Rabu, 21 September 2022

Kevin? (35)

 

Entah berapa jam aku ketiduran dibawah selimut, awalnya aku sedang ngecheck segala Mou dan Lease Agreement antara kantor ku dan client tetapi semua nya masih jauh dari masa tenggang untuk perpanjangan. Dan kerjaan ku yang lain juga masih terbilang aman dan bisa di handle. Namun, memang beberapa dokumen harus aku kirim kan Kembali kepada staff yang ada di kantor setelah aku review dan tanda tangan secara virtual.

Tetapi ketika aku memutuskan untuk membuka media sosial seperti ig dan tiktok aku malah merasakan kantuk yang membuat kedua mata ku sangat pedih dan akhirnya aku memejam kan dan sepertinya aku bablas di dalam tidurku.

                Ketika aku bangun, jam sudah menunjukan pukul 19.45 malam yang artinya aku tertidur selama tiga jam setengah, ketika aku melihat jam aku hanya bisa menghela napas dan untungnya tidak ada pekerjaan yang urgent karena sebelum aku tidur sudah ku selesaikan semua. Aku berusaha untuk duduk di atas ranjang dan mencari sosok Kev, mata ku melihat Kev masih focus dengan laptop nya di balkon dan kali ini dia tidak merokok dan Kev duduk menghadap ke dalam kamar yang otomatis dia bisa melihat bila aku bangun, namun aku berjalan ke toilet pun Kev masih focus kepada laptop yang di depan-nya, tadi nya aku mau menggangu nya sebentar hanya untuk menanyakan untuk makan apa tapi ku urungkan karena dia begitu focus.

Akhirnya tanpa pikir panjang aku pesan makanan yang membuat kenyang dan simpel ayam geprek pak gembus, aku pesan yang paket komplit dan menjelang 20 menit aku di telepon oleh driver ojek online nya dan aku memutuskan untuk turun ke bawah dan mengambil nya. Aku gak pamitan sama Kev karena Kev tidak akan merasa kalua aku sudah bangun.

Setelah aku mengambil makanan nya kebawah, aku samperin Kev dan mengajak makan tapi dia bilang aku makan duluan aja karena dia lagi merevisi design yang akan dia kembangkan di Thailand dan akhirnya aku hanya mengganguk saja dan menyantap makanan ku. Satu jam berlalu Kev masih sangat sibuk dengan kerjaan nya dan seinget ku kita belum makan dari Jakarta dan akhirnya tanpa pikir panjang aku memutuskan untuk nyuapin Kev pak gembus nya karena sangat tidak lucu kalo dia harus sakit hanya karena menunda jam makan nya apalagi Kev akan perjalanan bisnis ke Thailand.

“Kev ayok makan” dia tidak menjawab sama sekali omongan ku, dan akhirnya aku hanya menyenggol lengan nya dan bilang buka mulutnya ya aku bantuin buat makan dan Kev hanya tersenyum sambil melihat aku. Dan tidak butuh waktu lama makanan Kev pun habis.

**

Gue lagi bener-bener pusing banget karena salah satu tim gue yang bagian revisi terpapar covid dan mau tidak mau gue harus turun tangan sendiri untuk melakukan pengecheck-an dan merevisi langsung, karena gue semacam tidak tega untuk menyuruhnya untuk melakukan revisi, karena bisa dibilang dia terpapar covid dengan gejala yang cukup parah.

Padahal gue udah sengaja memutar bangku gue untuk menghadap ke dalam kamar agar bisa melihat bila Kiki sudah bangun tapi apadaya sampe dia nyamperin gue buat nanya mau makan apa pun gue bener-bener tidak sadar. Terus tiba-tiba dia datang dan duduk di sebelah gue lalu bilang “Kev ayo makan” gue bener- bener ngerasa beruntung karena jatuh cinta sama perempuan yang bisa membantu dan mengerti gue. Kiki benar-benar membantu gue untuk mempermudah pekerjaan gue, setelah makan dia ngasih gue minum dan tanpa gue minta tolong Kiki langsung membuat kan gue teh hangat tanpa gula. “jangan kopi lagi ya Kev biar nanti malem kamu bisa istirahat dan kalo besok belum selesai kerjaan nya, kamu lanjutin aja” kata Kiki ke gue sambil naruh teh hangat tersebut di atas meja, gue tidak menjawab  nya gue hanya senyum aja. Dan gak lama Kiki masuk lagi ke dalam kamar.

**

Setelah Kev makan aku mutusin untuk buat teh hangat buat dia, karena sekalian aku mau bikin untuk diri ku sendiri dan aku akan melanjutkan membuat pengajuan dana yang akan di ajukan kantor ku kepada client. Aku benar-benar selalu kusut ketika aku mengerjakan ini karena buat ku ini sangat tidak mudah dan butuh waktu yang amat panjang.

Dan akhirnya aku mengambil earphone ku dan ku sambungkan ke laptop ku, aku lebih memilih untuk ditemani Secondhand Serenade malam ini karena ini membuat ku feel warm. Aku duduk membelakangi Kev karena aku tidak terlalu sanggup bila duduk terlalu lama di atas ranjang.

**

Gue baru selesai mengerjakan revisi gue sekitar jam 1.15 ketika gue masuk kamar Kiki masih dibawah selimut nya sambil nonton dari iPad nya dan kali ini dia nonton money heist yang versi Korea dan dia juga pake earphone nya, pantesan gue panggil-panggil dia ngga gubris

“Ki……….” Gue panggil Kiki dan menggoyangkan betisnya, lalu Kiki buka earphone nya dan menjawab “kenapa Kev?” “aku laper Ki” terus Kiki ketawa renyah karena gue ngadu seperti layaknya anak kecil yang minta makan sama ibu nya. “mau pesen Mcd aja Kev? Kalo keluar akua gak mager nih” tanpa pikir panjan gue langsung mengiyakan, dan akhirnya gue memutuskan untuk tiduran di samping Kiki dan kita melihat menu Mcd secara barengan, entah kenapa gue selalu senang ketika ada sedekat ini sama Kiki, gue kaya bisa melindungi dia secara lebih utuh dan moment kaya gini yang selalu membuat gue menggebu.

Setelah kita sudah memutuskan untuk pesan apa dan akhirnya kali ini gue yang turun kebawah untuk ngambil makanan nya dan gue sekalian nitip sama driver ojol nya untuk beli beberapa air mineral, cemilan dan rokok. Setelah gue menerima pesanan gue, gue Kembali ke kamar. “Ki ayok cuci tangan kita makan, boleh ga nonton money heist nya di tv aja? Aku juga nonton tapi baru episode 4 awal” ucap gue ke Kiki dan Kiki bilang “iya ayo, pas banget aku juga baru selesai dari episode 3”

                Sepanjang kita makan sambil nonton money heist gue sempet-sempetin untuk mencuri pandang kea rah Kiki, gue makin bersyukur banget ada dia di hidup gue. Gue berencana untuk jujur mengenai perasaan gue tapi gue urungkan karena menurut gue moment ini kurang tepat karena akan membuat Kiki jadi agak shock dan akan beralih ke badmood.

