aku di bangunin Kev dengan lembut, kita sudah sampai di depan rumah nyai, Kev tidak tega untuk membangunkan Mar hingga akhirnya Kev menggendong Mar hinga di kamarnya, aku bisa merasakan kasih sayang yang begitu besar dan begitu tulus dari Kev untuk Mar rasanya aku ingin melihat pemadangan ini setiap hari agar aku bisa merasakan kebahagiaan kecil ini juga. "noki, kenapa bengong" aku kaget mati-matian melihat Kev sudah berdiri tepat di depanku. "apasiii Kev, nyai tidur ya?" "iya, nyai tidur Ki, kamu tidur gih istirahat nanti sore baru main sama Mar." ucap Kev begitu lembut. "iya, aku masuk kamar ya" ku tinggalkan Kev di ruang tengah sendirian.
**
gue mandangin Kiki yang baru aja masuk kamar tamu yang udah di siapin, rasanya begitu bahagia bisa melihat dia sehangat ini dengan keluarga kecil gue ini.

Rabu, 05 Agustus 2015

Kevin? (9)

Setelah habis zuhur gue baru sampe dirumah Marina yang di Jambi, gue skak mat setengah mati pas nyai nanya Kiki kemana setau gue nyai belum pernah ketemu Kiki. "nyai, kenal Kiki?" tanyaku santai sambil selonjorin kaki. "Mar sering cerita tentang nona Kiki, katanya Mar kangen sama nona Kiki, kenapa kau ngga bawa nona kesini? kasian Mar" gue langsung kicep sejadi-jadinya di bikin skak mat kesekian kalinya sama nyai. Gue jadi merasa menyesal sama diri gue sendiri, Marina dan  Kiki kenapa gue harus pergi secara diam-diam gini. Akhirnya gue memutuskan untuk nelepon Kiki siang itu juga, pas lagi ditengah pembicaraan Marina baru aja pulang dari Rumah Sakit dia teriak dan langsung memeluk gue dengan erat. "Aa itu siapa yang lagi ditelpon? nona Kiki bukan? Aa, Mar kangen sama nona Kiki" gue hanya mengangguk mantap dan gue bilang sama Kiki bahwa gue bakal calling dia lewat face time.
**
Galama, Kev calling aku dari facetime, ketika tersambung langsung wajah Marina yang putih pucat sedang berseri-seri di ujung sana. "Noki kenapa ngga nemenin Aa kesini? noki, mar kangen sama noki" noki panggilan Marina ke aku noki yang berarti Nona Kiki entah kenapa Mar manggil gue nona. "Mar, noki lagi banyak kerjaan di Jakarta, kalo noki ngga ada kerjaan noki kesana deh, noki juga kangen sama Mar, jaga kesehatan ya Mar kamu jangan lari-larian mulu" terlihat senyum Marina yang begitu mengembang. "janji ya noki bakal kesini kalo ngga sibuk, kasian Aa sendirian disini noki, noki aku pinjem Aa-nya ya buat jagain aku kayak Aa jagain noki dijakarta" kali kini aku jelas melihat wajah Kev yang begitu bahagia mendengar Marina berbicara seperti itu. "iya sayang Aa kan punya kamu juga jadi ngga ada masalah sayang, kamu gak usah minta izin gitu kan Aa juga sayang sama Mar" jawabku dan seketika Mar menanyakan suatu hal yang membuat aku dan Kev diam secara bersamaan. "Aa sayang kan sama mar? berarti Aa juga sayang dong sama noki. noki, mar sayang sama noki cepat kemari ya noki. Aa ayok dong ngomong juga kalo Aa sayang sama noki kayak tadi mar bilang ke noki" aku dan Kev hanya terdiam masam, aku yakin Kev ngga akan berani ngomong sekali pun ngomong pasti itu hanya formalitas di depan Marina. "Aku sayang kamu Ki" jawab Kev membuat jantung-ku ingin copot. "iih Aa bukan begitu jawabnya tapi begini nih, Aa sayang sama noki, noki kesini dong Aa kangen, mar juga kangen noki nih biar kita bisa main di pantai. gitu Aa ngomongnya" aku tertawa mendengar perintah manja Marina. kali ini benar-benar wajah Marina dan wajah Kev yang terlihat di dalam satu frame. "Hai noki, Aa sayang sama noki, noki kesini dong Aa kangen noki nih pengen peluk rasanya, mar juga kangen noki nih biar kita bisa main di pantai kayak waktu itu, noki cepet kesini ya" aku tertawa basi, "cie-cie-cie Aa lucu ya kalo ngomong sama noki" setelah perbincangan yang panjang itu, aku hanya senyum membayangkan wajah Kev yang langsung memerah, seketika handphone-ku getar ada sms masuk. "Aku sayang kamu ki" aku benar-benar terpanah membaca sms Kev hari itu aku tidak sanggup untuk membalasnya hingga akhirnya aku hanya bisa membacanya berulang kali saja.
**
semua karena Marina, gue berani mengungkapkan rasa sayang gue ke Kiki yan selama ini gue pendam setelah tragedi facetime, aku langsung sms Kiki bahwa aku menyayanginya tapi sampai sore ini dia belum membalas pesan singkat-ku. aku hanya bisa menunggu jawaban dari Kiki

Senin, 20 Juli 2015

Kevin? (8)

gue kebangun entah jamberapa karena gue gabisa ngeliat sekeliling semuanya begitu gelap, gue merogoh kantong dan mengambil handphone gue dan gue tekan home button seketika ada sinar putih tepat di hadapan mata gue. terpaksa gue harus memincingkan mata untuk membiasakan diri dengan cahayanya jam menunjukan pukul 01.30 malam. gila gue ketiduran dihotel Kiki. akhirnya gue nyalain flash senter dari handphone gue dan gue ngeliat Kiki udah tergolek manja dibawah selimutnya. gue ambil kunci mobil yang udah ada di atas meja rotan, gue memandangi Kiki sekali lagi ingin rasanya aku mencium keningnya namun gue urungkan niat gue dan gue keluar dari kamar Hotelnya Kiki. gue ngerasa laper yang luar biasa terakhir makan jam 5 sore itu juga cuman makan pizza aja akhirnya gue mampir ke anniaya dulu karena kebeneran satu arah sama hotel tempat gue nginep. Gue balik ke hotel langsung setelah selesai makan. pada pagi-pagi buta gue kebangun karena ada getaran dari hp gue, ada pesan singkat yang gue terima dari Marina. Marina, adik sepupu perempuan yang paling gue sayang banget karena gue ngerasa dia harus gue lindungi karena dia punya kepribadian yang special. Gue kaget hingga loncat dari atas sofa hampir aja nabrak meja kecil disamping sofa. Gue langsung cabut dari hotel bahkan pagi itu juga gue langsung ke bandara Adi Sucipto beli tiket buat terbang ke Jambi. 
**
Aku bangun mencium wangi kopi yang begitu harum, aku tersenyum langsung teringat wajah Kev. Aku mencari-cari sosoknya namun yang ku temukan bukan Kevin tapi Mawar aku hampir tak percaya bisa-bisanya Mawar disini dan tau tempat aku menginap, "hai nona arctic monkeys selamat pagi!" Sapa Mawar dari depan mini kitchen, aku hanya tersenyum kecil masih memikirkan Kev. "Oh ya, Kev ada trouble di Jambi jadi dia harus flight ke Jambi tadi jam 7.40 pesawatnya take off, jadi dia minta pak Roy cari pengganti dia dan tadaaa gue yang disini" aku langsung menoleh ke arah jam dinding jam menunjukan pukul 10.30 aku langsung merasa lemas karena Kev tidak memberi tahu apapun kepadaku. "Okelah" jawabku singkat, lalu aku langsung masuk kamar mandi dan menangis sejadi-jadinya, aku harus susah payah agar Mawar tidak mendengar aku menangis.
**
Jelas banget gue denger Kiki nangis di dalalm kamar mandi mau di stel lagu Arctic Monkeys sekeras apapun akan terdengar oleh gue, gue gatega beri tahu Kiki bahwa Kev ke Jambi karena dia ingin nemuin Marina yang lagi mati-matian melawan rasa sakit karena Leukimia, Kiki baru aja tadi pagi sms gue panjang lebar ngejelasin tentang Marina, Kev dan Kiki begitu sayang sama Marina,dia bocah umur 5 tahun yang harus ngelawan rasa sakit sendirian, Kiki pernah bertemu Marina beberapa kali sebelum Kev pergi ke Jerman, dan disitu pertama kalinya Kev ngeliat Kiki nangis karena ngeliat Marina yang nahan sakit ketika selesai fisioterapi, dan Kev juga yang minta gue untuk engga ngasih tau Kiki tentang keadaan Marina saat ini

