Jumat, 27 September 2019

Kevin? (32)

Entah jamberapa, gue denger ada call di Skype, pas gue baru buka iPad disamping gue ternyata jam 4.15 pagi. gue dapet call dari bos gue di Jakarta, Beliau ngabarin kalo meeting di Thailand dimajuin jadi hari ini jam 10 Pagi.  Gue kalang kabut langsung liat flight pagi dari Bali menuju Bangkok, gue dapet penerbangan pukul 07.00 Pagi dan gue minta tolong sama bos gue untuk undur meeting sampai jam 2 siang. gue akhirnya bisa ngejar ke bangkok dengan penerbangan jam 7 pagi dan nyampe di Bandara Suvarnabhumi pada pukul 13.10.
 Pas selama perjalanan dari hotel di Bali gue ngga sempet untuk buka handphone dan semacamnya gue hanya bener-bener buka laptop dan mempersiapkan bahan presentasi gue, gue nyampe Bandara pukul 06.00 gue masih sempet 1 jam untuk memperbaiki atau memantapkan segala bahan-bahan presentasi yang akan gue sampaikan, gue memilih untuk duduk di Starbucks aja sekalian ngopi bahkan gue sama sekali tidak sempat untuk sarapan karena fokus gue bakal terpecah. Namun, gue belum sempet untuk finishing video yang bakal gue puter nanti karena kepentok dengan waktu untuk check-in, dan pas gue udah di pesawat akhirnya gue bisa mengejar untuk finishing video-video yang bakal gue puter di presentasi gue nanti. 3 jam gue depan laptop dan dapet email balesan dari bos gue yang udah sampai di Thailand, bahwa segala bahan yang udah buat dan presentasiin sudah aman dan sudah bisa di compress dengan beberapa bahan yang udah dibuat juga sama bos gue. Jadi aman dan gue bisa tidur di sisa perjalanan. 

Baru mau memejamkan mata, gue baru inget belum ngabarin Kiki sama sekali kalo gue langsung cabut ke Thailand, dan pas gue cek handphone pun tidak ada satupun kabar dari Kiki, akhirnya gue memutuskan untuk ngga jadi ngabarin Kiki dan memilih untuk tidur saja.

**
Jam 10 aku baru kebangun dan langsung buka laptop untuk mengikuti tutorial kelas bimbingan-ku di pertemuan terakhir ini dan sekaligus nunggu hasil test portofolio dari dosen bimbingan-ku. dan pada puku 1.45 aku baru dapet email bahwa portofolio ku aman dan aku bisa langsung mengurus biaya administrasi untuk mengurus segala kepentinganku untuk mulai masa kuliahku di Jepang. 

Entah apa yang aku pikirkan namun aku sangat bersemangat untuk dapat meneruskan beasiswa-ku ini, aku tau cerita perjuangan diriku sendiri untuk bisa berangkat dan kuliah di Jepang. Aku akan menjalankan pendidikan di Negara Favoritku. Aku langsung mengajak Mas Al untuk makan siang bersamaku dan aku berencana untuk memberi tahunya mengenai kabar gembira ini.
"Halo Mas, kamu dimana?" tanyaku dari ujung telepon. "yaudah ayok, 10 menit lagi aku otw" jawab Mas Al penasaran, aku hanya tersenyum saja dan tidak lama, aku langsung jalan ke warung nasi gudeg langganan kami.

**
Selesai meeting gue masih belum sempet untuk ngabarin Kiki, karena gue bener-bener banyak revisian dan gue harus membuat banyak proposal yang berbeda-beda untuk dapat meneruskan berbagai macam pekerjaan yang sempet gue tunda.