**

“Aku ngerokok dulu ya Ki, kamu lanjut nonton sendiri dulu aja ya. Tapi kalo mau bobo sok aja ya bobo, jangan nungguin aku. Aku mau sekalian finishing revision aku, biar besok kita bisa strolling around.” Kata-kata Kev sukses bikin aku salah tingkah dan sebelum dia kearah balkon, dia menyala kan rokok nya di depan ku dan itu sukses buat aku ingin menghampiri nya dan memeluknya erat, aku memang tidak suka melihat Kev merokok tapi moment dimana dia menjepitkan rokok nya di bibir nya dan cara dia memantik api, aku selalu suka.

**

Gue baru selesai mengerjakan revisi gue yang kedua kali nya dan kali ini sudah rampung, gue sengaja menyelesaikan nya dengan cepat agar liburan gue Bersama Kiki tidak terlalu terganggu. Dan kami berdua adalah tipikal orang yang akan menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu agar kami bisa melanjutkan kegiataan kami. Gue baru selesai mengerjakan segala pekerjaan gue sehabis subuh dan sebelum gue tidur gue menunaikan subuhan dulu dan ketika gue mau bangunin Kiki, gue teringat bahwa tadi pagi dia bilang dia lagi datang bulan dan itu alesan dia kenapa agak sedikit grumpy. Dan akhirnya gue bisa merasakan badan gue bener-bener rentek banget terlalu lama duduk dan gue agak sedikit salah tingkah karena posisi tidur Kiki benar-benar menghadap gue, gue bisa merasakan napas-napas pendeknya. Gue hanya tersenyum dan akhirnya gue tertidur

**

Aku baru bangun pada pukul 13.30 siang, ya Tuhan ini udah kesiangan banget buat memulai hari, aku tertidur membelakangi Kev tapi aku bisa merasakan ada tangan yang melingkar di bahu ku dan aku berusaha memutar badan ku ke arah Kev, jarak kami sudah begitu dekat, aku bisa merasakan hangatnya napas Kev. Jantung ku berdegup lumayan kencang kali ini. Aku merindukan moment dimana aku bisa melihat Kev begitu pulas di dalam tidurnya setelah dia berperang dengan segala pekerjaan nya yang membuat hari- harinya berat. Dan entah mengapa, aku tidak ingin melewatkan moment ini, aku hanya terdiam dan Kembali memenjamkan mata ku dan membiarkan badan ku di peluk oleh Kev sekali lagi.

**

Gue kaget tiba-tiba bangun karena staff gue telepon hanya karena dia mau sampaikan informasi bahwa revisi kita sudah di accept sama orang kantor Thailand, gue tidak banyak menjawab hanya jawab iya-iya aja, gue berusaha untuk setenang mungkin agar gue tidak membangunkan Kiki yang sedang tertidur lelap di dalam pelukan gue, entah gimana proses nya kenapa posisi tidur kita bisa jadi seperti ini. Tapi jujur gue bener-bener menikmati moment ini, gue mengencangkan pelukan gue ke Kiki, gue Kembali menciumi rambut dan keningnya kali ini gue terkaget karena Kiki terbangun. “duh kegep kan kamu lagi nyiumin aku, gak boleh tau Kev nanti pacar kamu marah, dengan kita sekamar gini aja udah bisa bikin dia gila kayanya” kata Kiki berusaha untuk memojokkan gue karena Isabelle memang sebegitu cemburu nya kepada Kiki waktu itu.

                Gue engga menjawab ledekkan Kiki, gue malah makin mengencangkan pelukan gue dan berusaha untuk mencium kening nya dengan dalam dan itu berhasil. “Ki kita ulang lagi yuk hubungan kita dari awal tanpa ada nya kecurigaan, dan trauma. Aku akan berusaha sebisa mungkin untuk manage waktu aku untuk kamu, pekerjaan aku, dan keluarga aku. Aku akan berusaha untuk tetap setia sama kamu sampai akhir Ki. Mau kan kamu ngasih aku kesempatan yang kedua dan terakhir. Aku bener-bener mau mencoba ini dari awal lagi.” Entah mengapa gue langsung menyatakan perasaan terdalam gue sama Kiki dengan posisi tidur di pagi ini.

“biar aku pikirin dulu ya Kev, karena kejadian kemarin sangat tidak mudah untuk aku. Aku hancur dan sekaligus sembuh karena kamu benar-benar membuktikan semua omongan kamu.”

Gue bener-bener diem denger jawaban dari Kiki, gue bener-bener menaruh duri tajam di dalam hati nya, gue membuat dia trauma dan hilang kepercayaan. Gue ngerasa sedih dan patah ketika Kiki menjawab seperti itu, rasanya ingin menghilang saat itu juga agar aku tidak melihat ekspresi nya yang menyayat hati.

“iya Ki, take your time. Selama kamu mikirin itu, jangan jadi kaku ya. Ini kan liburan terakhir kita sebelum kamu ke Jepang. Dan mungkin ini juga moment terakhir kita bersama karena kita tidak tau kedepan nya kita akan menghabiskan waktu dengan siapa. Bisa saja kamu duluan yang menikah dan bahkan bisa saja aku duluan yang menikah. Jadi kita nikmatin sepuluh hari kedepan kita ya sebagai teman baik” gue bener-bener berusaha untuk tetap tegar dan gue berusaha untuk melepaskan pelukan gue ke Kiki dan menata ekspresi gue, agar gue tidak terlalu terlihat kecewa. “ayok bangun yuk kita harus strolling around dan makan biar gak mati jadi zombie” dan akhirnya kita tertawa dan suasana kembali menjadi cair.

 

Kevin? (34)

 

Dan hari dimana aku dan Kev berangkat ke Banyuwangi, Surabaya dan Bali pun tiba. Ketika mobil kami sudah melaju dan tinggal masuk ke Tol Cipali satu tragedy pun terjadi, dimana ban mobil kami meledak di tengah jalan dan yang sangat beruntungnya adalah keadaan jalan di Tol Cipali lagi sangat lenggang dan kosong, bisa dibilang kami selamat tanpa ada nya kecelakaan yang dapat merugikan kami ataupun orang lain.

Akhirnya, kami memutuskan untuk merubah rencana trip kami ketiga kota menjadi hanya satu kota yaitu; Bandung. Ya, Bandung bisa di bilang adalah kota yang banyak sekali kenangan manis bahkan sampai ke pait. Tapi karena kami berpikir bahwa waktu yang kami punya hanya sekitar 10 hari jadi lebih baik di manfaatkan sebaik mungkin dari pada harus ambil pusing karena memikirkan untuk pergi kemana dan berapa lama.

Kami akhirnya melanjutkan perjalanan kami ke Bandung menggunakan travel dan akan menyewa kendaraan selama kami ada di Bandung. Sepanjang perjanan menuju Bandung kami tidak banyak berkomunikasi karena aku harus buat beberapa laporan untuk ke kantor dan menyelesaikan beberapa pekerjaan ku untuk terakhir kali nya sebelum aku resign dan melanjutkan perjalanan ke Jepang.

**

Gue diem aja di dalam mobil travel sejujurnya sambil dengerin lagu dan ngeliatin Kiki yang lagi focus banget untuk ngerjain pekerjaan terakhirnya sebelum dia resign dan berangkat ke Jepang. Satu hal yang paling gue suka dari Kiki adalah dia wanita yang mandiri, bertanggung jawab dan smart tapi dia bisa jadi sosok yang paling dingin dan jutek kalo dengan lingkungan pertemanan baru. Bukan berarti dia susah untuk dijadikan teman tapi memang pada dasarnya semua orang hanya membutuhkan proses untuk dapat dekat dengan orang baru.

