malam semakin larut,dan hari berubah menjadi pagi. Aku masih
teremenung di depan balkon dan masih menunggu kiki untuk pulang ke hotel,ku
hubungi dia lebih dari 10 kali namun tak ada jawaban sama sekali. Aku benar-benar
merasa kehilangan sosok yang membuat-ku nyaman. Seketika handphone-ku getar ada
pesan singkat yang masuk
“kamu dimana ian? Kiki udah
pulang belum? Kalo belum pulang aku kesana ya,mau ngomongin rencana kita
selanjutnya”
Aku membaca pesan singkat dari oki dan aku hanya menjawab
oke,tidak lama sekitar setengah jam oki sudah tiba di hotel. Dia hari ini
benar-benar menawan dia memakai kaos merah marun berleher v-neck dan celana
pendek selutut yang bergambar batik-batik lucu.
“gimana nih rencana kita? Masih mau dilanjutin atau engga? Baru
kayak gini aja kiki udah ngilang” ucap oki sambil berjalan ke arah balkon dan
menyalakan rokok-nya.Kali ini tian benar-benar bingung dengan kelakuan kiki yang
susah untuk tebak. Ketika aku dan oki sedang duduk-duduk dan membicarakan
rencana selanjutnya tiba-tiba kiki pulang dan langsung masuk ke kamar. Dia terlihat
kucal dan lebam di pelipis-nya belum juga hilang. Aku sampai sekarang tidak
tahu dari mana asal lebaman itu.
“dari mana aja lo? Ngga inget kesini bawa anak orang?”
ucap-ku ketus.
“rencana liburan kita juga udah selesai-kan. Lo bebas mau
liburan sama siapa aja dan kemana aja,tujuan gua udah selesai hanya sampai
konser hoobastank doang” jawab kiki dengan suara yang meninggi beberapa oktaf
Aku kaget dan rasanya begitu susah untuk menelan
ludah,mendengar ucapak ketus kiki barusan. “oh,sekarang lo udah ngga mau
bersahabat sama gua sun? Lo kenapasih ngga jelas banget tiba-tiba berubah gini”
“nama gua kiki! Gua ngga suka lo manggil gua sun,ngerti!!”
Suasana langsung sunyi. Sepi. Nyaris tidak ada suara yang
terdengar di ruangan ini,rasanya aku seperti bisa mendengarkan tarikan napas-nya
kiki. Dan,suasana itu tentu saja baru pertama kali ini terjadi. Aku benar-benar
buntu.
“nih kunci hotel kamar lo,makasih udah mau memfasilitaskan
gua selama disini. Makasih juga udah mau meluangkan waktu lo untuk nonton
konser hoobastank bareng gua” aku langsung memutuskan ingin pindah hotel dan
belum sampai ujung pintu tangan-ku ditahan sama tian
“lo kenapa kayak gini sih sun? Gw heran ya sama lo,lo tuh
ngga pernah dewasa dalam menghadapi masalah. Lo tuh selalu cepat berubah dan
pergi se-enak lo. Lo pikir gua siapa lo hah? Emang gw siapa lo?!” jawabku ketus
dan tanpa ku sadari aku sudah menangis,ya aku menangis di depan hadapan kiki
“harus berapa kali gua bilang sama lo nama gua kiki bukan
sun,telina lo tuli apa? Siapa lo ngurusin hidup gua? Lo juga udah lupakan sama
gua dan lo lebih milih ngabisin waktu bareng tuh cowo dan lo ciuman sama dia di
kamar ini dan di depan gua. Harga diri lo dimana sih?” kupastikan suara-ku
benar-benar meninggi
Dan (paaaaakkk) tamparan tian sudah mendarat di pipi sebelah
kanan-ku tepat di bawah bekas lebaman itu. “pergi lo dari sini! Gua udah muak
ngeliat muka lo. Gw pikir lo bener-bener sahabat gua ternyata apa? Pergi lo
dari hadapan gua!” aku benar-benar tidak tahan dengan sikapnya yang gampang
berubah dan perubahan mood-nya sangat jelek. Oki langsung memeluk melihat
kejadian itu.
“kenapa jadi kayak gini sih? Ini bener-bener diluar rencana
kita iaaan” oki masih memeluk-ku dengan erat. Dan aku tidak bisa menjawab
apapun pertanyaan oki saat ini. Aku bener-bener buntu,aku tak tahu harus
berbuat apa sekarang dan demi tuhan,aku sangat menyesal telah melakukan kiki
seperti itu.
