Jumat, 15 Desember 2017

Kevin? (27)

Sepanjang perjalanan gue bener-bener hanya menyulut rokok gue, gue bener-bener sepusing ini. Gue sadar gue memang salah selama ini gue cuman bisa mengikuti ego gue aja. gue gabisa ngejaga apa yang udah gue punya sampai akhirnya moment itu datang, semuanya udah kesapu bersih sama ombak yang gue buat sendiri. Ngga tau jamberapa saat itu gue cuman bener-bener ngabisin waktu di mobil dan muterin niatnya hanya muterin Jakarta. Tapi, ternyata gue salah gue udah sampe di Tol Cikampek dan akhirnya gue bener-bener nekat buat langsung ke Semarang aja untuk nenangin pikiran gue sendiri.
 Jam menuju kan pukul 4.30 pagi dan hebatnya gue udah sampe Brebes Timur. Karena gue udah merasa kantuk tak tertahan akhirnya gue lebih memilih untuk masuk ke rest area untuk nunggu adzan subuh dan sekalian beli stok makanan dan minuman buat selama perjalanan Jakarta - Semarang. sekitar pukul setengah 6 pagi gue baru ngelanjutin perjalanan gue kembali ke Semarang kali ini gue bener-bener merasa lebih baik dari sebelumnya. Memang benar orang bilang jangan beri tahu Penciptamu bahwa kau punya masalah tapi beritahu masalah bahwa kau selalu mempunyai Penciptamu. gue memilih untuk meshuffle  lagu gue tapi lagu pertama gue udah dihantam dengan lagu The Overtunes - I Still Love You. tanpa pikir panjang akhirnya gue memilih apa kata hati gue bilang saat ini. gue mencoba untuk telpon Kiki sekali lagi. gue terkejut karena kali ini ada nada sambung dan berarti Kiki udah bisa dihubungin. "halo" gue kaget setengah mati suara yang gue kenal ini akhirnya terdengar kembali. "aku kangen kamu" ucap gue sambil memasang earphone ketelinga gue, gue tidak mendengar jawaban gue hanya mendengar suara tarikan napas yang lumayan panjang dan ga lama telepon tertutup begitu saja. Rasa kesal mulai menguasai gue lagi namun sebisa mungkin gue tahan dan akhirnya gue cuman bisa ngambil napas panjang dan nangis. Gue bener-bener nangis yang sebegitunya, lebay memang namun pria juga punya titik lemah kan? ngga hanya wanita aja.

**
Aku belum tidur pagi itu karena aku harus mengerjakan hasil finishing hasil design-ku untuk portopolio ke kampus impianku University Of Tokyo. Aku berusaha mati-matian untuk bisa meneruskan pendidikan S2 ku dan menghidupkan cita - citaku. Aku sedang berjalan menuju ke meja kerja-ku aku kaget nama Kev muncul dilayar hpku dan aku benar-benar langsung reflek untuk mengangkat telepon darinya dan akhirnya aku mendengar langsung suara yang sangat aku rindukan itu. "aku kangen kamu" suara Kev terdengar berat dari sebrang sana, aku hampir tak kuasa dan rasanya aku ingin teriak sebisaku bahwa aku sangat amat merindukanya sampai ingin menangis aku mendengar suara Kev. Baru kali ini Kev to the point tanpa basa basi. Ketika aku mendengarnya berbicara seperti itu aku hanya bisa menarik napas panjang dan langsung ku tutup teleponya dan bisa kalian pastikan bahwa aku mulai menangis tersedu-seduh karena aku sedikit menyesal mengangkat teleponya, membuatku semakin menggila untuk merindukanya.
 Dan tak lama, ada imessage yang masuk ke handphoneku. "aku kangen kamu. sangat" aku memilih untuk tidak membacanya langsung karena aku akan membuat diriku semakin tesiksa dengan semua perilaku bodohku ini.