                Gue sengaja gak ajak ngomong Kiki satu kata pun, karena gue tau di dalam pikiran nya pasti lagi semerawut dan gue gak mau ngerusak moment kita selama 10 hari kedepan, gue bertekad buat bisa ngerebut hati Kiki lagi dengan cara yang baru dan gue harus bisa ngebuktiin ke Kiki bahwa kita bisa jadi pasangan yang bisa saling support, tumbuh dan jaga satu sama lain. Gue mulai ngerasain kantuk yang bener-bener kantuk dan akhirnya gue milih buat meremin mata gue sebentar.

**

Udah pukul 16.30 tapi kita masih kejebak macet, padahal tinggal 20 menitan lagi kita masuk ke Tol Pasteur. Akhirnya aku memilih untuk istirahat sejenak dan siap-siap untuk turun dari travel, baru kepikrian bahwa aku dan Kev belum ada tempat untuk kita bermalam di Bandung, baru aku menoleh kearah Kev untuk nanya mau stay dimana tapi dia sudah tertidur dengan lelap sambil menoleh ke arah jendela. Aku tersenyum. Aku selalu suka pemadangan ini.

                Akhirnya aku buka salah satu aplikasi untuk nyari hotel, baru scroll beberapa lama ternyata sedang high season jadi beberapa hotel hanya menyisakan satu kamar atau kamar family yang bener-bener besar. Pilihan nya cuman dua tipe ini di beberapa hotel yang masuk ke list-ku. Dan akhirnya aku memutuskan untuk ambil Hilton Bandung.

Dan ya, seperti yang tadi aku hilang hanya sisa beberapa tipe kamar dan akhir aku memutuskan untuk ambil kamar King Deluxe Room yang dimana artinya cuman ada Kasur king size untuk berdua. Aku mau ambil kamar yang tipe lain pun itu terlalu besar untuk kami. Jadi ya aku hanya mikir kami tidak akan melakukan apapun dan ya kami tidak punya hubungan sejauh itu.

Gak lama dari aku memesan kamar itu Kev bangun, dan aku langsung kasih tau kalo kita bakal nginep di Hilton Bandung selama lima hari kedepan, untuk sisa hari nya aku ambil di Hyatt Regency Bandung tapi tenang di Hyatt Regency Bandung aku ambil yang double bed tapi itu masih gantung karena….. ya high season tadi tapi aku sudah request ke pihak hotel dan mereka masih mengupayakan hal itu.

“Kev kita nginep di Hilton yaa tapi cuman ada dua tipe kamar, yang satu tuh terlalu besar untuk kita. Itu defenisi kamar yang besar beneran untuk big family gitu dan akhirnya aku ambil yang King Deluxe room dan cuman ada satu Kasur king size…..” sumpah jujur, Ketika bagian itu aku bicarakan ke Kev aku tidak berani untuk menatap mata nya karena aku tau pasti dia akan ngeledekin aku. “ya bagus deh kalo gitu, jadi kita bisa mulai rujuk sama hubungan kita” Kev tertawa Bahagia dan aku hanya menelan ludah karena pasti ini akan menjadi moment yang sangat hangat dan lucu.

**

                Gue baru banget bangun dari tidur, dan Kiki langsung ngasih tau kita bakal nginep di Hilton dan cuman ada satu Kasur king size, yang dimana itu artinya gue bisa menjalankan misi gue untuk menyakinkan Kiki bahwa gue emang sungguh-sungguh untuk memperbaiki hubungan yang udah lama kusut ini yang cuman bakal works kalo kita sama-sama meredam emosi tapi tetap hubungan nya gajelas. Dan kali ini gue bakal membuat hubungan ini lebih clear dan lebih jelas untuk kedepan-nya.

Kami turun travel di dekat Baltos, dan melanjutkan ke Hilton dengan taksi online karena emang belum sempet untuk cari dimana tempat untuk sewa motor atau mobil. Hingga akhirnya kita tiba di Hilton dan seperti biasanya yang selalu mengurus semua perintilan hotel, akomodasi, tempat wisata yang akan di kunjungin, tempat kulineran bahkan sampai ke Coffee Shop pun akan di urus oleh Kiki. Gue bener-bener merindukan moment ini karena hidup dan keuangan gue akan termanage dengan rapih selama ada Kiki yang bisa mengatur itu semua, gue makin menggebu untuk milikin dia lagi gue janji tidak akan pernah melepaskan dia lagi hanya karena alesan yang menurut gue sangat tolol dan kekanak-kanakan.

                Dan sekarang adalah moment yang tepat untuk memulai hubungan ini berjalan Kembali, tapi sebelum itu di mulai mari lah kita berdoa kepada Tuhan agar ini semua diberikan kelancaran tidak ada hambatan apapun. Setelah Kiki mengurus semua di resepsionis, akhirnya kita naik ke lantai enam belas. Karena lift nya tidak terlalu lama tiba lah kami di depan kamar yang akan kami inapi.

 

**

                Ini bener-bener yang akan selalu aku lakuin kalo kita lagi traveling adalah aku yang akan mengurus semua hal dari penginapan, akomodasi, tempat wisata yang akan di kunjungin, tempat wisata kuliner yang enak dan tentu yang harganya miring dan bahkan sampai ke Coffee Shop pun harus aku yang memberikan rekomendasi. Tetapi, Kev juga melakukan banyak kontribusi di setiap kita melakukan traveling, lebih tepatnya Kev akan membawa aku ke tempat-tempat yang tidak pernah aku kunjungin bahkan terpikirkan oleh ku saja tidak.

Setelah mengurus semua administrasi di resepsionis akhirnya kami akan naik ke atas dan kamar kami ada di lantai enam belas, oh tentu aku sudah pasrah dengan liburan kali ini karena aku tidak mau merusak moment kami sebelum kami akan Kembali menjali kehidupan kami masing-masing.

                Karena lift nya tidak terlalu lama, sampailah kami di lantai enam belas dan kami langsung mencari dimana letak kamar kami. Ketika kami sudah menemukan nya dan pintu mulai di buka oleh Kev, mata aku terbelalak melihat suasana di dalam kamar dan view dari kamar tersebut. Suasana kamar ini benar-benar sangat warm dan view nya langsung menghadap kea rah swimming pool. Oh Tuhan kepala ku langsung sakit ini adalah suasana yang pernah kita bahas waktu kami masih menjadi pasangan serasi yang sedang membahas honeymoon akan kemana dan suasana kamar bagaimana. Aku bertanya di dalam hati kenapa ini sekarang terjadi Ketika kami sudah bukan menjadi pasangan dan kenapa seakan-akan semesta pun mendukung keinginan Kev yang ingin mencoba memperbaiki hubungan ini lagi.

Tak banyak kata-kata yang keluar dari mulut kami, kami langsung membereskan semua yang kami bawa dan aku juga mulai mengeluarkan pakaian yang akan aku gunakan selama di Bandung. Setelah perjalanan jauh dan Panjang ini aku memutuskan untuk mandi. Dan kebiasaan kami selama pacaran terulang Kembali, Kev akan duduk di balkon dan akan mulai bekerja sekaligus dia akan minum kopi dan merokok dan menunggu aku akan mandi, setelah aku mandi dia akan mandi.

                Benar-benar seperti De Javu, semua kebiasaan yang sering kita lakukan Ketika pacarana terulang Kembali dan tepat sekali di kota yang sama yaitu; Bandung.