Sekitar pukul 10.30 malam gue baru sampe penginapan dan gue langsung dihantam dengan email berentet dan sekertaris gue bahwa masih ada 4 proposal yang harus di perbaiki dan diperluas, sebelumnya gue memang meminta pertolongan sama sekertaris gue untuk mengecek apa yang kurang dan apa yang harus gue tambahin. Sekertaris gue sudah menambahkan banyak bahan untuk dimasukan kedalam proposal namun gue merasa bahwa bahan ini masih kurang banyak dan masih kurang dari standar perfect menurut gue. Dan akhirnya gue memutuskan untuk langsung menggarap proposal-proposal ini. satu-satu. Dan gue baru selesai menggarap proposal-proposal ini pada pukul 04.45 pagi, gue baru ngerasa kantuk tak tertahankan dan tinggal satu proposal lagi yang belum gue garap, hanya tinggal grafik dan beberapa inputan gambar saja maka proposal ini baru akan selesai.

Gue memutuskan untuk menggarap proposal satu ini di kedai kopi dekat kantor client gue, sebelumnya gue mandi dan langsung ke kedai kopi. Karena pagi ini gue akan meeting kembali pada pukul 08.45 pagi. Gue baru keluar dari penginapan pada pukul 06.15 pagi dan untungnya kedai kopi ini buka 24 jam jadi gue aman.

Gue hanya bisa menunggu telepon ini diangkat dan sudah 2 kali gue menghubungi Kiki tapi belum ada jawaban sama sekali dan di dalam pikiran gue mungkin Kiki masih tidur, dan akhirnya gue langsung menggarap proposal-proposal ini. pada jam 08.00 pagi sekertaris gue sudah datang ke kedai kopi di sebrang kantor client kita. "Mas Kevin, kok lesu banget? belum tidur ya?" gue kaget pas sekertaris gue langsung nembak nanya kaya gitu. "Belum, saya baru selesai proposal ketiga jam 4an jadi belum sempet tidur" jawab gue sambil menatap lurus ke laptop. "mau saya pesenin kopi lagi mas sekalian untuk sarapan? lumayan masih punya waktu 1 jam-an lagi untuk sarapan" tanyanya kreatif. "boleh, yang kaya biasa aja ya. eh jangan kopi deh es coklat aja, bisa keder saya kebanyakan kopi" jawab gue dan ga lama sekertaris gue ninggalin gue dan dia mesen sesuai apa yang gue mau.

Jam 1.45 siang, meeting baru selesai dan gue gakuat banget nahan ngantuk, untung selama meeting gue bisa kontrol biar tetap terlihat profesional, malam nanti client kita baru ngabarin gimana hasil meeting hari ini. Dalam hati gue kenapa sih gue selalu berhubungan dengan gantung menggantung. "Rena, saya duluan ya. Tolong prepare-ini apa yang Pak Danan minta ya, kalo ada apa-apa langsung telepon saya ya. Saya balik duluan sudah tidak kuat menahan kantuk ini" ucap gue cepat kepada Rena Sekertaris gue. "Baik Mas, nanti saya kabarin jika ada update terbaru, mau dibeliin makan Mas untuk dibawa ke penginapan?" tanya Rena, namun gue hanya menggeleng dan langsung meninggalkan Rena. Sampai dikamar penginapan gue langsung buka baju dan hanya menggunakan boxer saja dan langsung tidur tanpa mengecek apapun.

**
Sampai jam 3 pagi aku masih mengurus segala berkas-ku untuk persiapan kuliah di Jepang. Aku langsung scan ini itu dan mengirim kan-nya kepada dosen pembimbing-ku. Karena selama 2 tahun aku kuliah di Jepang, dosen pembimbing-ku akan ikut ke Jepang karena dia dipindahkan tugas ke Jepang selama 1 tahun, jadi lumayan saja 1 tahun pertama aku masih bisa bimbingan dan sharing dorm bersamanya dan tentu beda kamar. Karena dosen pembing-ku ini akan membawa anaknya yang berumur 16 tahun bersamanya dan suaminya dipindah tugaskan ke Thailand. Suami dari dosen pembimbing ku ini juga pembisnis sama seperti Kevin, namun bedanya Kevin tidak pernah dipindah tugaskan, hanya saja banyak melakukan meeting diluar negeri.