**
Sekitar pukul jam 3 sore gue baru sampe di Semarang gue hampir mati rasa karena kelamaan duduk di dalam mobil, rasanya kalo udah selelah ini gue akan kembali kerumah untuk menceritakan semua yang aku rasa. Namun, rumahku saat ini sedang menghilang benar-benar menghilang tanpa memberikan gue celah sedikitpun. Gue udah sampai di Penginapan gue di daerah Unggaran. Gue sengaja memilih Unggaran karena Semarang kota yang panas untuk menetap, entah kenapa gue selalu milih penginapan di daerah yang dingin atau langsung dekat dengan pantai.
 Nyampe Penginapan gue langsung mandi, gue bener-bener cuman bawa baju yang biasa gue bawa dimobil. Ada untungnya juga gue selalu bawa baju kemana-kemana karena alesan buat ketemu client atau pergi mendadak seperti ini. Selesai mandi gue langsung tepar seada-adanya. sekitar pukul jam 2 pagi gue baru bangun dari tidur gue, gue bisa ngerasa laper yang kapan aja bisa bunuh orang. gue cuman makan roti dan air putih sepanjang perjalanan Jakarta - Semarang. Gue memilih makan di Rumah Makan Djawas untuk menuntaskan laper gue. selesai makan gue memilih untuk menghubungin Kiki lagi karena gue udah ngga punya cara buat nyari dia lagi. ada nada sambung namun tidak kunjung diangkat gue mencoba untuk positif thinking menganggap dia udah tidur dipukul 3.30 pagi.

**
Aku merasakan handphoneku bergetar ketika aku sedang melakukan finishing design-ku. Nama Kev yang terpampang namun kali ini aku merasa tidak boleh untuk mengangkatnya kembali karena aku harus fokus dengan apa yang ingin aku capai sekarang. Namun, percayalah aku bisa merasakan penyesalan mengalir di dalam seluruh badanku dengan cepat. Aku butuh pulang ucapku dalam hati namun kini bukan saat yang tepat untuk pulang. maafin aku Kev aku harus bisa tegas dengan pilihanku sekarang aku harus tahu waktu kapan akuk harus diujung batasku, aku harus bisa mengatur rasa rindu-ku agar aku tidak terbiasa untuk selalu mengungkapkan bahwa aku rindu.

Senin, 13 November 2017

Kevin? (26)