 

**

Ketika gue baru banget buka kamar nya, gue langsung ketawa di dalam hati, ini adalah suasana kamar yang sangat disukai oleh Kiki. Kamar yang warm dan view yang terbuka. Tuhan benar-benar sedang mendengarkan doa gue dimana gue berniat untuk memperbaiki hubungan ini dari awal lagi.

Semua yang pernah kita lakukan dulu selama pacarana dan selama traveling terulang Kembali, dimana gue akan mempersilahkan Kiki untuk mandi duluan dan selama Kiki mandi gue akan mulai mengcheck pekerjaan gue di balkon sambil ngopi dan merokok. Setelah Kiki selesai dengan kegiataan nya, gue akan mulai mandi dan bersih-bersih.

                Gue baru selesai mandi, dan gue juga merasa bahwa gue melakukan mandi yang sangat lama karena gue benar-benar tidak bisa absen dengan sakit perut gue. Ketika gue keluar dari kamar mandi gue mencari sosok Kiki biasanya dia sudah sibuk dengan pekerjaan nya juga tapi hari itu terlihat berbeda, gue menemukan Kiki dibawah selimut dan gue berjalan kearah nya dan mencium wangi yang sangat khas dari wanita yang gue idamkan ini; Strawberry.

                Gue sangat suka dengan bau khas ini, gue memperhatikan wajah Kiki yang terlihat begitu lemas dan kelelahan. Ketika gue ingin balik badan dan berjalan ke arah balkon, tidak sengaja gue melihat handphone Kiki menyala dimana ada  notifikasi email dan pop up chat dari unknown number, gue tidak mau ambil pusing dan berniat untuk mengabaikan nya saja tapi focus gue terpecah dan memandangin wallpaper lock screen dari handphone Kiki. Foto dimana kita sedang melihat sunset, gue semakin merasa kesempatan gue terbuka lebar untuk dapat memperbaiki hubungan ini.

                Gue bahkan sampai besar kepala, apa selama ini sebenernya Kiki masih merasakan rasa yang sama seperti waktu itu, rasa dimana kita merasakan hubungan ini sangat sempurna. Ya gue hanya bisa berdoa bahwa Kiki masih mempunyai rasa yang sama walaupun hanya berapa persen. Tapi setidaknya gue masih mempunyai harapan lagi.

Kamis, 24 Desember 2020

Kevin? (33)

Pagi ini gue terbangun jam 12 siang, gue langsung buka pintu balkon dan  membiarkan semilir angin dari balkon masuk ke dalam kamar, biar ada pertukaran udara. Gue sengaja ngambil kamar yang memandang langsung ke Chao Phraya River biar ngerasa lebih adem dan tenang aja sih. 

 Dan seperti biasa, wanita satu itu tidak kabar lagi. Gue memutuskan untuk tidak ngejar Kiki secara blak-blakan karena gue tau kalo dia sedang mengejar pendidikanya di Jepang, ya gue tau kalo Kiki mau pergi lagi meninggalkan gue ke Jepang, walaupun gue ngga sengaja mellihat isi email ini pas gue di Jogja. Gue udah gatau lagi  mau menggunakan teori macam mana buat ngejar dia lagi dan gue memutuskan untuk bisa mendukung karir atau pendidikanya dia. Ya, mungkin itu adalah cara terbaik gue untuk tidak menggantungkan kebahagian gue ke dia aja. 

**

Entah jamberapa aku baru selesai ngurusin segala dokumen-dokumen untuk aku kuliah di Jepang tapi aku sudah mendapatkan kabar dari dosen-ku bahwa aku akan berangkat 3 minggu lagi, pas mau masuk bulan natal dan tahun baru. 

 aku masih berusaha bagaimana caranya untuk menyampaikan ke Kev kalo aku akan melanjutkan pendidikan-ku di Jepang, ya walaupun aku tau dia akan biasa aja mendengarkan informasi ini. aku pensaran dia kemana, sudah dua hari ini kita benar-benar tidak ada kabar dan kontakan dan anehnya lagi aku tidak merasa kosong seperti sebelum-sebelumnya apa karena kami sedang sama-sama sibuk. akhirnya aku memutuskan untuk menelpon Kev lewat skype. suara berdering namun belum ada jawaban, seketika aku menoleh ke arah jam, jam sudah menunjukan pukul 13.30 dan aku yakin dia belum bangun. akhirnya aku memutuskan untuk mandi dan akan pergi untuk menghirup udara segar dan bisa saja ini waktu yang tepat untuk berpergian sebentar sebelum aku pindah ke Jepang. 

**

Gue baru selesai mandi dan langsung mengecek email dari Client gue, proyek kita akan mulai berjalan di awal bulan it's mean itu masih sekitar sebulan lagi dari sekarang, tapi client gue minta untuk mematangkan segala macam dokumen dan surat perizinan dan akhirnya gue bisa terbebas dari pekerjaan ini kurang lebih sekitar 2 mingguan, 2 minggu-nya sudah mulai masuk ke tahap persiapan dan pemeliharaan. pas gue cek skype ada satu new missed call dan gue senyum pas melihat nama Kiki yang tercantum dan wow sudah 2 jam yang lalu dan tanpa pikir panjang gue langsung nelpon dia via skype. 

nada masih berdering dan akhirnya diangkat dan tidak lama dia request untuk video call. "hahaha, kangen ya kamu sama aku sampai langsung video call gitu ih" tembak gue lancar buat ngeledekin Kiki. terus Kiki hanya senyum dengan lebar sambil berkata "eh kamu dimana? kok bagus sih" tanya-nya dan gue cuman jawab "Thailand sayang". terus Kiki sambil masang ekspresi kaget dan mangap. "cepet banget sih kamu udah di Thailand aja. Kev aku mau ngomong nih penting" kata Kiki lancar tanpa terbata seperti biasanya. gue udah feeling dia bakal bahas malah dia mau lanjut kuliah ke Jepang dan tanpa basa-basi gue langsung ucap aja, "apatuh? Jepang ya? gausah panik gitu ah, maaf ya waktu kita di Jogja aku ngga sengaja liat kamu bales email dan disitu ada tulisan selamat-nya gede banget dah kaya spanduk" terus kita berdua tertawa. 

"jadi kamu kapan mau berangkat ke Jepang Ki?" pertanyaan Kev sukses buat aku jadi mendadak sedih, kenapa selalu gasuka dengan pertanyaan ini, "3 minggu lagi Kev, tapi aku mau refreshing dulu sih sebelum berangkat kesana, biar ngga kangen banget pas aku udah disana." jawabnya. "ih ayok sama aku dong, 2 minggu nih aku kosong ngga kerjaan setelah itu aku bakal padat karena ada proyek baru di Thailand" terus kita cuman saling diem dan mikir mau kemana. dan akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke Banyuwangi, Surabaya dan Bali naik mobil, kita bakal ngabisin waktu sekitar 10 harian aja karena setelah itu kita akan sibuk dengan dunia kita masing-masing.