Rabu, 08 Juli 2015

Kevin? (7)

Semalaman aku gabisa tidur. Terlalu besar rasa khawatirku terhadap Kev, sesungguhnya aku begitu berat meninggalkan hotel Kev malam itu namun apa daya aku tak bisa melakukan apapun untuk bertahan di hotel malam itu. Jam menunjukan pukul 4 pagi dan aku baru bisa merasakan kantuk yang teramat kantuk
**
Gue dateng ke hotel Kiki pukul 12 siang, baru aja gue berdiri di depan kamarnya dan baru aja mau telepon Kiki tanpa sengaja pintunya kedorong gue kaget kenapa Kiki bisa seceroboh ini sampai ngga ngunci pintu kamarnya. Gue masuk, dan gue ngeliatin sosok perempuan yang masih ngumpet dibalik selimut putih itu. Gue gatega ngebangunin Kiki gitu aja biar bisa nyambut gue dengan senyum manisnya akhirnya gue cuman bisa duduk di balkonya dengan keadaan pintu tertutup jadi gue gak ganggu Kiki tidur. Jam nunjukin jam 3 sore baru aja gue taro handphone di meja rotan kecil tempat gue naro rokok sama kopi tiba-tiba ada telepon masuk dari Kiki gue hanya menawan tawa. "Halo, kenapa?" Ucapku sambil menahan tawa. "Kamu udah mendingan? Udah sarapan belum?" Tanyanya masih dengan suara serak-serak baru bangun tidur."belum, aku masih sakit kepala banget, besok aja ya aku ambil mobilnya" gue masih ngatur napas biar galepas kontrol,"yaudah aku aja yang kesana ya sekalian bawain bubur" "emang kamu udah rapi mau ke sini?" Tanyaku sambil sedikit mengintip kedalam kamarnya."udah ini mau otw" gue kaget, dan akhirnya gue langsung masuk aja ke kamarnya. "Muka udah mandi tuh begitu?" Ucap gue sambil ngeliatin Kiki yang lagi ngebelakangin gue
**
Sumpah aku kaget bukan main ngeliat Kev masuk dari balkon. aku langsung mikir macam-macam. "Kok kamu bisa di kamarku?" Bisa ku pastikan wajahku pucat tak menentu. "Harusnya aku yang tanya kamu kenapa bisa seceroboh ini sampai ga ngunci pintu kamar" Aku langsung terdiam mendengar kata-kata Kev. "Aku lupa gak kepikiran banget" "iyalah kamu mikirin aku terus sampai gabisa tidur kan" aku diem sekali lagi. Aku hanya tersenyum shock mendengar ucapan Kev dan aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi.
**
Gue cuman senyum-senyum ngeliat ekspresi Kiki seperti itu rasanya gue ingin mengabadikan setiap momen bersama dia, entah kenapa gue selalu suka wajah Kiki ketika baru bangun tidur. Menggemaskan. "Ki, aku minta milo ya" teriak gue dari depan pintu kamar mandi "iya ambil aja Kev" jawabnya dari dalam kamar mandi. Hampir satu jam gue nunggu Kiki mandi. Keluar-keluar rambut Kiki di ikat tinggi ke atas dan dia menggunakan t-shirt the beatles dan celana 3/4 berwarna hijau lumut. Kali ini wangi Kiki berbeda, yan tercium adalah aroma lavender. "Mau ngusir nyamuk bu pake lavender?" Tembaku langsung. "Sial, emang gue obat nyamuk apa" jawabnya sambil membuka pintu kulkas. "Hari ini kita mau kemana Ki?" "Gausah kemana-mana deh sampai badan lo enakan" gue terdiam sesaat sampai segitunya kah Kiki memikirkan-ku. "Gausah lebay gitu ah, gue udah enakan kok" "terus? Gue tetep mau disini aja" lagi-lagi gue terdiam mendengar kata-kata Kiki yang mematikan. Sekali dia bilang tidak ya tidak. Akhirnya seharian full gue sama Kiki di satu kamar hotel yang sama hanya menonton film sampai memasak indomie barengan. Indahnya hari-hari gue sob. Ucap gue dalem hati

Selasa, 07 Juli 2015

Kevin? (6)

Akhirnya gue sama Kiki jalan ke rumah disebelah penginapan, gue dapet info kalo di sebelah penginapan ada tempat penyewaan motor. "Mas, motor yang buat disewain masih ada?" Tanya gue sambil liat-liat,"yang matic atau bebek udah tidak ada mas, adanya tinggal itu" si mas sambil nunjuk ke motor trail warna biru navy itu. "Oke mas kita sewa yang itu" gue kaget setelah denger Kiki ngomong secepat kilat
**
Aku sama Kev langsung berkelana ke daerah Wonosari tujuan pertama kita adalah Goa Pindul, baru sampai pintu masuk Goa Pindul kita dikejutkan dengan mobil dan motor yang begitu banyak dan akhirnya kita harus rela ke tempat wisata lain. aku sama Kev memutuskan untuk ke Sri Gethuk masih di daerah Gunung Kidul Wonosari, perlu pejuangan banget buat masuk ke Air terjun Sri Gethuk dari akses jalanya yang masih jelek dan ada kejadian dimana aku harus tiba-tiba meluk Kev karena kita menghantam lobang yang cukup dalam. "Pegangan mangkanya, jangan jaim" ucap Kev dari depan dan aku langsung reflek memeluk pinggang Kev
**
Gue senyum-senyum kesenengan sepanjang perjalanan ke Sri Gethuk Kiki meluk pinggang gue, walaupun gue yang minta demi keselamataan Kiki juga. Kita udah parkir motor dan langsung masuk ke dalam kita hanya perlu merogoh kocek 10ribu rupiah untuk nyebrang dengan perahu karet.  Setibanya disana gue seneng dengan antusiasnya Kiki yang langsung pengen main air.Akhirnya kita memutuskan untuk nyewa pelampung karena di haruskan menggunakan pelampung untuk loncat dari atas tebing diperkirakan tinggi tebing kurang lebih 10m pertamanya gue yang loncat lalu disusul Kiki abis itu kita loncat barengan dari atas tebing. ketika dibawah tanpa gua sadarin gue masih megang tangan Kiki, Kiki cuman senyum-senyum aja karena dia belum sadar gue langsung ngelepas tangan gue dari Kiki. "gue naik lagi ya Kev" ucap-nya langsung berenang ke arah tebing. Hampir dua jam kita di Sri Gethuk gue cuman bisa ngawasin Kiki main air entah kenapa rasa ingin melindungi itu datang kembali menghampiri gue. "Ki, cabut yuk kita ketempat lain aja" gue sambil ngobrol sama Kiki yang lagi nenggak aquanya dan dia hanya mengangguk mantap.
**
Lagi-lagi aku harus nunggu Kev yang mandinya super lama rasanya aku begitu menyesel mandi duluan harusnya Kev yang nunggu aku mandi. "Hai, maaf ya lama" terdengar suara Kev yang begitu mantap dia telah berubah menjadi Kev yang aku suka seperti dulu kali ini dia menjadi lebih santai dari pada tadi dia hanya menggunakan celana pendek cino berwarna silver dengan t-shirt hitam yang bertuliskan Nbl Indonesia dan sepatu vans berwarna hitam bercorak putih. "iya santai aja, sekarang udah jam 5 kayaknya gak keburu Kev kalo harus ke Ngobaran" "yaudah kita turun aja ya Ki" dan kita langsung ninggalin Sri Gethuk
**
"Ki, gue laper makan dulu yuk" ucap Kev sambil nunjukin tempat yang asik buat nongkrong ya akhirnya kita makan di Bukit Bintang masih di daerah Gunung Kidul, tempatnya seperti di daerah puncak tapi pemandangan disini jauh lebih indah dan jauh lebih dingin dari puncak gue yang hanya menggunakan celana pendek bisa banget ngerasain dingin sampai menusuk tulang. "mau makan apa kamu?" tanya Kiki dari depan gue. "Aku makan soto ayam pake nasi minumnya jeruk panas sama aku mau jagung, kamu mau juga Ki?" kita hanya pandang-pandangan mendengar perbincangan kita barusan "mas saya mau pesen soto daging aja minumnya jeruk panas juga jagungnya jadi dua ya" lalu mas itu pergi dan suasana menjadi canggung seketika. "jangan diem dong Ki nanti gue mati kedinginan disini" "siapa suruh pake celana pendek Kev?"gue cuman diem, gue gamau ada perdebatan di malam yang indah ini akhirnya mas-masnya datang bawa pesenan kami gak sampai dua puluh lima menit semua pesanan habis hanya tersisa jeruk hangat kita masing-masing. "Kev, kenapa kok diem aja? sakit kepala ya?" "iya sumpah kepala gue sakit banget" duh aku harus ngontrol muka biar ngga terlalu terlihat panik di depan Kev. "yaudah nanti gue aja yang bawa motor" dan akhirnya aku sama Kev memutuskan untuk pulang setelah makan niatnya mau nongkrong di daerah malioboro tapi ku urungkan niatku karena melihat Kev sepucat ini.