Menurut aku pribadi, dengan cara pergi tanpa pesan seperti ini adalah suatu hal yang tidak manusiawi. Manusia mana yang sanggup untuk pergi begitu saja ketika perasaan nya sedang memuncak begitu dahsyat? Aku tidak sanggup namun aku harus bisa mengatasi ego-ku sendiri. Mungkin, cara yang ku pilih untuk melupakan Kev begitu salah dan kejam namun aku benar-benar sudah tidak punya jalan keluar lain.
Setiap malam aku selalu memikirkan hal ini, rasanya aku sudah di ujung batas namun aku selalu menumpahkan keluh kesah ku kepada sahabat lelaki ku yang Kev belum tau. Ya, aku selalu menumpahkan semua yang aku rasa kepada Aldrian Raharjo atau yang biasa aku panggil Al. Al selalu ada ketika hidupku terguncang begitu kuat menghadapi beban apapun dia selalu ada di langkah ku dan di segala keputusan ku dia selalu terlibat. Al merupakan sahabat karibku dari masa kecil. Jauh sebelum aku kenal Kev.
**
Gue ngga ngerti lagi harus nyari pake jurus apa biar bisa nemuin jejaknya Kiki. Harus gue akuin Kiki adalah wanita pertama yang sanggup menghilang dari peradaban. Biasanya, perempuan yang lagi deket dengan gue bisa dibilang mereka begitu agresif dan cari perhatian agar gue menotice mereka tapi Kiki beda dengan mereka. Kiki perempuan pertama yang ngedeketin gue dengan cara yang tidak terlihat, dia ngedeketin gue dengan cara memulai jadi teman. Jadi teman pun gue ga liat gelagat Kiki buat jadiin gue pacar sehingga datanglah saat dimana gue dan Kiki sama-sama menyadari bahwa kami saling nyaman satu sama lain dan disitu gue baru bisa membaca situasi Kiki selalu usaha buat bicara sama gue entah langsung atau melalui telepon dan chat. Itu pun dia ngga pernah membahas 'kami' di dalamnya, dia selalu random. Apapun yang ada di dalam pikiranya dia akan utarakan. Oh Tuhan, aku sungguh rindu wanita itu. Rasa-rasanya rindu ini mulai begitu kejam untuk menyembuhkan lukanya. Keinginan gue untuk meluk Kiki semakin tinggi dan menggebu.
**
Jogja malam ini diguyur hujan angin, aku terjebak di warung sate klatak. Aku memutuskan untuk menyantap sekuteng dan jahe susu+pinang. Hangat. Aku bisa merasakan hangat dalam sekejap lalu pikiranku kembali mengawang dan mulai nakal. Aku gatal untuk mendengar suara Kev. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menelpon Kev dari handphone Al. "Al, aku rindu ingin pulang" tak segan-segan aku langsung jujur. "Kamu mau pulang ke jakarta Ki?" Astaga mataku langsung melotot. Memang Al terkadang di waktu yang tidak pas dia suka lemot. "Al aku pengen dengar suara Kev, boleh?" Al langsung melihatku ganas. "Ok, sekali ini saja ya. Sisanya aku ga nanggung kalo kamu kepincut lagi" kata Al sambil memberikan handphonenya kepadaku. Tak perlu waktu lama aku mengetik nomor Kev di layar handphone dan nada sambung terdengar. "Halo selamat malam" suara Kev terdengar begitu jelas di telingaku. Kev selalu formal ketika mengangkat telepon dari nomor yang dia tidak kenal takut calon clientnya yang telepon. Aku hanya terdiam tidak mau membuka suara. "Halo selamat malam, halo...." telepon sengaja ku putus begitu saja aku mulai tidak bisa mengatur ego-ku, aku mulai melanggar janjiku. Aku memeluk Al malam itu sangat erat bahkan terlalu kuat aku melampiaskan semua kebodohan ku malam ini. "Ki, it's okay. Aku ga marah loh kamu melanggar janjimu sendiri. Aku juga pernah di fase seperti mu. Jangan dilawan, biarkan saja rasa itu mengalir hingga tiba di hulu" aku semakin erat memeluk Al. Aku merasa bodoh mengapa aku sangat jatuh terperosok sedalam ini. Aku tidak menangis, aku hanya membenci keputusanku lima menit yang lalu.
**
Ketika gue baru aja mau masuk mobil handphone gue getar. Namun tidak ada nama yang muncul hanya nomor yang tertera. Gue angkat dan gue jawab seformal mungkin karena takut calon client yang menelpon. Gue udah jawab halo-halo sampai mau kesal tiba-tiba teleponya di tutup begitu aja. "Sialan" maki-ku sambil melihat kembali nomor tersebut. Sepanjang perjalanan menuju pulang gue hanya mengisap rokok saja, dan gue pun menyiapkan Java Chips malam itu. Gue semakin merindukan Kiki. Ternyata begini rasanya mempunyai rindu yang begitu menggebu namun orang yang dirindu kan acuh begitu saja. Gue hanya ketawa karena mulai menyadari rasa kehilangan ketika orangnya sudah pergi. Pergi tanpa pamit.

Rabu, 26 Juli 2017

Kevin? (25)

Aku sudah memutuskan untuk mengambil cuti masa kerjaku dan aku akan kembali ke tempat pertama dimana aku merasa nyaman dan aman setelah aku di guncang hebat ketika Kevin memutuskan untuk meninggalkan aku. Aku kembali ke Jogja kota yang penuh cinta dan kehangatan. Aku selalu merasa aku seperti dirumah bila aku berada di Jogja. Namun, aku memberikan informasi kepada orang kantor bahwa aku akan cuti dan akan menetap selama 3 minggu di Jepang. Aku sengaja memalsukan informasi itu karena aku tau akan ada seseorang yang mencari dan mungkin akan menganggu masa cuti ku ini.

**
Entah apa yang ada di pikiran Kiki, lagi-lagi dia memilih untuk menghilang dan membuat gue benar-benar mencari kemana keberadaan dia. gue sampe bener-bener nyari dia di semua media sosial namun tak ada satupun jawaban yang membuat gue yakin dan puas dimana sebenarnya dia berada. begitu banyak kemungkinan Kiki berada di Jepang. Namun, hati kecil gue tidak menyakini bahwa dia ada disana. Gue coba telepon nomor hpnya pun tidak aktif. Gue bener-bener labil dan ngga bisa mikir secara rasional. Semuanya sekarang begitu abu-abu untuk dimengerti.

