Jumat, 16 September 2016

Kevin? (19)

Sebelum gue pergi dari pelataran Rumah kosan Kiki malam itu,gue sempet turun dan ingin mengetuk pintu namun yang gue dapati adalah suara tangisan Kiki yang sesegukan dan dia sedang ditanya dengan seorang perempuan namun Kiki tidak menjawabnya. Dan,akhirnya gue memutuskan untuk pergi dari rumah kosan Kiki. Sepanjang perjalanan gue memutar kembali semua ucapan Kiki ke gue,gue merasa menjadi pria terbrengsek malam itu gue egois. gue gapernah mikirin bagaimana perasaan Kiki. gue gak mikir panjang. gue bodoh. gue gakuat mendem ini sendirian dan akhirnya gue memutuskan untuk kembali ke apartement.
Gue bener-bener kaya orang bodoh jalan luntang lantung gue tidak bisa menghapus wajah Kiki yang sedang menangis,gue gabisa menghapus kesedihan Kiki. gue gapantes buat wanita baik kaya dia. gue brengsek. Tanpa gue sadari gue menangis benar-benar menangis. Gue kangen Kiki setengah mati rasanya ini lebih rindu melebihi rindu gue ke dia sewaktu gue di Jerman.

**
Aku benar-benar tidak abis pikir dengan kejadian tadi setelah aku cerita dengan Mawar dari awal aku merasa sedikit lega namun aku tidak bisa mengambil keputusan apapun untuk sekarang-sekarang ini. Mawar menyarankan-ku untuk beristirahat saja dan pikirkan baik-baik keputusan apa yang akan aku ambil nanti. Aku tertidur ketika sesudah bercerita dengan Mawar dan aku terbangun pukul 03.30 pagi kepala-ku terasa berat dan aku tidak sanggup untuk membangunkan badanku lalu ku coba untuk kembali tidur. Aku tidak tau aku tertidur berapa jam namum ketika aku liat jam di samping kasurku jam menunjukan pukul 10malam dan aku merasa biasa aja tidak pergi ke kantor pagi ini.

**
Gue sengaja ke kantor rada siang karena gue belum begitu siap untuk ketemu Kiki di hari itu namun yang gue dapat adalah ke-kosongan. Gue bener-bener ga liat sosok Kiki di kantor gue hanya melihat Mawar namun rasanya begitu enggan untuk nanya kabar Kiki ke Mawar. Gue merasa malu,baru gue jalan ingin meninggalkan Mawar namun dia malah memanggil gue. "Vin,bisa bicara sebentat?" Tanya Mawar ke gue. Gue datang dan menghampiri Mawar. "Mau bicarain apa War?" Gue mengatur suara gue untuk sehalus mungkin. "Gue udah tau apa yang terjadi dengan kalian berdua tadi malam. Vin,disini gue bukanya mau ikut campur urusan kalian terlalu dalam tapi menurut gue lo butuh kasih waktu ke Kiki untuk dia me-recoverykan suasana hati dan kondisi fisiknya untuk saat ini. Gue harap lo ngerti Vin. Gue gaberniat untuk menjauhkan kalian gue ga sanggup kalo liat Kiki dalam keadaan seperti itu lagi. Cukup sekali Vin cukup sekali." Kata-kata Mawar membuat gue bungkam setengah mati. Gue merasa kepala gue sudah kelelep karena gue merasa malu udah nyakitin sahabatnya sampai sebegini parahnya. "Iya War gue ngerti arah pembicaraan lo. Gue mohon War jaga Kiki untuk gue,gue bakal tanya dia lagi kalo dia udah siap. Thanks ya War,gue harus keatas karena ada meeting" jawab gue ke Mawar namun Mawar hanya memberikan senyuman dan anggukan kecil dan akhirnya gue pergi meninggalkan Mawar.

**
Rasanya aku hampa. Aku rindu Kevin. Aku rindu muka lesu Kevin ketik dia mengantar-ku kemarin malam. Aku rindu tatapan Kevin. Aku rindu dengan wangi parfumnya. Aku rindu di dekatnya. Aku menangis lagi. Menangis karena aku tidak ingin jauh dari Kevin namun aku belum siap untuk meluruskan permasalahan ini. Aku ingin telepon Kevin dan mendengar suaranya ketika memanggil-ku manja. Ah,aku rindu ciptaan Tuhan yang sangat dingin itu. Akhirnya,ku matikan kembali lampu kamar tidurku dan aku lebih memilih untuk mendengar lagu-lagu dari Boys II Men lagu yang pertama terputar adalah End Of The Road. Aku biarkan Kevin menari-nari dipikirkan ku sepanjang malam dan aku membisikan "Aku rindu Kev" ku harap dia mendengarnya.