**
Sesampainya dihotel-ku Kev pamit mau pulang karena aku gatega ngeliat keadaan Kev kayak gini akhirnya aku anterin Kev ke hotelnya menggunakan mobil yang dia sewa selama disini. Sepanjang perjalanan Kev cuman tidur dan diluar mulai mendung akhirnya turun hujan begitu deras posisinya aku gatau sama sekali Kev nginep di hotel mana mau aku bangunin rasanya ngga begitu tega. "dari sini lurus aja lampu merah kedua belok kiri disitu tempat aku nginep" suara Kev begitu parau. karena aku merasa suasana mobil begitu sepi akhirnya aku menyalakan radio lagu raisa teka-teki sudah berakhir dan sekarang lagu adele dont you remember yang terputar aku merasa begitu susah menelan ludah bait demi bait aku dengari lagu itu tanpa aku sadari aku menangis dan aku langsung melirik ke arah Kev aku kaget setengah mati kaget melihat Kev sedang memandangi-ku "kenapa kok nangis?" tanyanya masih dengan suara paraunya. Aku hanya menggeleng saja, sudah tiba di depan hotel Kev dia tidak langsung turun tapi masih memandangi-ku dengan tatapan yang penuh kelembutan. "kamu pulang bawa mobil aja besok aku kesana, makasih ya udah anterin aku pulang. kamu baik-baik ya dijalan" ucapnya sambil mencium kening-ku lalu dia pergi naik keatas aku hanya bisa melihati punggungnya yang lama kelamaan menghilang. ku jalankan mobil kearah hotel dan sesampainya di hotel aku langsung mandi dan baru saja aku ingin leyeh-leyeh diatas kasur ada telepon masuk Kev jantungku langsung mencelos mengingat kejadian tadi. "kamu udah dirumah" tanyanya masih dengan suara yang parau. "udah, kok belum tidur?" "mana bisa aku tidur kalo kamu belum sampai rumah" "sekarang aku udah sampe, kamu tidur ya jangan lupa minum air putih ya banyak" Kev diam saja aku memanggil-manggil namanya tak ada jawaban hingga alkhirnya aku mendengar suara dia mendengkur ku diamkan ponsel di atas telinga-ku selama 10 menit hanya untuk mendengarkan dengkuran Kev.

**
"i love you Kev sleep tight" suara Kiki terdengar jelas di telepon malam itu, sesungguhnya gue gak beneran tidur hanya ingin memeramkan mata untuk beberapa saat sambil mendengar suara Kiki yang manggil-manggil nama gue. gue cuman bisa tersenyum gue bener-bener seneng bisa mendengar itu langsung dari mulut Kiki walaupun dia tau gue udah tidur. malam yang indah.

Rabu, 01 Juli 2015

Kevin? (5)

"bisa gak sih lo gak ngaret? gue udah sejam nungguin lo depan hotel" suara Kevin jelas-jelas terdengar begitu kencang di telepon seluler-ku sekarang. Ah, depan hotel? pertanyaan yang ku ucap buat diri-ku sendiri. "yaudah tunggu,gue turun" aku langsung turun kebawah untuk nemuin Kevin. 
**
Gue nunggu Kiki hampir sejam di depan hotelnya walaupun hanya di dalam mobil, itu bisa membuat gue mati kebosenan. Seketika ada cewe turun pake jeans belel pendek pake kaos Arctic Monkeys dan rambutnya yang sepundak terurai berantakan dan muka bantal Kiki masih begitu jelas terlihat. menggemaskan. "kenapa Kev?" Kiki sembari mengetuk kaca jendela mobil gue. nelen ludah. "hari ini kemana? mau temenin gue ke wonosari gak?" ucap gue padam. "yuk naik dulu, gue mau mandi bentar" ucap Kiki langsung pergi ninggalin gue gitu aja. Gue nyusul Kiki ke atas, pas masuk ke kamarnya kertas dimana-dimana dan banyak hasil jepretan foto yang sengaja Kiki cetak. baru gue mau beranjak ke arah balkon buat ngerokok, langkah kaki gue terhenti karena ngeliat handphone Kiki tergeletak di samping meja rotan samping tempat tidurnya. Gue pencet home button-nya gue nelen ludah pait-pait harus ngeliat di lock screen foto gue sama Kiki yang lagi dibandara pas perpisahan gue mau ke Jerman. ternyata Kiki masih nyimpen foto yang menurut gue umurnya udah lama. gue langsung stress karena nyesel udah jutekin Kiki selama beberapa minggu ini.
**
Aku selalu suka memandangi Kevin yang sedang menyulut rokoknya entah dari sudut apapun. hampir lima menit aku berdiri hanya untuk memandangi Kevin seperti ini. "nih biar lo makin woles" aku sambil nyodorin satu kaleng coffe nestle Kevin hanya tersenyum sambil ngambil coffe dari tangan-ku.
**
gue bisa nyium aroma strawberry yang begitu lembut dari kulit Kiki, gue selalu suka wangi harum ini, gue selalu kangen aroma ini setiap gue di Jerman sampe-sampe gue rela beli parfum buat dimobil rasa strawberry agar selalu bisa bersama Kiki walaupun hanya dari wangi harumnya saja. "Ki, ke wonosari naik motor seru kali ya?" ucap gue asal-asalan. "yuk! baru gue mau nyaranin itu ke lo, naik mobil boring Kev" jawabnya cepat sambil menghilang masuk kedalam kamar mandi lagi. kini Kiki terlihat lebih santai dia memakai celana jogger warna peach dengan sweater putih dan buckethat di kepalanya yang berwarna merah marun dan sepatu vans berwarna merah marun yang selaras dengan warna topinya. "topinya keren,beli dimana?" tanya gue basa-basi. "oleh-oleh dari coach Audrey, nih punya lo" Kiki sambil ngelempar topi yang selaras ke arah gue, "gila,beneran ada buat gue? gue pikir anak-anak di group cuman becanda aja. Kiki hanya tersenyum sambil jalan ke depan.