 

Jumat, 27 September 2019

Kevin? (32)

Entah jamberapa, gue denger ada call di Skype, pas gue baru buka iPad disamping gue ternyata jam 4.15 pagi. gue dapet call dari bos gue di Jakarta, Beliau ngabarin kalo meeting di Thailand dimajuin jadi hari ini jam 10 Pagi.  Gue kalang kabut langsung liat flight pagi dari Bali menuju Bangkok, gue dapet penerbangan pukul 07.00 Pagi dan gue minta tolong sama bos gue untuk undur meeting sampai jam 2 siang. gue akhirnya bisa ngejar ke bangkok dengan penerbangan jam 7 pagi dan nyampe di Bandara Suvarnabhumi pada pukul 13.10.
 Pas selama perjalanan dari hotel di Bali gue ngga sempet untuk buka handphone dan semacamnya gue hanya bener-bener buka laptop dan mempersiapkan bahan presentasi gue, gue nyampe Bandara pukul 06.00 gue masih sempet 1 jam untuk memperbaiki atau memantapkan segala bahan-bahan presentasi yang akan gue sampaikan, gue memilih untuk duduk di Starbucks aja sekalian ngopi bahkan gue sama sekali tidak sempat untuk sarapan karena fokus gue bakal terpecah. Namun, gue belum sempet untuk finishing video yang bakal gue puter nanti karena kepentok dengan waktu untuk check-in, dan pas gue udah di pesawat akhirnya gue bisa mengejar untuk finishing video-video yang bakal gue puter di presentasi gue nanti. 3 jam gue depan laptop dan dapet email balesan dari bos gue yang udah sampai di Thailand, bahwa segala bahan yang udah buat dan presentasiin sudah aman dan sudah bisa di compress dengan beberapa bahan yang udah dibuat juga sama bos gue. Jadi aman dan gue bisa tidur di sisa perjalanan. 

Baru mau memejamkan mata, gue baru inget belum ngabarin Kiki sama sekali kalo gue langsung cabut ke Thailand, dan pas gue cek handphone pun tidak ada satupun kabar dari Kiki, akhirnya gue memutuskan untuk ngga jadi ngabarin Kiki dan memilih untuk tidur saja.

**
Jam 10 aku baru kebangun dan langsung buka laptop untuk mengikuti tutorial kelas bimbingan-ku di pertemuan terakhir ini dan sekaligus nunggu hasil test portofolio dari dosen bimbingan-ku. dan pada puku 1.45 aku baru dapet email bahwa portofolio ku aman dan aku bisa langsung mengurus biaya administrasi untuk mengurus segala kepentinganku untuk mulai masa kuliahku di Jepang. 

Entah apa yang aku pikirkan namun aku sangat bersemangat untuk dapat meneruskan beasiswa-ku ini, aku tau cerita perjuangan diriku sendiri untuk bisa berangkat dan kuliah di Jepang. Aku akan menjalankan pendidikan di Negara Favoritku. Aku langsung mengajak Mas Al untuk makan siang bersamaku dan aku berencana untuk memberi tahunya mengenai kabar gembira ini.
"Halo Mas, kamu dimana?" tanyaku dari ujung telepon. "yaudah ayok, 10 menit lagi aku otw" jawab Mas Al penasaran, aku hanya tersenyum saja dan tidak lama, aku langsung jalan ke warung nasi gudeg langganan kami.

**
Selesai meeting gue masih belum sempet untuk ngabarin Kiki, karena gue bener-bener banyak revisian dan gue harus membuat banyak proposal yang berbeda-beda untuk dapat meneruskan berbagai macam pekerjaan yang sempet gue tunda.

Sekitar pukul 10.30 malam gue baru sampe penginapan dan gue langsung dihantam dengan email berentet dan sekertaris gue bahwa masih ada 4 proposal yang harus di perbaiki dan diperluas, sebelumnya gue memang meminta pertolongan sama sekertaris gue untuk mengecek apa yang kurang dan apa yang harus gue tambahin. Sekertaris gue sudah menambahkan banyak bahan untuk dimasukan kedalam proposal namun gue merasa bahwa bahan ini masih kurang banyak dan masih kurang dari standar perfect menurut gue. Dan akhirnya gue memutuskan untuk langsung menggarap proposal-proposal ini. satu-satu. Dan gue baru selesai menggarap proposal-proposal ini pada pukul 04.45 pagi, gue baru ngerasa kantuk tak tertahankan dan tinggal satu proposal lagi yang belum gue garap, hanya tinggal grafik dan beberapa inputan gambar saja maka proposal ini baru akan selesai.

Gue memutuskan untuk menggarap proposal satu ini di kedai kopi dekat kantor client gue, sebelumnya gue mandi dan langsung ke kedai kopi. Karena pagi ini gue akan meeting kembali pada pukul 08.45 pagi. Gue baru keluar dari penginapan pada pukul 06.15 pagi dan untungnya kedai kopi ini buka 24 jam jadi gue aman.

Gue hanya bisa menunggu telepon ini diangkat dan sudah 2 kali gue menghubungi Kiki tapi belum ada jawaban sama sekali dan di dalam pikiran gue mungkin Kiki masih tidur, dan akhirnya gue langsung menggarap proposal-proposal ini. pada jam 08.00 pagi sekertaris gue sudah datang ke kedai kopi di sebrang kantor client kita. "Mas Kevin, kok lesu banget? belum tidur ya?" gue kaget pas sekertaris gue langsung nembak nanya kaya gitu. "Belum, saya baru selesai proposal ketiga jam 4an jadi belum sempet tidur" jawab gue sambil menatap lurus ke laptop. "mau saya pesenin kopi lagi mas sekalian untuk sarapan? lumayan masih punya waktu 1 jam-an lagi untuk sarapan" tanyanya kreatif. "boleh, yang kaya biasa aja ya. eh jangan kopi deh es coklat aja, bisa keder saya kebanyakan kopi" jawab gue dan ga lama sekertaris gue ninggalin gue dan dia mesen sesuai apa yang gue mau.

Jam 1.45 siang, meeting baru selesai dan gue gakuat banget nahan ngantuk, untung selama meeting gue bisa kontrol biar tetap terlihat profesional, malam nanti client kita baru ngabarin gimana hasil meeting hari ini. Dalam hati gue kenapa sih gue selalu berhubungan dengan gantung menggantung. "Rena, saya duluan ya. Tolong prepare-ini apa yang Pak Danan minta ya, kalo ada apa-apa langsung telepon saya ya. Saya balik duluan sudah tidak kuat menahan kantuk ini" ucap gue cepat kepada Rena Sekertaris gue. "Baik Mas, nanti saya kabarin jika ada update terbaru, mau dibeliin makan Mas untuk dibawa ke penginapan?" tanya Rena, namun gue hanya menggeleng dan langsung meninggalkan Rena. Sampai dikamar penginapan gue langsung buka baju dan hanya menggunakan boxer saja dan langsung tidur tanpa mengecek apapun.

**
Sampai jam 3 pagi aku masih mengurus segala berkas-ku untuk persiapan kuliah di Jepang. Aku langsung scan ini itu dan mengirim kan-nya kepada dosen pembimbing-ku. Karena selama 2 tahun aku kuliah di Jepang, dosen pembimbing-ku akan ikut ke Jepang karena dia dipindahkan tugas ke Jepang selama 1 tahun, jadi lumayan saja 1 tahun pertama aku masih bisa bimbingan dan sharing dorm bersamanya dan tentu beda kamar. Karena dosen pembing-ku ini akan membawa anaknya yang berumur 16 tahun bersamanya dan suaminya dipindah tugaskan ke Thailand. Suami dari dosen pembimbing ku ini juga pembisnis sama seperti Kevin, namun bedanya Kevin tidak pernah dipindah tugaskan, hanya saja banyak melakukan meeting diluar negeri.