Gue ngga tahu lagi harus menjelaskan apa ke Kiki bahwa gue dan Isabelle memang tidak mempunyai hubungan khusus. Namun Kiki tetap kekeuh dengan segala opini yang ada dikepala dia bahwa gue sedang memperjuangkan Isabelle. Dia bener-bener salah kaprah dan membuat gue frustasi akan semua ini sekalipun ada wanita yang sedang gue perjuangkan adalah dia. Karena dia sudah membuat hidup gue berombak dan penuh makna karena dia juga gue bisa jadi orang yang begitu penyabar dan pengertian. Sebelumnya, gue bakal kilas balik kisah gue di masa lalu. Gue adalah seorang laki-laki yang paling ngga suka akan kekerasan namun gue mempunyai sifat tempramental yang sangat tinggi. Tapi gue bukan tipikal laki-laki tempramen yang dengan mudah menggunakan tangan dan kaki gue untuk menyakiti orang lain. Gue lebih kejam dari pada menggunakan tangan dan kaki gue. Gue lebih memilih untuk menggunakan otak dan mulut gue untuk menyakiti orang lain. Gue memang keras namun setelah gue melakukan hal bodoh untuk menyakiti orang lain gue akan merasa tersiksa dan gue akan mulai meminum obat gue yang penghilang rasa sakit. Opini gue adalah setelah gue berani bertindak dan cepat dan mengambil keputusan itu bisa membuat gue merasa menang dan hebat. Gue memang merasakan dua hal itu namun tidak dalam waktu jangka panjang. Gue hanya menikmati dua hal itu selama 10 jam. percayalah. Dan salah satu keputusan yang gue ambil dalam keadaan bodoh adalah untuk meninggalkan Kiki dan melupakan dia selama gue berada di Jerman. Padahal gue tau resiko dan segala konsekuensi yang akan gue dapatkan setelah melakukan ini.

Dan benar saja, ketika seminggu setelah gue mengambil keputusan ini. Gue seperti orang sakau yang membutuhkan obat baru, padahal gue benar-benar bukan pemakain obat haram itu. Tetapi, gue merasakan seperti itu gue butuh obat dan obat gue adalah orang yang gue sakitin. Kiki. Gue hanya butuh dia dan bicara sama dia untuk menjelaskan semua alasan bodoh yang sudah gue ambil ini. Gue gadapet apa-apa gue hanya mendapatkan rasa sakit yang semakin menguasai tubuh gue. Kalian mungkin anggap gue pria lemah dan lebay tapi itu sesungguhnya yang gue rasakan. Semua rasa piluh ini sampai membuat salah satu sahabat gue khawatir. Yaitu Isabelle. Isabelle ada sahabat gue di Jerman, kenapa Isabelle mengenal Kiki ya dengan cara seperti ini gue mengenalkan Kiki ke Isabelle. Sampai gue benar-benar sembuh dan bangkit Isabelle ngga pernah ngasih gue saran untuk gue, dia ngga pernah ngasih jalan keluar sama gue dan pada akhirnya dia bener-bener ngasih gue saran sekaligus ngasih gue kejujuran mengenai perasaan dia selama dia jadi sahabat gue.

Malam itu, gue udah sembuh total dan udah bisa balik ke Indonesia untuk melakukan kerjasama sama kantor Om gue. Dan dua hari sebelum gue terbang ke Indonesia. Isabelle menumpahkan semua rasa yang selama ini dia pendam sendiri ke gue.

"Jadi, dengan mudahnya kamu milih untuk kembali ke Indonesia dan meninggalkan aku disini sendiri?" Gue bingung seada-adanya karena gue masih belum paham arah pembicaraan dia kemana. "Maksudnya gimana sih Bel? Coba deh kamu ngomongnya pelan-pelan dan tarik nafas." Jawab gue masih asik dengan stik ps empat ditangan. "Kamu, bisa ngga lihat aku?" kata dia seperti itu dan otomatis gue langsung meletakkan stik ps gue dan duduk mengarah ke dia. "Bukan seperti ini maksud aku Vin" gue bingung dan tetep memilih duduk menghadap langsung ke Isabelle. "Jadi kamu maunya apa sekarang"  gue langsung to the point dan tanpa basa basi lagi. Lalu Isabelle membenarkan posisi duduknya dan mulai angkat bicara "Kamu bisa ngga lihat aku sekarang? Kamu bisa ngga stop mikirin dia  dan ingin ngejar dia balik? Kamu bisa ngga lihat perjuangan aku selama ini ke kamu gimana? dan kamu bisa ngga stop ceritain dia dan kasih tau aku kalo kamu begitu bangga mengenal dia dan bersyukur kalo dia udah pernah mengisi hari-hari kamu? Kamu bisa memulai cerita baru sama aku Vin, Kamu bisa"