Rabu, 24 Juni 2015

Kevin? (4)

Malam ini, bakalan jadi malam yang berkecamuk bagi gue, karena apa? Karena gue lebih memilih kabur duluan ke jogja pake pesawat dari pada harus duduk leyeh-leyeh bareng Kiki selama enam jam dikereta. Gue merasa gue jadi cowo pengecut sekarang, salah satunya adalah kejadian malam ini gue cabut duluan ngebiarin cewe yang gue keep selama tujuh tahun belakangan ini naik kereta sendirian ke Jogja pula, sekalipun gue tau kalo Kiki itu cewe pemberani. Bodoh. 
**
Lagi-lagi Kevin melakukan hal yang bisa bikin aku snewen setengah mati, pergi duluan lah ke Jogja pake pesawat pula sedangkan aku harus rela duduk enam jam di kereta hanya ditemani dengan earphone dan suatu buku. Tega. Itu kata-kata yang bisa mendeskripsikan Kevin saat ini. Sengaja aku turn off handphone-ku agar aku bisa menikmati kesendirian ini. Sekitar pukul 07.10 pagi aku sudah sampai di stasiun Lempuyangan Jogjakarta, langsung aku memberhentikan taksi dan mencari hotel di daerah Dagen, hanya membutuhkan waktu dua puluh menit aku langsung mendapatkan hotel, baru saja menginjakan kaki di kamar hotelku hp-ku mulai getar ada telepon dari nomor yang tidak aku kenal. "Gue tunggu di soto ayam depan malioboro mall, dua puluh menit gasampe gue tinggal" klik terdengar suara Kevin yang begitu bossy, terpaksa aku mengurungkan niat untuk leyeh-leyeh di atas kasur pagi ini.
**
Gue harus rela ngatur napas biar terdengar dingin di telepon, gue mati-matian ngehindarin Kiki demi ke-egoisan gue semata, sesungguhnya gue bener-bener ngeloyor ke arah Kiki dan meluk dia erat-erat saat ini. "Ada apa nyuruh gue kesini?" Pertanyaan Kiki membuyarkan lamunan gue. "Duduk. Cepet pesen sarapan lo, lalu kita pergi buat meeting bareng om Roy" terdengar suara Kevin begitu dingin dan mematikan. "Udah? Buruan cabut" ucap Kevin setelah aku baru saja selesai menyantap semangkok soto ayam. Gue sama Kiki langsung pergi ke arah Mall Ambarukmo buat ketemu om Roy di salah satu kedai kopi, hampir tiga jam kita bener-bener ngomongin konsep buat pembangunan hotel dan website hotel yang akan gue dan Kiki buat. Gue makin jatuh cinta. Itu yang gue rasain sekarang, Kiki bener-bener buat gue jatuh cinta (lagi) dia bisa buat gue nyaman setengah mati sama dia, walaupun dia terlihat jutek dan dingin tapi Kiki begitu profesional dalam hubungan kerja. "Ehem" suara om Roy sukses menghancurkan lamunan gue. "Vin,Ki. Buat tiga hari ini kita gak ada pertemuan dan kalian bisa free selama tiga haria karena design lagi di blue print sama asisten saya dan design website lagi di pertimbangkan harus pakai yang mana oleh tim saya. Jadi nanti kalo semuanya sudah ready saya kabarin ke salah satu di antara kalian, terima kasih buat meeting siang ini." Sambil menjabatangani tangan kami satu persatu om Roy pergi begitu saja. Mulai terjadi lagi canggung momen. "Gue balik duluan ke hotel. Capek. Thanks" ucap Kiki langsung ninggalin gue gitu aja. 
**
"War, gue mohon jangan telepon gue dulu sampe jam 11 malem nanti gue ngantuk berat" klik ku putus obrolan dengan mawar siang itu. Aku tertidur begitu pula sampai baru kebangun pada pukul satu dini hari, Godness. Terdengar perutku yang begitu keroncongan, dan aku putuskan buat turun kebawah dan berjalan ke arah indomaret di daerah maliboro. 
**
Jelas-jelas gue liat ngeliat Kiki lagi jalan di depan malioboro dengan belanjaan di tangan kanan dan tangan kirinya dan bodohnya gue hanya bisa ngikutin dia sampe masuk ke dalam hotel tanpa dia tau kalo gue ngikutin dia sejak Kiki keluar dari indomaret. Gue belum berani Ki, gue belum berani buat tau apa isi hati lo sekarang. Ucap gue dalam hati

Kamis, 18 Juni 2015

Kevin? (3)

Pagi ini gue harus ke kantor om gue di daerah Scbd, gue gak sempet markirin si dorry sampai ke basement akhirnya gue pake jasa valley biar bisa parkirin dorry sampe basement. Gue mati-matian ngejar lift tapi ngga dapet-dapet karena barengan sama orang kantor lainya yang rebutan naik lift dan akhirnya gue hanya bisa nunggu sampe tuh manusia-manusia pada masuk lift. Dan setelah hampir lima belas menit gue nunggu, gua dapet lift yang ngga terlalu banyak manusia-nya cuman cewe yang rambutnya di iket kuda pake stripes rok dan kemeja blue navy yang nemenin gue di dalem lift, sumpah gue gak engeh kalo itu adalah Kiki, gue baru engeh ketika dia keluar dari lift. Goblok.

**
Aku buru-buru ke ruang manager personalia di salah satu kantor dibilangan scbd sudirman, beliau tidak ada di tempat dan terpaksa aku harus naik ke lantai dua puluh lima bertemu langsung dengan direktur utama di kantor tersebut, aku mengetuk pintu ternyata aku tidak sendirian, sebelum aku, ada sosok pria yang menggunakan jas dan celana berwarna merah maroon begitu rapi sehingga aku bisa mencium wangi parfumnya. Mint. Kevin, Oh God lagi-lagi aku harus teringat dengan pria itu. "Selamat Pagi Andriana, Selamat Pagi Ramansyah" Sapa Pa Roy yang baru saja memasuki ruangan-nya aku terbelalak ketika sosok pria yang bernama Ramansyah menoleh dia adalah Kevin. "Pagi Om" sapa Kevin masih membelakangi-ku. "Pagi Pak Roy" Sapaku lembut, Kevin langsung menoleh ke arahku. "Eh Vin, kenalin ini wanita hebat yang bikin website bisnis om! namanya Kiki Andriana" Aku langsung bertukar pandangan dengan Kevin, "Oh, Ramansyah Kevin" jawabnya dingin. "Ki, ini anaknya kaka saya, dia arsitek terkenal lulusan German, dia yang bakal kerja bareng kamu untuk dua minggu ini" Aku menelan ludah dengan susah payah. dua minggu bareng Kevin? Tuhan.

**
"Beb, dimana? Gue di Pacific Place nih. Sini dong temenin ngopi" suara Mawar terdengar dari ujung sana. "iya, tunggu lima belas menit lagi gue sampe sana". setelah aku mendatangi Mawar di kedai kopi aku langsung teringat dengan kejadian tadi dinginya Kevin membuat aku gusar untuk bercerita ke Mawar. "Eh, kenapa sih beb ko diem aja?" gue langsung menengak air putih yang di sodorin Mawar. "gue bakal satu job sama Kevin selama dua minggu di Jogja, ternyata Roy adalah om-nya kevin! Gue nyesel bertanggung jawab atas tim,bisa gak tuker aja sama lo? tanya-ku langsung to the point. "Hah?! Kevin lagi? Oh Tuhan,gue rasa kalian jodoh deh mau dipisahin kayak apapun tetep aja ketemu lagi, EH! ngga bisa lo harus profesional Ki, lo leader buat tim masa mau lepas tanggung jawab gitu aja sih?" Aku hanya terdiam mendengar ucapan Mawar barusan, aku masih tak habis pikir bisa satu job dengan Kevin selama dua minggu dan itu di Jogja.