Sabtu, 09 Maret 2019

Kevin? (31)

Setelah balik dari Mekdi, Re-confirm meeting sama client gue dan atur tiket pulang buat ke Jakarta pada hari yang sama juga akhirnya gue balik ke penginapan berniat untuk packing dan balik ke Jakarta. Pas gue sampe di depan kamar Kiki, gue mengumpulkan keberanian untuk mengetuk pintunya, sudah hampir 3 kali ketukan dia belum keluar, gue baru mau balik ke kamar gue namun gue mendengar suara kunci dibuka dari dalam.


**
Dan benar saja, aku ketiduran setelah kelas onlineku berakhir, karena aku benar-benar lelah dan butuh seseorang untuk menemaniku, aku kebangun karena ada telepon dari Al, Al memberi tahuku bahwa hari ini dia akan melanjutkan foto pre-weddingnya dengan Nisa di daerah Gunung Kidul dan mereka mengundangku untuk bergabung dengan mereka. Aku mengiyakan dan aku bergegas mandi. Ketika aku sedang mandi dan sudah hampir seleasi pintu kamarku ada yang mengetuknya, butuh waktu yang cukup lama untuk buka pintu dan setelah kubuka pintu yang kudapati adalah Kevin yang sedang berdiri dan memegang plastik, aku langsung menyapanya, aku menyampingkan segala ke-egoisanku. aku lelah untuk menghindari Kevin lagi, aku sedang berusaha untuk menghadapi semuanya lagi. Kevin.

  Aku masih belum berani atau berniatan untuk membuka topik mengenai beasiswaku ke Jepang, karena aku tidak ingin merusak mood baikku karena portofolioku sudah diperiksa oleh pihak Universitas Jepang dan aku tinggal menunggu hasilnya saja, paling lama 2 hari aku akan menerima kabarnya. 'masuk Kev, tapi maaf ya berantakan' dengan keberanian yang ku berani-beranikan aku menyuruh Kev untuk masuk, aku siap melibatkan Kev lagi di dalam hidupku. dan dia masuk ke kamarku. 'aku mau pulang hari ini ke Jakarta karena 3 hari lagi aku ada meeting sama client baru buat design di Thailand' aku shock bahkan  lebih ke sedih karena aku merasa telat tidak bisa menghabiskan banyak waktu bersama Kev. aku diam saja tidak merespon apa-apa. Lalu, dia datang menghampiriku 'aku kangen banget Ki, banget. jangan kaya gini lagi, kalo kamu butuh waktu untuk sendiri tinggal bilang sama aku, aku menghargai itu dari pada kamu harus ngebohongin aku. aku gabisa.' aku masih menundukkan kepalaku, masih tidak mampu untuk melihat Kevin secara dekat dan rasanya seperti sulit untuk mengatur segala emosi-ku. aku tetap berdiam.

**
Gue masuk ke kamar Kiki karena dia mempersilahkan gue masuk. dia hanya terdiam dan terlihat menghindari tatapan mata gue. sangat terlihat. Dan akhirnya gue memutuskan untuk duduk di sebelahnya dan bilang kalo gue gabisa dia pergi gitu aja, gue bisa ngerti kalo dia butuh waktu dan gue akan menghargai itu. gue cuman butuh kata-kata kalo dia mau pergi bahkan peringatan, bukan kehampaan. gue melanjutkan omongan gue, 'liat aku Ki, gausah kaya gini. gausah merasa bersalah karena semuanya bisa diselesaikan baik-baik.' dan Kiki langsung melihat lurus ke mata gue, lagi-lagi gue melihat dia menangis di depan gue, gue memeluknya erat. lalu Kiki bilang 'i'm so sorry Kev, aku benar-benar minta maaf' gue makin menariknya ke dalam pelukan gue. 'it's okay baby'. Dan setelah itu gue nemenin dia makan sambil dengerin lagu Honne - Day One, gue nanya sama dia pada waktu itu kenapa suka sama lagu ini bahkan sampe di repeat, kata Kiki lagu ini mengingatkan-nya ketika gue dan dia pergi ke Warung Kopi pertemuan pertama kita setelah gue balik dari Jerman, dimana pada malam itu gue dapat memegang tanganya lagi.

**
'kamu yakin mau pulang hari ini, udah beli tiket?' aku menanyakan hal itu kepada Kevin untuk memastikan saja. Kevin tersenyum dan menjawab 'ya belum lah, baru hari pertama ketemu lagi masa langsung pulang, aku cuman ngetes aja ngomong kaya gitu tadi, kamu sedih ngga. eh malah nangis' katanya merasa menang dan di waktu yang bersamaan aku langsung melempar bantal ke arahnya. Kevin semaking terbahak-bahak.

  Akhirnya aku menceritakan semua ke Kevin mengenai Al, Al akan menikah dengan Nisa dan Kevin kaget karena dia berpikiran bahwa aku dan Al mempunyai hubungan yang serius. Kita pergi ke Gunung Kidul naik mobil Kevin. 'Kev kamu ngga capek ke Semarang naik mobil? sendirian pula' lalu Kevin langsung menarik tanganku. 'capek banget lah, mana ngga ada tangan yang bisa di pegang kaya gini lagi kan' Kevin sambil tertawa dan menggengam tangan kananku. Sepanjang perjalanan aku dan Kevin benar-benar bertukar cerita, dari sedih, seneng, sedih bahkan kecewa. Namun, dia tetap memegang tanganku. dan aku masih belum berani untuk bicara mengenai beasiswa ke Jepang. Aku tidak ingin merusak moment lagi.

**
 Sepanjang perjalanan menuju Gunung Kidul gue sama Kiki bertukar cerita, cerita apapun yang pernah kita lewatkan dari yang termudah hingga terberat. Dan di sepanjang perjalanan menuju Gunung Kidul pun gue tidak melepaskan genggaman tanganku ke Kiki, bersyukur banget mobil gue matic jadi tidak perlu repot-repot gunta ganti perseneling.

  Sesampainya kita di Pantai Indrayanti, gue langsung turun dan Kiki nungguin gue di depan, ketika gue mau gandeng tanganya, dia malah gandeng tangan gue duluan. Dari jauh gue bisa melihat Al udah senyum-senyum melihat kita, gue gapaham maksudnya apa. apa lagi yang Kiki sembunyikan dari gue dan Al tau, gue hampir bete kalo memikirkan itu. 'Wih gila ya kamu gercep juga udah baikan aja tapi kenapa matanya masih bengep? kan orangnya udah ada tuh' ucap Al langsung ke Kiki, Kiki cuman merespon dengan tertawa. 'Apa kabar Kevin, kenalin ini Nisa calon istriku' ucap Al sambil ngenalin Nisa sambil ketawa-ketawa, Nisa pun juga ketawa, mereka berdua kaya tahu sesuatu yang gue gatau. Hampir dua jam setengah kita di pantai sambil makan siang, kira-kira kita baru abis ashar berpisah. Al dan Nisa langsung balik kerumah Nisa karena mau ketemu dengan penjahit baju pernikah mereka berdua. 'mau aku yang bawa ngga Kev? kamu bobo aja, kasian belum tidur dari tadi nguap terus' kata Kiki cepat sambil mengambil kunci mobil dari tangan gue, gue sebenernya gamau dia bawa mobil tapi rasa kantuk tak tertahankan. dan akhirnya gue mengiyakan saja. ketika mobil sudah dijalankan gue langsung narik tanganya dia untuk gue pegang. 'untuk teman tidur tanganya dulu deh ya aku pinjam. kalo waktunya udah tepat nanti kamunya yang jadi temen bobo' kata gue sambil mengecup tanganya dan gue langsung tidur.