"Ngomong apasih Bel? Aku selama ini melihat dan menganggap kamu ya. Kamu teman yang luar biasa hebat buat aku Bel. Kamu selalu ada ketika aku benar-benar jatuh dan rapuh. Kamu selalu ada di saat aku senang dan bebas. Kamu selalu ada buat jadi pundak ketika aku sedang membutuhkan senderan untuk beristirahat. Kamu hebat Bel, Kamu bisa ngehandel aku sendirian dan kamu selalu senang ketika aku menceritakan tentang dia ke kamu. Kamu benar-benar teman terbaiku, Bel"

"Aku selama ini hanya teman terbaik kamu Vin? hanya teman terbaik? Oh Tuhan, percayalah jika aku bisa memaki ini adalah waktu yang tepat untuk aku memaki diriku sendiri. Aku rasa aku begitu bodoh menganggap semua kebaikan kamu itu sebagai pertanda bahwa kamu mengingikan aku dan ingin melindungin aku. Vin, selama ini aku sesak ketika kamu mulai memuji dan memanggil namanya ketika kita sedang berbicara. Namun, aku tidak bisa berbuat banyak. Karena aku tau kamu begitu merindukan dia saat itu. Aku hanya bisa membiarkan itu semua terjadi Vin. Demi aku bisa dekat dan berkeluh kesah dengan kamu. Ketika sedang bersama kamu aku benar-benar bisa menjadi wanita biasa yang mempunyai banyak rasa syukur karena Tuhan telah menciptakan kamu."

"Bel, percayalah. Aku bukan pria baik. Aku pria brengsek yang sewaktu-waktu aku bisa ninggalin kamu tanpa pamit. Seperti yang aku lakukan ke dia waktu itu. Bel, kamu begitu baik dan sempurna untuk menjadi wanita yang berdampingan dengan aku. Aku bukan lelaki yang seperti ada di dalam otak dan pikiranmu Bel. Percayalah semua cerita-ceritaku itu asli dan nyata. Aku ngga bisa membayangkan bila aku melakukan hal yang sama ke kamu Bel. Kamu begitu baik dan lemah lembut dan itu tidak pantas untuk lelaki sepertiku yang mempunyai hobi meninggalkan orang yang aku sayangi."

"Tapi aku ingin kamu Vin, Aku ingin kamu" dan saat itu Isabelle benar-benar menangis dan gue hanya bisa terdiam sambil memandangi dia dari kejauhan. Akhirnya gue memutuskan untuk memeluk dia dan berusaha untuk nenangin dia kembali. "Maafin aku Bel, aku bener-bener ngga bisa. Aku hanya mampu untuk menjadi kaka bagimu bukan sebagai pilihanmu. Bel, izinkan aku minta maaf dan kembali ngejar dia Bel. Aku hancur bila melihat kamu seperti ini. Jangan siksa aku juga." Gue bener-bener memohon kepada Isabelle agar dia mengerti bagaimana perasaan gue saat itu. Dan tidak lama dia melepaskan pelukan gue dan dia mulai menghapus air matanya. "Vin, betapa beruntungnya dia bisa merasakan perjuangan kamu kembali, betapa beruntungnya dia setelah beberapa tahun kamu kembali dan tetap memilih dia sebagai wanitamu kelak. Vin, satu pesanku jangan sakiti dia kembali, cukup sekali kamu melakukan hal bodoh itu. Cukup sekali aku melihat kamu menderita dan cukup sekali kamu melihat aku menjadi bodoh ketika aku memohon denganmu untuk menjadi pilihanku" gue benar-benar bersyukur mempunyai teman secantik dan sekuat Isabelle. Dia benar-benar kuat dengan pilihanya walaupun gue rasa itu juga terpaksa. Setelah nangis-nangisan gue dan Isabelle kembali menjadi teman yang cukup gila. Gue malam itu benar-benar ada buat Isabelle dalam melewati penolakan yang gue lakukan.