Malam sudah datang
dan jam telah menunjukan pukul 11 malam dan aku masih belum bisa melupakan
kejadian tadi pagi,oki pun masih disini membantu untuk menenangkan aku. Tak lama
oki pamit untuk pulang dan suasana kamar ini benar-benar sunyi senyap seperti
tidak ada kehidupan karena orang yang mengisi kehidupan-ku tekah pergi karena
permintaan-ku sendiri dan tanpa sadar air mata jatuh lagi di pipi-ku
**
“lo beneran di tampar sama tian? Gila ya ini masalah yang
bener-bener berat ki” ucap angel sambil menyalakan rokok-nya dihadapan-ku
Pipi-ku masih terasa ngilu untuk berbicara jangankan untuk
berbicara untuk senyum saja begitu susah. Entah berapa botol jack daniel yang
aku habiskan malam ini,aku benar-benar mumat dengan semua permasalahan sampah
seperti ini dan yang membuat aku heran kenapa aku benar-benar merasa cemburu
dan merasa takut kehilangan,ah sungguh egois pemikiran-ku ini. Aku menenggak
jack daniel-ku lagi dan tangan angel menahan-nya. “mau berapa botol lo habisin
nih minuman? Lo tuh harusnya mikir,gimana caranya nyelesein ini masalah ki
bukanya mabok kayak gini” ucapnya lirih
“angel,lo tuh ngga ngeti sama ini masalah” aku
menjawabnya,sambil menenggak minuman-ku lagi. “gw pinjem mobil lo ya mau cari
angin nih”
“gua ikut ki” jawab angel,sambil menahan tangan-ku. “gausah,gua
bisa bawa mobil sendiri”
Lalu aku meniggalkan angel sendiri di bar dan aku berjalan
ke arah parkiran mobil. Aku menyalakan mesin mobil dan keluar dari pelataran
bar ini. Baru beberapa meter aku jalan,tiba-tiba ada yang mengehentikan
mobil-ku. Seseorang berbadan besar 3 orang mendekati mobil-ku,dan yang satu
menggedor-gedor kaca mobil.
“keluar lo,atau engga gua rusakin nih mobil”
Aku membuka pintu mobil dan benar saja tinjuan mentah si
pria berbadan besar yang ku habisi waktu itu di swimming pool mendarat rapih di
bibir kanan-ku. Aku terjatuh dan tak bisa melawan sama sekali,aku mencoba untuk
berdiri namun tiba-tiba ada yang menusukan sesuatu kedalam perut-ku. Pengelihatan-ku
kabur dan lama kelamaan semakin gelap.
Ke-esokan paginya,aku
sungguh sulit untuk membuka mata,bau yang tidak asing lagi di hidung-ku telah
tercium. Aku melihat sekeliling ruangan ini dan berhenti pada sosok wanita yang
sedang tertidur pulas di sofa. Iya itu angel bukan tian.
“lo udah bangun ki” ucap perempuan paru baya itu dari sofa
Aku tersenyum melihat ke arah-nya namun aku bisa memastikan
bahwa senyuman-ku itu sangat jelek. “udah ngel,kok gw bisa disini sih?”
tanya-ku sambil membenarkan posisi bantal-ku
“tadi malem pas gw mau pulang kehotel gw ngeliat mobil gw
ditengah-tengah jalan,gw ngecel ke sekitar mobil dan gw ngeliat lo di depan
mobil udah pingsan dan banyak darah dari perut lo”
Aku langsung memegangi perut-ku yang diperban coklat. Yatuhan
apa yang terjadi dengan-ku semalam,aku benar-benar tidak ingat setelah kejadian
itu.
“apa yang terjadi semalam ki? Tolong ceritain ke gw” pintaku
lirih
Aku hanya menggeleng dan mengangkat tangan
kanan-ku,menyimbolkan bahwa aku tidak kuat untuk berbicara panjang lebar. Dan angel
mengerti maksud-ku dia hanya melihatku lemas dan aku bisa pastikan dia sangat
kawatir.
“ngel,ngga usah kasih tau tian tentang ini. Sekali pun lo
kasih tau dia ngga bakal peduli karena gw bukan sahabat-nya lagi. Makasih ngel
untuk pertolongan lo ini”
Aku tersenyum dan membenarkan posisi bantalku ke posisi
semula dan aku lebih memilih untuk mengistirahatkan semua badan-ku ini. Rasanya
dari kepala sampai kaki badan-ku lemas dan tidak bisa di ajak serius