**
Aku tertawa mendengarkan Kevin berbicara seperti itu, aku hanya mampu mengaminkan-nya di dalam hatiku, setelah ku pastikan dia tidur pulas, aku tarik tanganku dari Kevin, karena cukup pegal nyetir pakai tangan satu. Hampir satu jam Kevin tertidur dan aku sedang mendengarkan lagu yang tersambung dengan Handphone Kev, dan tidak lama kemudian ada telepon masuk dari Isabelle, tidak dapat di pungkir rasa bete tiba-tiba menyelinap, Namun Kevin tidak bangun dan yasudah aku juga tidak berniat untuk membangukan-nya.
'Kev, bangun.' kataku sambil mencolek tanganya dengan telunjuk-ku. tanganku malah ditariknya 'yang bener banguninya' aku tertawa karena sudah lama tidak melihat Kevin semanja ini. 'Kevin bangun cepet' aku hanya menjawab seperti itu lalu kupanggil namanya sampai tiga kali dia masih dalam kondisi pura-pura tidur dan masih memegang tanganku, dan aku ingat sesuatu bahwa dia pernah bicara kalau di bangunin tidur sama aku maunya dipanggil Sayang, aku baru memikirkan-nya saja sudah tertawa. 'fine, sayang ayok bangun. kita mau makan nih, aku lapar' Kevin tersenyum dan langsung bangun. 'udah sayang, yuk.' ucapnya sambil tersenyum dan ngeloyor keluar pergi mendahulukan aku. lagi-lagi aku hanya tersenyum.

**
Gue cuman bisa senyum-senyum sendiri ketika pancingan gue ke Kiki berhasil, ketika kita sedang makan aku mengambil gambarnya yang sedang fokus dengan makananya dan disaat yang sama langsung gue jadikan homescreen dan lockscreen di hp gue. Gue juga upload kebersamaan kita ke Instagram. ketika gue sedang main dengan hp gue tiba-tiba ada telepon masuk dari Isabelle. otomatis gue langsung melihat ke Kiki. 'angkat aja Kev, dari kamu tidur dia udah telepon dua kali' gue kaget ketika Kiki ngomong kaya gitu.

   Setelah gue berbincang dengan Isabelle di telepon gue langsung melihat rawut wajah Kiki apa dia bete atau tidak, yang gue lihat dia malah ketawa-ketawa aja. 'kok kamu ngga cemburu sih?' gue langsung nembak Kiki seperti itu. 'untuk apa Kev?' jawaban Kiki buat gue kaget dan tidak bisa di pungkir gue bete namun gue gamau merusak suasana akhirnya yasudahlah mungkin memang dia sudah tidak cemburu.

Akhirnya kita balik ke penginapan, dan gantian kali ini Kiki yang tidur dan tidak sengaja ketika handphoneya Kiki bunyi bahwa ada chat yang masuk nama Al yang muncul. Cukup shock karena Kiki save nama Al dengan kata Mas Al dan dengan tanda Unicorn. gue cemburu sangat walau sepele dan akhirnya gue mencoba untuk membuka handphone Kiki, penasaran juga apakah Fingerprint gue masih ada di handphone-nya dan boom! handphoneya masih bisa terbuka. kali ini wallpaper handphoneya hanya gambar senja saja lalu gue buka call log, dan muncul emot love merah saja di paling atas, gue makin bete siapa lagi sih love ini pas gue telepon, malah nyambung ke nomor gue dan di lcd player gue muncul nama Sayang. gue makin gede kepala dan makin senyum-senyum sendiri pas lihat kaya ginian langsung, gue langsung melihat Kiki, dia benar-benar terlihat capek dan menggemaskan, gue cuman bisa mengusap rambutnya dan bilang 'i love you, sayang'.

--
  

Kevin? (30)

Setelah kejadian tadi malem, gue nemenin Kiki nangis walau hanya dari sambungan telpon gue tetep merasa lega dan bisa tau apa yang dia rasa, walau tidak semua. Entah kenapa pagi itu gue bener - bener pengen makan breakfast wrapnya mekdi dan akhirnya gue memutuskan untuk sarapan di mekdi aja sekalian gue mau re-confirm kerjaan gue sama client dan mau siap-siap balik lagi ke Jakarta.
 Gue baru aja selesai ngunci pintu kamar penginapan pas balik badan langsung kegep sama Kiki yang jelas-jelas berdiri dibelakang gue sambil megang gelas yang isinya teh (teh biasanya fasilitas dari hotel ini itung-itung breakfast). Gue bener-bener shock dan ngga bisa mikir sama sekali, ngga tau juga mau jawab apa kalo dia nanya kenapa bisa ada di Jogja dan bisa nginep di hotel yang sama kaya dia. Dan tidak bisa di pungkir gue hanya mematung tanpa mengatakan sepatah katapun, yang bisa gue lihat dengan jelas adalah matanya Kiki benar-benar sembab dan bahkan gue bisa menyimpulkan dia sedang susah untuk melek terlalu lama.

**
Aku baru aja bangun dan terasa aus banget abis nangis hampir semalaman dan aku berniat ingin menelpon Kevin dan meminta maaf padanya atas segala sifat kekanak-kanankan ku, aku baru keluar kamar dan mengambil teh manis hangatku yang disediakan oleh hotel tempatku menginap. Entah kebenaran atau aku sedang menghayal, aku benar-benar tidak memalingkan wajahku dari sosok badan itu, aku benar-benar kenal dan hapal postur badan itu, cara dia berdiri dan wangi parfumnya walau bukan wangi Mint.
 Untuk memastikan aku menunggu sampai pria ini berbalik badan dan menatapku langsung. ketika dia berbalik badan dengan cepat jantungku berdetak, rasanya aku tidak bisa marah bahkan melontarkan pertanyaan saja aku tidak bisa, aku hanya mampu berdiri dan menatapnya. Aku hampir tidak kuasa untuk menahan air mataku yang sudah ingin keluar, dan akhirnya air mataku tumpah di dalam pelukanya. Dengan cepat Kevin menghampiri-ku dan memeluk-ku dengan erat, dia memang tidak berbicara apapun. yang aku butuhkan hanya ini. pelukan hangat.