Beberapa hari berikutnya gue udah ada di Airport dan udah siap untuk kembali pulang ke Indonesia. Isabelle pagi itu benar-benar menggengam tangan gue begitu erat dan kencang sesekali gue mengusap halus rambutnya dan memberikan senyuman ke dia. Isabelle mengerti dengan semua keputusan gue untuk kembali ke Indonesia.

"Lain waktu, aku akan berkunjung ke Indonesia dan sudah seharusnya kamu memperkenalkan aku dengan wanita hebat pilihanmu itu" ucap Bel sambil tolak pinggang dan melihat gue. Gue hanya bisa jawab. "Pasti, tunggulah waktunya. Kamu akan tau wanita hebatku" lalu gue pergi setelah gue memberikan pelukan dan ciuman di kening untuk sahabatku Isabelle.

Kevin? (24)

Aku  masih ngga bisa mikir secara jernih dan sehat atas semua perlakuan ku yang aku lakukan ke Kev contohnya aku ngejar dia kembali ketika aku tau dia sedang menjalin hubungan dengan wanita lain. Aku merasa brengsek dan brengsek. Terkadang ini yang selalu ada di dalam pikiranku selama aku membuka mata. percaya atau tidak ini adalah posisi tersalah namun indah. Mengapa aku bilang seperti itu karena di posisi seperti ini aku benar-benar bisa merasakan bahwa Kev membutuhkan aku namun,bukan berarti dia tidak membutuhkan wanitanya.

Aku sudah sering mengambil keputusan untuk pergi lagi dari Kev, untuk menghilang lagi dari Kev namun aku masih tak kuasa untuk benar-benar melakukan itu. karena aku merasa dia benar-benar sedang membutuhkan seseorang untuk berbicara. Walaupun, dia tidak menceritakan apa yang sedang dia rasakan dan apa yang sedang dia perjuangkan. Dia hanya membutuhkan seseorang untuk memberikan perhatian kepadanya secara khusus tanpa harus memberikan dia beribu pertanyaan yang akan membuat dia lelah dan kembali pergi untuk mencari pelindung yang lain. Di posisi ini aku bukan menggunakan keadaan agar aku bisa dekat kembali dengan Kev. aku hanya ingin dia tetap merasa nyaman tanpa harus berpikir semua orang membencinya, semua orang tidak mengerti dia, semua orang tidak mendukung dia dan semua orang tidak mengerti bagaimana posisinya saat ini ketika sedang berjuang untuk tetap melakukan hal yang dia mau walaupun dia belum bisa melakukanya sekarang. Aku hanya ingin Kev tau bahwa tidak semua orang sama dalam melihat sebuah masalah dan mengambil sebuah keputusan, tidak semua orang sama memojokan dia di dalam permasalahanya ini dan tidak semua orang mengerti posisi yang berani aku ambil ini. Resikonya begitu besar. Pertama aku akan lebih jauh dari sebelumnya oleh Kev bila Isabelle tau jika belakangan ini aku lah faktor penambah yang mengguncang hubungan mereka. Dan yang terakhir aku semakin tenggelam di hangatnya perilaku Kev, tenggelam di perbincangan yang membuat aku merasa nyaman dan aman ketika aku berinteraksi dengan dia secara langsung maupun fana.

Sebelumnya, aku memang merasa aku yang salah karena aku sudah mengambil langkah yang begitu jauh dan tidak aman. Namun, percayalah ketika kau sudah memilih untuk memaafkan seseorang di masa lalumu itu bohong jika kau tidak merasakan rindu. rindu yang aku bilang disini adalah rindu yang getaranya masih terasa normal. bukan seperti ku rindu bodoh yang selalu ingin berbicara dengan dia sepanjang malam. ingin bertanya bagaimana hari-hari yang dia lewati dan bagaimana-bagaimana yang lain. Yang bisa membuat aku dan dia mempunyai topik panjang untuk berbicara. Namun, salah ku terlalu besar sudah membuat Kev melakukan ini lagi kepadaku, aku rasa waktu Kev untuk memperjuangkan aku sudah habis masanya, karena dia telah menyianyiakan orang itu. Bukan berarti aku menutup kemungkinan bahwa aku sekarang sedang merasakan nyaman kembali dengan orang yang sama. Namun bukan berarti aku ingin dia kembali untuk mengisi hari-hariku. Aku pikir cukup berteman dengan Kev sudah membuatku merasa nyaman dan aman.