'Aku takut, takut bisa cinta lagi sama kamu' kumainkan jari-jariku diatas keyboard dan ku pilih send tweet, lalu aku langsung berhadapan lagi dengan  beberapa refisi yang harus aku selesaikan malam ini juga. Begadang lagi. Ngopi lagi.

Selasa, 16 Juni 2015

Kevin? (2)

Aku cuman bisa usap-usap mata melotot-in layar laptop selama empat belas jam, baru aja ngeprint dua ratus lima puluh halaman bahan skripsi dan langsung dimatikan dengan kata 'refisi' Ya Tuhan, rasanya aku langsung ingin menikah dan punya anak. Aku putuskan untuk melanjutkan ngerjain ini semua di kedai kopi depan Apartemen Mama di daerah Kuningan. 

**
Gue gabisa tidur dan memutuskan untuk keluar Apartemen dan ngelilingin jakarta naik scooter kesayangan gue. Gue akhirnya berhenti sejenak di Taman Menteng hanya sekedar ngeliatin anak-anak komunitas yang lagi nongkrong ataupun lagi olahraga. Jam menunjukan pukul 02.15 dan mata gue sama sekali ngga merasakan kantuk yang begitu dahsyat, Akhirnya gue memutuskan untuk balik ke Apartemen tapi gue langsung urungkan niat gue ketika melihat mobil swift berwarna biru dongkar terparkir dipelataran kedai kopi langganan gue di daerah Kuningan. gue pikir menggunakan logika kalo suzuki ngga ngeluarin tuh mobil cuman satu sempet mau nerusin jalan tapi feeling gue makin kuat kalo ini adalah mobil Kiki. Dan akhirnya gue ngeliat seorang cewe yang lagi duduk ngebelakangin gue sambil fokus sama laptopnya dan terlhat nguap beberapa kali. pengen rasanya gue nyamperin dan nemenin dia ngelawan kesibukkan-nya namun gue urungi niat gue dah hanya berani menemani dia dar kejauhan sambil ditemani dengan secangkir frappucino. 

**
Alarm tidak sama sekali membantu aku pagi ini, harusnya udah sampai di kantor pukul 08.00 karena ada meeting sama client baru yang harus ngejar target. Tapi alhasil pada puku 09.30 aku masih di daerah sudirman karena terjebak macet rasanya ingin keluar dari mobil dan teriak-teriak biar pada jalan. Tapi ya itu hanya ada di dalam logika bodoh-ku saja. Mawar ngga ada henti-hentinya nelepo-in mulu dari pukul 6 pagi "bebb jangan lupa hari ini ada meeting sama pak Roy client kita yang dari spore" pukul 7 dia menelpon lagi dengan kata-kata yang sama. Rasanya aku pengen nyelupin kepala kedalam ember, rasanya begitu panas kalo harus di bawelin oleh Mawar. Dan akhirnya pada pukul 07.30 pagi gantian aku yang nelpon mawar bahwa aku masih kejebak macet di daerah Tanah Abang dan sama sekali tidak jalan, langsung lah Mawar menebak-ku dengan kata-kata yang membuat kepala mendidih. sudah dibuat muak dengan macetnya ibu kota haruskah aku mendengarkan mawar ceramah di pagi ini? Godness. 

  Karena aku merasakan kantuk yang begitu dahsyat karena baru saja selesai mengerjakan beberapa refisi pada pukul 04.50 pagi rasanya aku membutuhkan segelas Cinnamon Dolce Latte langsung saja aku membelokan mobil-ku di kedai kopi tadi malam aku mengerjakan refisi-refisi itu. Aku memesan Cinnamon Dolce Latte terpaksa harus di take away karen tak ada henti-hentinya Mawar meramekan handphone-ku lagi dan lagi. Selesai membawa minuman favoritku ke kantor langsung Mawar menembak-ku lagi dan lagi. "duh enak ya temenya stress dikasih deadline sampe malem ini lo malah ngopi-ngopi disini" aku hanya tertawa dan menyodorkan Vanilla Latte kesukaan Mawar. "apaanih? nyogok karena ngga bisa ikut meeting?" tanya-nya ketus. "Kalo gamau balikin sini, gacape apa ngoceh mulu?" jawabku becanda tapi memberikan wajah serius. "kan galakan lo" aku senyum-senyum masam. "Malem ini deadline terakhir dari si Roy kepala pelontos itu dia gamau denger kata belum siap lagi dari tim kita" Aku meninggalkan mawar dari ruangan-ku dan masuk kedalam perpustakaan yang sekaligus ruangan buat tim-ku bermeditasi Mawar masih ngintil sambil nyedotin Vanilla Lattenya. "are u ready to rowkkk men" Kata-ku sambil memutar lagu-lagu dari The Beatles.

**
Gue ninggalin Kiki yang lagi serius banget sampe kayak orang autis rambut udah acak-acakan macam orang gila pinggir jalan. Gue mutusin beli makan siang di pelataran deket kantor karena ngga bakal mungkin Kiki mau ninggalin kantor walaupun cuman sejam karena kata dia dalam waktu satu jam banyak ide cemerlang yang lewat. "eh sorry" gue langsung menoleh ke arah cowo yang baru aja nabrak dan buat gue hampir jatuh. "Eh lo Kevin" Kevin memincingkan matanya dan gue yakin dia lagi inget-inget gue siapa. "hmm, sorry siapa ya?" gue nelen ludah buru-buru ini nih idaman cowo-nya Kiki. dingin macam es batu. "oh gue mawar temenya Ki..." dia langsung nyamber "Oh okaaay" dia langsung cabut gitu aja tanpa ngomong apa-apa lagi. Gue langsung dibikin gila seketika, bisa-bisanya Kiki jatuh hati sama cowo sedingin dan secuek Ramansyah Kevin. 
 Hp gue jerit-jeritan di dalam kantong, Joe nelepon. "Eh warrr dimana? bisa ketemu gak sekarang? penting" gue langsung bingung ada apaan nih "Bisa-bisa gue di kantin belakangan kantor, lo kesini aja ya? gue mager kemana-mana" "oke" klik. telepon dimatikan.

**
"kenapasi Joe, kayaknya ada yang penting?" tanya gue langsung ketika Joe baru aja duduk sambil bawah es teh manis. "ngga ada apa-apasih gue cuman pengen makan siang bareng lo aja" Gue langsung mesem-mesem ke laki yang udah gue suka 1 tahun belakangan ini. "Gombal lo" "engga. gue serius gue cuman pengen ketemu lo aja sambil ngobrol" "okaay btw tadi gue ketemu si robot Kevin apa dia kerja di daerah sini juga?" Joe langsung menyalakan rokoknya. "Yap, dia jadi leader di kantor sebelah kantor lo" "ah sumpah?! bukanya dia nganggur ya?" kali ini Joe langsung membenarkan posisi duduknya. "Mawar,yang namanya Kevin kalo nganggur yang tetep dapet duit. namanya dia udah terkenal di jakarta sebagai Arsitek ternama buat gedung-gedung pencakar langit dijakarta apalagi kalo buat kedai kopi namanya dia udah terkenal banget deh!" gue nelen ludah denger kata-katanya Joe."se-eksis itu kah? terus gimana tuh dia sama Kiki masih perang dingin?" Joe hanya mengangguk-an kepalanya. Makan siang kali itu sama sekali ngga membuat perut gue kenyang gue dan Joe harus rela stress ngeliat Kiki sama Kevin perang dingin kayak sekarang ini.

**
"Ki, dimana?" suara Joe dari sebrang sana membuyarkan semua konsentrasiku selama 5 menit. "Dikantor Joe, kenapa?" aku masih menatap ke laptop-ku. "Malem ini ke kedai kopi tempat biasa bisa?" "duh gabisa Joe malem ini gue harus nyelese-in deadline nih sorry ya ajak mawar aja" klik telepon langsung dimatikan. gue bingung kenapa Kiki begitu bertanggung jawab sama kerjaanya sama kayak Kevin sekarang yang lagi sibuk mati-matian bikin desain buat hotel om-nya. dan terpaksa gue hanya di kedai kopi sendirian sambil streaming sea games. Gokil.