**
Gue bener-bener kaget sekaget-kagetnya, gue juga cuman bisa ngeliat Kiki dia mematung sambil menatap gue dengan tatapanya yang khas, gue bisa melihat ada air mata di ujung matanya yang sudah mengembang. Tanpa banyak basa-basi, gue langsung datang kepadanya dan gue memeluknya erat, dia membalas pelukan gue dengan sisa tenaga yang dia miliki. gue ngga berani ngomong apa-apa gue hanya bisa memeluknya saja.
 Namun, tidak lama gue membisikan kata-kata yang selalu ingin gue sampaikan ke dia namun tidak pernah terrealisasikan, 'aku disini Ki, selalu disini' dan akhirnya pagi itu terrealisasikan. Cukup lama kita berpelukan, akhirnya dia melepaskan pelukanya dan memberikan gue senyum, gue udah siap dengan segala konsekuensinya kalo dia ingin gue pergi atau dia ingin pergi dari gue lagi. gue siap.
"dari kapan kamu tau aku di Jogja? pantes Al bilang dia ngeliat kamu di Gudeg Yu Djum, tapi aku gapercaya. Eh ternyata kamu beneran di Jogja toh, sebelahan pula' gue kaget denger dia ngomong gitu, bukan masalah kepergok sama dia gue di Jogja, tapi setelah sekian lama gue mendengar dia menyebutkan nama Al lagi, pria yang selalu bikin gue cemburu, apapun yang dia lakuin.
  Gue cuman senyum dan jawab. 'udah berapa lama ya, ngga ngitungin juga. oh ada Al juga disini, kamu sama Al sekarang?' entah apa yang gue pikirkan tapi gue menanyakan hal semacam itu. 'ohalah okay, hah maksudnya gimana? iya lagi nemenin Al disini karena ada suatu kepentingan juga sama dia jadi ya sekalian aja liburan. eh aku masuk dulu ya, mau ada Class Online. see ya Kev, kita maksi bareng ya' gue cukup kaget denger jawaban Kiki dan dia dengan cepat kembali masuk ke kamarnya. Dan gue sempet mengintip sedikit ke kamarnya, bener-bener banyak kertas berserakan dan segala macam pensil, penghapus dan penggaris sisanya gak keliataan karena dia cepet banget nutup pintu kamarnya.

**
Aku benar-benar meninggalkan Kevin diluar, sejujurnya masih banyak yang ingin aku tanya dan sampaikan kepada Kev, namun aku tidak bisa karena ada Class Online sama Proffesor Pembimbingku di Jepang. Jadi aku dengan secepat kilat meninggalkan Kev dan langsung tersembung dengan Proffesor-ku dan tidak lupa aku mengajaknya untuk makan siang diluar bersama. semoga aku tidak ketiduran. doaku pagi itu.

**
Setelah gue meninggalkan penginapan akhirnya gue balik lagi ke Mekdi Malioboro, dan langsung order dua breakfast wrap, milo dan cheese burger double dengan kentang goreng yang dibungkus untuk gue kasih ke tetangga sebelah kamar penginapan gue. Kiki.

Kamis, 20 September 2018

Kevin? (29)

Malam itu, aku memutuskan untuk mengerjakan semua hutangku di Mekdi Malioboro, kenapa aku memutuskan untuk kesana, karena dekat dengan tempat penginapanku. Aku dikejar deadline untuk bisa menyelesaikan portopolio untuk beasiswaku.
Selama aku berada di Mekdi, aku benar-benar tidak memperdulikan sekelilingku, mata, otak dan hatiku hanya terfokus ke mimpi terbesarku. Ya, kuliah di Jepang. Selain aku suka Jepang, aku juga ingin menghidupkan mimpiku pertama kali di Jepang, Jepang adalah tempat terfavorit keluarga besarku untuk berlibur, jadi ketika di Jepang aku bisa merasakan bahwa aku tidak sendiri, selalu ada keluarga besarku untuk menyemangatiku hingga aku dapat menyelesaikan mimpiku yang pertama.
  Kemungkinan besar, setelah aku selesai dengan urusan beasiswa ku di Jepang, aku akan mulai hijrah ke Belahan Eropa, kenapa Eropa, karena aku jatuh cinta dengan segala keindahanya dan satu alasan yang terpenting, aku tergila-gila dengan Aurora. Aku sangat bermimpi aku bisa melihat dan menikmati Aurora dengan mataku langsung, lebih indah mungkin bila ditemani dengan seseorang yang special atau mungkin seseorang special yang berani melangkah bersamaku ke jenjang yang lebih tinggi. Pernikahan.
**
Gue akhirnya memutuskan untuk nginep di hotel yang sama kaya Kiki, dan lebih indahnya adalah kamarku dan kamarnya bersebelahan, jadi cukup mudah untuk dapat mendengar apa yang sedang ia lakukan walau samar-samar. Kiki tidak kemana-mana pada hari itu, mungkin dia terlelah atau bahkan dia ingin bersantai. Namun, pukul 8 malam aku bisa mendengar jelas dari kamar Kiki bahwa dia sedang memutar lagu The Words dari Christian Perri, gue tersentak langsung. Gue kaget, dia pernah bilang ke gue, lagu ini mengingatkan dia dengan Almh. Mbah uti-nya, dia bisa nangis dan buat matanya beneran bengkak sampai susah melek bila denger lagu ini, ya Kiki begitu dekat dengan Mbahnya hingga hari terakhir sebelum beliau menghembuskan nafasnya. Hasrat ingin berlari dan memeluk gue begitu tinggi, lebih tinggi dari sebelumnya.
  Akhirnya gue memberanikan diri untuk kirim pesan ke Kiki 'dont cry, baby' dan terkirim. Gue tau, Kiki pasti paham apa yang gue maksud, dan gue bisa jamin dia bakal kebingungan kenapa tiba-tiba gue ngomong gitu.

**
Aku sedang lelah, bahkan aku sedang di titik dimana aku membutuhkan seseorang yang dapat mengerti aku seperti Mama dan Almh. Mbah uti-ku, mataku langsung merah dan aku memutuskan untuk mendengarkan lagu dari Christina Perri yang berjudul The Words, entah lagu ini begitu hebat membuatku menangis sesegukan. Ya, malam ini aku benar-benar butuh pelukan hangat untuk dapat menenangkan apa yang aku rasa dan membuatku merasa nyaman. Aku semakin nangis ketika ada pesan masuk dari Kev. 'Dont cry, baby' aku menggebu, tanganku bergetar, tangisanku semakin membludak malam itu, kenapa dia bisa merasakan apa yang sedang aku rasakan, aku ingin menelpon dan mendengar suaranya dan aku lakukan. Aku tidak peduli lagi, aku sedang membutuhkan seseorang malam itu.
  Tidak lama, dia menjawab panggilan-ku, aku hanya memanggil namanya dan aku menangis sejadi-jadinya, dia hanya diam, aku tak dapat mendengar suaranya, namun aku merasa aman ketika aku tau bahwa dia selalu ada.

**
Setelah gue ngirim pesan itu, dalam waktu 15 menit Kiki menelpon gue, gue ga mikir panjang, gue langsung jawab panggilanya. Dia hanya memanggil nama gue sekali dan sisanya selama 2 jam nemenin dia, gue hanya mendengar suara tangisanya yang mampu membuat dada gue begitu sesak, gue gatahan rasanya gue ingin datang kesebelah dan bisa memeluknya langsung dan membuatnya nyaman. Namun gue selalu mengurungkan niat gue, gue ingin ada di dekatnya walau dia tidak mengetahuinya, gue gapengen dia pergi lagi dan gue ingin memberikan hukuman kepada diri gue sendiri.
  Setelah 2 jam setengah gue mendengarkan dia nangis, akhirnya dia tertidur karena gue dapat mendengar suara napasnya di ujung telepon. Gue hanya mampu membisikan-nya. 'I'm here sayang, i always here' gue belum berani untuk mengungkapkan nya secara langsung namun Kiki selalu tau bahwa gue selalu ada ketika dia sedang merasakan beban berat di pundaknya.

Selamat tidur wanita pujaanku, semoga kamu tau bahwa aku ada ditempat yang sama denganmu, jadi tolong lihatlah sekelilingmu. Aku ada.