Kev, andaikan kamu tahu bahwa berjuang memang sulit. apalagi bila engkau berjuang mati-matian hanya sendiri. itu yang aku rasakan beberapa tahun belakangan ini. aku berjuang sendiri tanpa kamu. Tanpa kamu tahu bagaimana sulitnya untuk menyerah ketika aku sedang menggebu menginginkanmu.

Minggu, 07 Mei 2017

Kevin? (23)

Gue masih gak yakin dengan keputusan ini. keputusan untuk minta Kiki balik ke gue lagi. gue mati-matian untuk menolak rindu gue yang selalu datang dan ditambah chat Kiki gue semakin berat untuk berpikir. Rasanya gue tidak tahan untuk nyuekin dia namun gue butuh kepastian apakah ini cinta atau hanya rindu.
**
Sampai seminggu aku uring-uringan. Aku tidak tau kemana dia pergi. Aku jarang berjumpa dengan Kev dikantor sekalipun. Rasa khawatir dan rinduku semakin menggebu sehingga aku tidak bisa untuk mengendalikan emosiku. Aku coba untuk telepon ke handphone Kev namun tidak angkat. Astaga,percaya lah aku benci momen seperti ini. Aku benci ketika seseorang sengaja menghilang agar dicari.
**
Gue udah dikantor namun gue sengaja untuk tidak turun kebawah karena resikonya terlalu besar bila bertemu dengan Kiki. Bila bertemu Kiki semua rencana gue akan gagal dan gue tidak akan bisa meyakinkan diri gue bahwa gue memang masih membutuhkan dia di kehidupan gue namun gue masih saja tidak mempercayai akan hal itu.

Baru aja gue ambil milo di dalam kulkas kecil disebelah meja kerja gue. Gue lihat layar handphone bahwa ada telepon masuk dan gue mendekati handphone gue dan melihat siapa yang menghubungi gue. Jantung gue mulai berdetak cepat ketika melihat nama Kiki muncul dilayar ingin sekali gue mendengar suara dia dipagi ini namun gue mengurungkan niat itu. Gue hanya bisa memaki diri di dalam hati. Kenapa gue merasa sakit memperlakukan Kiki seperti ini lagi.

**
Entah berapa kali aku mencari Kev namun aku masih tidak mendapatkan jawaban dari siapapun. Hingga akhirnya malam itu aku memutuskan untuk pergi ke GOR di dekat kosan-ku. Aku lebih memilih berlari agar tidak terus ingin mencari kabar Kev. Hingga jam menunjukan pukul 23.30 aku baru memutuskan untuk kembali ke kosan. Aku lebih memilih menggunakan earphone dan memutar lagu Bee Gees agar bisa menemaniku sepanjang perjalanan menuju kosan.

aku kaget ketika melihat sosok Kev dari kejauhan yang sedang duduk di depan tangga kosan-ku. dia terlihat lemas sepertinya dia mabuk. aku memilih untuk jongkok di depan Kev dan dia menyadari itu. "Aku gasanggup. aku kangen. kamu jangan pergi lagi" Kev langsung memeluk dan mengusap rambutku. "kamu yang pergi bukan aku Kev" aku menjawab ucapan Kev dan dia kembali memeluk-ku erat.

**
gue gatau apa yang gue pikirkan. gue tidak sanggup menahan semua rasa ini sendiri. bisa gue pastikan gue sudah setengah mabuk dan yang ada di kepala gue saat ini hanya Kiki. gue memutuskan untuk datang ke kosan dia namun yang gue dapati adalah lampu kamar Kiki yang padam gue gatau harus berbuat apa hingga akhirnya gue nunggu dia.

ketika gue terduduk,gue menyadari ada seseorang yang sedang memperhatikan gue. gue langsung memohon bahwa itu Kiki dan Tuhan menjawab doa gue. gue langsung mengungkapkan perasaan gue dan memeluknya dengan erat dan dia hanya bisa menerimanya dengan pasrah. gue bener-bener rindu dengan perempuan ini sampai gue tidak bisa mendengar perintah dari otak gue lagi.