Kevin?

Seketika gue terbangun dan teringat oleh mantan kekasih gue yang sering bikinin lagu. Bukanya galau. Tapi hanya sekedar teringat sampai terbangun, Ada apasi emang dengan lo? sampe gue terbangun dan langsung merasakan gelisah yang teramat gelisah.

"Kita emang udah ngga ada hubungan apa-apa Joe,tapi bisakan lo gak tlpn gue pagi-pagi buta kayak gini" Aku kesal, mendengar suara ringtone Hp-ku berteriak kencang dari meja kerja-ku ternyata dari Joe mantan kekasih sekaligus teman-ku saat ini. "Maafin gue ki, tapi gue bener-bener butuh bantuan lo saat ini. Gak main-main gue" suara Joe terdengar begitu serius dari tempat yang berbeda. Aku menuruni beberapa anak tangga dengan cepat dan langsung ku sambar kunci mobil-ku yang tergeletak di atas meja ruang keluarga. Aku langsung jalan ke daerah yang disebutkan oleh Joe di telepon tadi,

**
"Yes Vin, gue berhasil buat bikin Kiki kesini, Yap. wanita idaman lo" Gue menyikut Kevin dengan keras. "Tapi Joe, lo terlalu berlebihan tadi di telepon, gue takut Kiki marah sama gue" Kataku sambil mematikan rokok. "kalem Vin, Kiki tidak selebay itu dia termaksud cewe yang tenang dan penuh perhitungan sama apa yang dia lakukan" Kata gue sambil berjalan ke arah dapur dan menyeduh dua kopi buat gue dan Kevin

**
Aku berjalan dengan rasa malas yang masih menguasai hampir seluruh badanku ini. Ku tekan lift ke lantai 20 di salah satu Apartemen dibilangan Sudirman. Aku harus mengeluarkan sedikit tenaga-ku untuk mengngetuk pintu kamar Joe. ketika pintu terbuka mata-ku terbelalak ketika yang membuka pintu adalah Ramansyah Kevin ya. Kevin. Sahabatku ketika kami waktu Sd di daerah bilangan menteng jakarta pusat.
"Kev..." suara-ku terdengar begitu parau, tenggorokan terasa begitu kering dan menyakitkan. "Hai, Kiki apa kabar" kami sama-sama terdiam. "Kabar baik kev, kamu gimana? hmm maksud gue lo apa kabar?" Aku menjawabnya dengan terbata-bata. "Kabar baik Ki, silahkan masuk kerumahku" Aku terbelalak mendengar kata 'rumahku' rasanya aku langsung ingin meninju hidung Joe saat ini juga.
**

Kami bertiga berkumpul di taman belakang apartemen ini lebih tepatnya di depan lapangan basket. Kami hanya terdiam tanpa berbicara apapun. Lebih tepatnya aku yang lebih banyak diam, lebih banyak memandangi Kevin dari tempat aku duduk. Seketika Joe izin untuk membeli rokok dan beberapa makanan kecil untuk saat ini.

"Gimana kerjaan Ki?" "Oh, kerjaan. lancar-lancar aja Kev. Gimana kerjaan lo?" "Aku udah ngga kerja Ki" tenggorokan-ku terasa kering kembali. Kenapa harus aku-kamu ucap-ku dalam hati. "loh kenapa Kev? Ada masalah saman kerjaan lo?" "Engga Ki, gue lagi super penat dan benar-benar butuh refreshing jadi berhenti dari kantor" mataku melotot mendengar ucapan tolol dari mulut Kevin
"Semudah itu lo keluar masuk ke kantor? lo pernah kepikiran gak sih Kev kalo cari kerja jaman sekarang susah. Walaupun lo lulusan S1 dari universitas di jerman tetep aja susah" "Menurut gue, engga ada yang susah kalo emang lo kerjanya bagus lo bakal dicari sama perusahaan manapun, make it simple Ki, Engga semua perlakuan harus di itung baik-baik, kayak semua perlakuan lo ke gue emang lo itung baik-baik? Emang lo sempat menjelaskan apa yang lo rasa sama gue waktu kita Sd? Suara-ku tinggi beberapa oktaf dan Kiki masih melamun mendengarkan ucapan-ucapanku. "Jawab Ki, emang lo memperlakukan gue dengan baik? lo ngilang begitu aja tanpa ada penjelasaan apapun dari mulut lo, lo buat gue luntang-lantung gak jelas. Lo membuat gue menutup pintu hati gue rapat-rapat untuk wanita lain karena gue masih nunggu semua penjelasaan lo sampe saat ini, lo ngerti kan?" Aku terbelalak mendengar semua ucapan pait dari mulut Kevin. Aku langsung menyambar tas-ku lalu pergi meninggalkan Kevin sendirian, terasa air mata-ku jatuh begitu saja.

**
"Eh Vin, si Kiki kenapa tuh langsung cabut mukanya berantakan dan dia nangis!" Jantung-ku mencelos mendengar ucapan Joe kalo Kiki nangis. "Ah bukan urusan gue" "gimana bukan urusan lo sih? pasti mulut jahat lo ngga bisa di rem deh! kan udah gue bilang Bro santai aja minta kepastian sama cewe kayak gitu jangan buru-buru" Sekarang giliran Joe yang harus mati-matian nyubit Kevin dengan kenyataan bahwa Kiki bukan perempuan biasa.

**
"Ki, tadi  gue ngeliat lo lewat depan Pacific Place ampe si item manis dibawa ngebut gitu, ada apaansi?" Tanya mawar dari meja sebelah. Pacific Place? Item manis ngebut? Kevin? Oh,tuhan semua kembali terlintas di dalam pikiran-ku apa yang Kevin bicara tadi malam. Mawar mengebrak mejaku sedikit. "WOY, kenapa sih lo? kok,tiba-tiba gagu seribu bahasa gini" "Oh, engga. gue hanya lagi pengen nyoba si item manis aja abis diservice" Mawar memincingkan matanya kepada partner kerja-nya ini. "Makan siang bareng gue ya!" ucap mawar sambil meninggalkan-ku sendirian.

**
Aku dan Mawar lebih memilih makan siang di Marugame Gandaria City, seusai makan Mawar langsung menyerang-ku dengan berbagai macam pertanyaan-nya. "Coba jelasin beb apa yang udah terjadi sama lo?" Aku menarik napas dan membenarkan posisi duduk-ku. "Tadi pagi Joe nelepon gue katanya dia butuh bantuan sampe akhirnya gue ke Apartemen dia, Dan ternyata itu bukan Apartemen dia tapi Apartemen Kevin." aku tersendak mendengar Kiki menyebut nama Kevin lagi. "Kevin? Ramansyah Kevin temen sd lo yang super petakilan?Godness, Buat apa dia muncul lagi di dalam kehidupan lo ketika semua-nya berjalan normal setelah lo 4 tahun galauin manusia gajelas kaya Kevin" "Dia ngungkit semua,Warrr" "What?! Setelah dia pergi gitu aja ke jerman ninggalin lo tanpa ada penjelasan apapun dari mulutnya dia ngungkit semuanya begitu aja?" Aku narik napas. "Warrr, sebenernya bukan Kevin yang ninggalin gue gitu aja. Tapi gua yang ninggalin Kevin gitu aja tanpa penjelasan apapun dari gue Warrr" Seketika Mawar langsung melotot begitu saja. "ah gilak! kenapasi lo harus bohong ke gue Ki? i'm your best friend! Yaudahlah, lalu dia ngomong apa aja?" "ya intinya sih dia minta penjelasaan sama gue kenapa gue melakukan dia seperti" Panjang lebar aku cerita dengan Mawar siang itu antara marah dan merasa bersalah menjadi satu.
"Eh,Ki itu bukanya Kevin sama Joe ya?" aku langsung menoleh ke arah Mawar menunjukan sosok dua pria yang sedang berdiri depan pintu masuk Mall. "Eh Kiki lo disini juga? sama siapa tuh?" Tanya Joe langsung membuat-ku mengenalkan Mawar kepadanya. "Kalian ngapain disini? tanya gue katro. dua orang cowok ke mall kalo bukan buat hang out buat apa Ki? hardik dalam hatiku sendiri. "Gue duluan Joe, Gue tunggu ditempat biasa" Kevin langsung pergi begitu saja tanpa melihat ke arah-ku sedikit pun. Hati-ku tersayat untuk pertama kalinya dia acuh kepadaku.