**
malam itu aku hanya menemani Kev di depan kosan-ku. hanya duduk disebelahnya namun Kev memegang tanganku dengan erat. untuk pertama kalinya aku bisa menyiapkan bahu untuk pria ini beristirahat dan untuk pertama kalinya aku tidak bisa menikmati wangi parfum Kev yang aku hirup hanya bau alkohol dan bau asap rokok dari kemejanya. percayalah aku tidak suka bau ini namun aku berusaha menikmatinya karena Kev sedang membutuhkan aku.

Kamis, 12 Januari 2017

Kevin? (22)

Setelah tragedi Ancol malam itu,perasaan-ku semakin menggebu dan tidak bisa di bendung lagi tapi aku terlalu takut untuk memulai cerita itu lagi dengan Kev. Aku terlalu sakit bila teringat semua kejadian itu aku sudah bisa memaafkan namun sulit rasanya melupakan-nya. Dimana saat titik itu,aku benar-benar terjatuh hanya karena satu pria dan baru kali itu aku benar-benar berjuang agar aku bisa bertahan denganya namun semuanya berbeda ketika dia sudah mengambil keputusan. Namun aku tidak pernah menyesal pernah jatuh cinta kepadanya,pernah menghabiskan hari-hariku bersamanya selama kurang lebih tiga tahun rasanya aneh ketika aku bisa merasakan semua rasa dalam satu hubungan. Iya semua karena pria itu. Kevin.
**
Malam setelah Kev antar aku kembali ke kosan rasa ingin menghubungin Kev jauh lebih besar dari pada hari-hari biasanya. Bisa dikatakan hampir setiap malam aku berharap ada kabar dari Kev namun kenyataanya berbeda,aku hanya berangan-angan itu terjadi. Seketika aku teringat Isabelle,tidak mungkin di dalam waktu bersamaan Kev akan mencari dan memberi kabar kepadaku karena dia sudah mempunyai perempuan special yang lebih pantas diperjuangkan dari pada aku. aku hanya perempuan biasa yang tidak bisa memperjuangkan Kev sebegitunya seperti yang dilakukan oleh Isabelle. aku tidak bisa membagi waktu-ku,aku tidak bisa selalu ada untuk Kev,aku tidak bisa menyiapkan bahu-ku ketika Kev lelah dan yang pasti aku tidak bisa melakukan apa yang dilakukan oleh Isabelle. karena aku dan Isabelle berbeda aku mempunyai caraku sendiri untuk membuat seseorang nyaman ketika saat sedang bersamaku. Entah kenapa malam itu terasa sangat berat untuk-ku aku tidak bisa mengontrol perasaanku sendiri,aku tidak bisa mengeluarkan Kev dari pikiranku semakin aku menolak semakin kuat dia ada di pikiranku. Dan akhirnya ku memutuskan untuk nyari Kev terlebih dahulu pada pukul 02.20 aku mulai menyapa dia di salah satu medsos namun tidak ada jawaban sampai pukul 03.00 pagi aku tetap berusaha positif thinking,aku berpikir bahwa dia sudah tidur dan mungkin akan membalas pesan-ku pada paginya namun sampai beberapa hari pesan-ku masih tidak di balas olehnya dan semenjak itu aku mulai tidak berani untuk memulai lagi. rasa takut-ku alu besar daripada rasa penasaran-ku. 
**
Mungkin ini akan terasa aneh bila Kev tau. Aku masih ingin memperjuangkan dia namun rasa takut-ku lebih besar lebih tepatnya aku masih trauma ketika dia menghilang begitu saja pas disaat aku sedang setengah mati memperjuangkan dia untuk tetap bersamaku pada saat itu. Aku seperti tidak bisa memberikan dia kesempatan untuk kedua kalinya karena aku terlalu takut untuk kehilangan dia lagi mungkin itu terdengar sangat egois dan seperti memberikan harapan palsu kepada seseorang tapi percayalah rasa cemas-ku terlalu besar bila aku memulai ceritaku kembali dengan Kev.