Senin, 08 Juni 2015

9/2015

Aku butuh bantuan kamu sekarang. 
Bantu aku ya buat semuanya kembali normal sama kaya sebelum aku mengenal dan menginginkan kamu sedalam ini
Aku mulai tersiksa dengan duri-duri kecil yang kembali muncul di antara kita
Aku sudah menduga,setelah pertemuan itu aku akan kembali merasakan sengatan jahatmu
Hampir setiap pertemuan aku merasakan kupu-kupu kecil menari di dalam perutku
Dan aku masih tidak paham ada apa dengan diriku sendiri 
Aku berusaha sebisa mungkin untuk membuat semuanya kembali biasa saja,namun semakin aku mencoba semakin dalam aku menginginkanmu 
Bisakah kamu datang dan menjelaskan semuanya apa yang telah terjadi?

Hari demi hari aku jalani seperti biasa. Seperti tidak terjadi apa-apa aku berusaha sekuat mungkin untuk berhenti memikirkan hal yang aneh tentang kamu. 

Terima kasih, sudah membuat senyum simpulku kembali,terima kasih,sudah membantu mengembalikan semua ingatanku tentang kamu,terima kasih,telah memperhatikan hal kecil tentang aku,terima kasih,telah banyak membantu aku untuk menjadikan kamu sumber untuk tulisan-tulisanku saat ini,terima kasih untuk semuanya pria terhebat :))

Senin, 25 Mei 2015

31/2015

Gue pikir cinta yang baru,ternyata cuman kepingan masa lalu yang begitu abu-abu itulah aku manggil kamu sekarang :))

Aku pikir kamu terlalu mudah untuk melupakan semua cerita yang pernah kita lukis bersama,kenyataanya kamu masih belum bisa menghapuskan namaku dari dalam pikiranmu bukan? Itu sangat mudah untuk ditebak. Suara dan semangat kamu masih sama seperti pertama kali aku ngeliat kamu.

Semuanya seperti kembali terputar di dalam ingatanku, senyum kamu,tawa kamu,tatapan kamu,tatapan kamu, dan perhatian kamu semuanya kembali menjadi peran penting di dalam ingatanku saat ini. Rasanya seperti menonton film yang sama untuk berulang kali,namun aku tak pernah merasakan bosan ketika menonton film yang sama. 

Aku selalu ingin bertanya padamu,banyak hal yang ingin aku tanyakan bermulai dari pertemuan pertama kita di kedai kopi yang sama, pertanyaan pertama adalah;
- Apakah kamu masih merasakan detak jantung yang sama seperti waktu itu kita menghabiskan hari dari matahari terbit hingga matahari terbenam? 
Rasanya mulutku terasa tak berfungsi ketika aku ingin menanyakan itu semua.

Selasa, 12 Mei 2015

Cinta Lama Belom Kelar

 Aku hanya bisa terdiam mematung ketika mereka semua menanyakan hal serupa. "Oi men lo masih aja ngeliatin dia pake ganapas" dan gw masih aja ngeliatin lo yang lagi jalan segerumbulan menuju lapangan buat main bola. "Hah engga men" "engga gimana,lu ngeliat dia aja tadi tatapan lo gapernah berubah masih sama kayak 9 tahun lalu" 

 Semuanya berawal dari sebuah sekolah yang mempertemukan kami sebagai siswa siswi yang sering berantem dan ngadu otot ketika lagi main basket. Entah berapa kali kami sering ngadu otot dilapangan, sehingga semua menjadi berubah ketika dua wanita datang dan menyukai semua tingkah lakumu yang urakan dan konyol. Gue merasa terbebas kan ketika dua wanita itu ada di sekeliling lo jadi gue aman untuk beberapa saat tanpa harus adu argumen sama lo. Tapi
ada rasa berbeda yang datang ketika lo mulai nge-isengin gue, awalnya gue gaterima lo nge-isengin gue sampe segitu jahatnya tapi,semakin gue ngeladenin semua ke-isengan lo,lo semakin konyol dan sedikit menggemaskan. Ya semuanya berawal dari ke-isengan dan akhirnya kami dekat menjadi teman akrab yang memberikan kode ke satu sama lain

  Sehingga semua tingkah laku lo itu membuat dua wanita yang mengidam-idamkan lo menjadi terbakar cemburu mereka sampai tidak bisa ngerem rasa kecemburuan mereka terhadap kedekatan kita. Dan akhirnya semua berakhir tanpa ada penjelasaan apapun dari mulut kita masing-masing.

Sampai sekarang, gue masih penasaran dengan semua mimpi gue yang selalu lo hantui denga berjuta gerak-gerik kalo lo ingin menjelaskan sesuatu yang begitu penting namun tak kunjung selesai selalu terpotong dan menghilang begitu saja.

Dan akhirnya,malam tadi lo menghantui mimpi gue lagi masih sama dengan sejuta gerak-gerik yang ingin menjelaskan sesuatu. dan akhirnya gue bisa menyimpulkan dari semua mimpi itu kalo kita masih penasaran satu sama lain sampai saat ini. Jujur,gue udah gak ada perasaan apa-apa sama lo tapi kalo ditanya hubungan kita apa waktu sekolah  dulu gue masih belum bisa jawab karena gue emang gatau hubungan kita apa selain teman akrab. Mereka semua selalu  berpikiran kalo kita lebih dari sekedar teman karena lo selalu ada bareng gue dan gue selalu ada bareng lo. Sesulit itukah untuk menjelaskan ini semua dengan mereka kalo ini hanya pertemanan yang begitu hangat sehingga  kita sempat terbakar kalo salah satu diantara kita ada yang menjauh dan menghilang tanpa jejak

Dan entah kenapa lo selalu melakukan hal special ke gue di depan satu wanita yang begitu mati-matian ngejar lo,nembak lo sampe ribuan kali tapi lo selalu acuhkan dia dan lebih milih main sama gue, se-special itukah gue saat itu? Mungkin yang tau jawabanya hanya lo dan Tuhan yang tau

Terakhir, terima kasih udah menjadi teman yang begitu menjengkel-kan dan menggemaskan disaat itu. Terima kasih udah ngajak naik bajaj dari suatu tempat kerumah lo, terima kasih udah memperkenalkan gue dengan mama dan ayah lo,terima kasih udah nyelamatin gue ketika gue tenggelam di kolam renang yang super dangkal,terima kasih selalu nge-isengin gue dengan semua tingkah laku lo yang arogan dan konyol,terima kasih udah pernah ngajak gue nonton persija secara langsung,terima kasih telah memberi banyak warna di kehidupan gue intinya Terima Kasih banyak udah menjadi seseorang yang selalu ada buat gue saat itu. 

Dan mungkin ini terdengar naif tapi beneran deh gue kangen kita temenan se-akrab dulu,men. See you soon my partner in crime :))

Selasa, 07 April 2015

xx

Semakin jelas aku ngejauhin kamu,semakin kuat rasa ini  terhadapmu. Sejauh apapun aku melangkah kedepan aku selalu ingin menoleh kebelakang hanya untuk melihat kamu tersenyum walaupun senyuman-mu itu bukan untuk aku namun untuk orang lain. Orang lain yang selalu kamu banggakan di depan banyak orang termaksud aku.

 Aku selalu ingat kamu kemanapun kaki ini melangkah,sejauh apapun aku pergi aku selalu ingin kembali,aku merasa nyaman ketika aku di dekatmu. Aku ingin menghabiskan banyak waktu denganmu lagi namun rasanya begitu sulit karena kita sudah begitu jauh.

Dimana sih sekarang kamu? aku tau kamu di negri yang sama denganku namun kenapa begitu susah untuk menemukan-mu akhir-akhir ini. Sesibuk itukah kamu? Aku merindukan kamu.

Rasanya aku mulai tak kuasa menahan ini semua semakin lama,aku ingin menyerah denganmu saat ini juga namun hati kecilku bilang lanjutkan semua rasa ini namun sampai kapan aku harus menunggu hal yang begitu abu-abu seperti-mu. Aku tak bisa mengalahkan perasaan-ku sendiri, namun aku begitu tak kuasa melihatmu dengan orang lain.

 Jangan pernah pergi dari-ku itu yang ingin aku ungkap-kan dengamu saat ini namun mulut-ku terasa kaku tak bisa bicara apa-apa ketika aku sudah menghabiskan waktu dengamu. Aku pasrah,aku akan membiarkan waktu yang membawa-mu ke masa-masa yang pernah kita jalani.

Kamis, 02 April 2015

xxx

Ya awalnya sih cuman sebatas teman aja. Iya temen,temen curhat,temen main,temen makan dan pengenya sih temen hidup tapi kayaknya ngga mungkin-kan kamu milih aku sebagai teman hidup kamu?

Iya aku suka kamu. Iya aku kagum sama kamu. Iya aku baper sama kamu. Iya aku nyaman banget sama kamu tapi rasanya begitu berat buat bilang Iya untuk milikin kamu. Ya karena memang banyak faktor yang membuat kita tidak akan bisa bersatu menjadi pasang kekasih atau apapun. Tapi aku selalu berusaha untuk membuat keadaan seperti biasa saja,seperti tidak ada yang terjadi di antara kita sesungguhnya memang tidak ada yang terjadi di antara kita. Kita hanya terlalu terbuka sehingga salah satu diantara kita merasa ada yang di specialkan.

Kamu memang hebat,hebat bisa membuat aku jatuh lalu bangun dan jatuh lagi. Kamu begitu hebat menarik ulur hati-ku yang sedang terguncang oleh kebaikan-mu sampai aku begitu jauh untuk berpikir, dan terkadang aku berpikir bahwa kamu mempunyai rasa lebih terhadap-ku karena kamu telah memberikan kenangan yang begitu nyata untuk-ku sehingga aku tak mampu mengucapkanya dengan kata-kata manis.

Setelah banyak kejadian yang terjadi dengan-mu di masa lalu-mu itu sangat membuka mata-ku. Kamu memang baik dengan semua orang di dekatmu sehingga ada yang begitu tertarik dengan kebaikan-mu lalu kalian menjalankan hubungan yang entah berapa lama. Jujur itu menyakitkan namun aku tak bisa apa-apa karena itu tidak akan merubah apapun kemarin ataupun hari ini aku hanya bisa bersyukur bisa merasakan kebaikan-mu yang begitu baik sehingga kebaikan-mu sempat menarik-ku kedalam lubang yang membuat aku bisa merasakan nyaman yang begitu nyaman sehingga aku hampir tidak bisa keluar dari rasa kenyaman-an itu namun sekarang semuanya telah berubah menjadi titik awal lagi. Aku sadar bahwa aku tidak mungkin mengejar sesuatu yang tidak mungkin bisa dikendalikan dengan ego-ku dan mungkin ini adalah titik limit-ku. Aku berhenti untuk mengejar kamu yang tidak pasti.

Terima kasih telah menjadi pria yang begitu baik untuk-ku dan teman-temanmu :)

Senin, 30 Maret 2015

Dia

Aku sedang ada diantara rindu dan ingin melupakan-mu.

 Setelah pertemuan itu,ku pikir aku bisa melupakan semua tentangmu,ternyata aku salah besar. Aku semakin tergila-gila oleh senyum maut-mu. Itu bisa membuat-ku menghabiskan beberapa cangkir kopi agar aku bisa bersama-mu di setiap waktu namun itu hanya kayalan-ku. Iya bukan? Karena kamu sedang memperjuangkan wanita lain dihidupmu. Ya wanita lain. Bukan aku.

Mungkin sudah cukup bagiku mengenal-mu beberapa tahun belakangan ini dan sudah cukup bagiku untuk menyakinkan bahwa aku sungguh jatuh cinta dengan semua tingkah laku-mu. Aku jatuh cinta namun aku tak ingin memiliki-mu seutuhnya karena kamu.. Karena kamu mempunyai kepribadian yang indah. Indah sehingga aku tak bisa menjabarkan-nya dengan kata-kata yang aku miliki.

 Bagiku,melihatmu tersenyum saja aku bahagia. Kata-kata paling ampuh untuk tidak menggoyang-kan aku adalah. "Aku bukan yang kamu inginkan" itu sangat membantu aku untuk tidak terus menerus memikirkan apa yang belum tentu kamu pikirkan, buang-buang waktu bukan? Namun aku sangat suka membuang-buang waktu-ku hanya untuk mengobrol kecil denganmu. Sungguh aku menyukai-nya. Bisakah kita melakukan itu setiap kali aku ingin menghabiskan waktu-ku denganmu? Kumohon.

Semua kebaikan dan perhatian kecil yang kamu berikan kepadaku,itu bisa membuat-ku sakit kepala sehingga melayang,karena aku sudah terlalu lama tidak merasakan itu. Semuanya begitu cepat dan indah,aku berusaha menikmati-nya. Aku berusaha selalu bahagia di saat kamu menyebutkan namanya di dalam perbincangan kita,namun kamu harus tau titik terlemah-ku adalah ketika kita sedang asik berbicara satu sama lain kamu menyebutkan namanya dan aku bisa melihat betapa berkobarnya rasa semangat-mu. Aku lemah. Aku tak bisa apa-apa. Aku hanya bisa menahan semua rasa cemburu ini sendiri tanpa kamu tau bahwa aku mati-matian menyembunyikan ini semua dari mu semenjak 6 bulan kita dekat menjadi teman di kedai kopi yang sama. Menyakitkan bukan?

Selasa, 20 Januari 2015

Hujan. Kamu. Kopi.

Ketika hujan turun disitulah aku bisa menikmati rasa rinduku padamu. Dan hanya segelas kopi hangat yang bisa menemaniku hingga larut malam untuk tetap menikmati cara merindukanmu dengan sesederhana ini.

Hari demi hari aku lalui tanpa cerita dari mu lagi. Awalnya aku tak kuasa menahan rasa rindu dan rasa iri di waktu yang bersamaan, dan pada akhirnya aku bisa melewati semua itu dengan muda. Hanya dengan segelas kopi, itu bisa menawarkan rasa rinduku padamu yang mulai terasa pahit. Karena hanya aku yang merindu.

Aku rindu kamu. Aku rindu kumis tipismu,aku rindu lesung pipi disebelah kiri pipimu,aku rindu semua tingkah lakumu yang bisa membuat aku tertawa,tersenyum bahkan menangis. Aku rindu semua sikap sederhana-mu yang bisa membuat aku melambung tinggi. Namun itu semua sulit untuk ku dapatkan lagi karena kita terhalang oleh Hujan.

Hai,pria yang mungkin saat ini sedang ku rindukan. Apakah kamu sedang membaca ini semua? Apakah kamu bisa merasakan apa yang sedang kurasakan malam ini? Aku hanya butuh kamu dan secangkir kopi agar aku bisa memberi tahu ke mereka bahwa kehidupan ku belakangan ini tidak sepahit kopi karena aku mempunyai kamu sebagai obat penawar rasa pahit dari semua kepahitan yang aku rasa belakangan ini. Dan aku harap kamu tau tanpa harus aku beri tahu.

Selamat malam,obat penawar-ku.
Aku merindukan mu.