Jumat, 19 September 2014

Selamat tinggal,In

Aku berjalan sepanjang koridor yang cat-nya sudah mulai pudar ini,aku sangat hapal dengan bau yang sangat khas di hidungku ini. Aku tidak sadar melihat dia kembali. Dia yang baru.
  Aku menyeret langkah kaki ku dengan enggan,setelah kejadian malam itu aku mulai merasa dia tidak membutuhkan aku lagi tetapi dia lebih membutuhkan "obat itu" ya obat yang dijual oleh para pengedar yang bisa membuat dia merasa nyaman dan melupakan daratan secara cepat. Semenjak kita lulus SMA dia mulai menggunakan barang-barang terlarang itu entah darimana dia bisa mengetahui obat-obatan itu secara detail.

**
Pagi ini aku dapat info bahwa Pine (teman terdekatku dari smp) akan datang menjenguk-ku di rumah sakit ini,sebenarnya aku merasa sebagai pria yang tidak berguna yang hanya bisa menodong uang kedua orangtua-ku untuk membeli obat-obatan itu dan aku sangat belum siap bertemu dengan Pine hari ini. Pasti dia kecewa mengetahui sikap temanya yang sekarang.

*suara pintu terbuka* "Boleh aku masuk?" Ucapnya dari depan ruangan kamar rawatku. "boleh" Jawabku dengan lesuh. Dia terduduk di depan-ku sambil menatapku lekat-lekat dengan kedua matanya. Kami terdiam tak satu patah kata pun terucap dari bibirku atau dari dia.

"Kamu apa kabar,Pine?" Akhirnya aku memulai perbincangan diantara kita
"Kabar baik,sejak kapan kamu mengkomsumsi semua obat-obat terlarang itu In?" Ucapnya langsung to the point. "Pine,bisa kita ngga ngebahasa ini sekarang? Aku lagi gak mood untuk beradu argumen sama kamu" Jawabku ketus. Dia membuang muka dan kembali menatapku lagi. "Terus aku harus nunggu sampe kamu overdosis dan hampir mati (lagi) baru kamu menceritakan semuanya ke aku? Mau sampai kapan In? Aku kecewa sama kamu,bagaimana bisa Indra yang aku kenal sholeh,baik,humoris dan asik bisa membuat dirinya tenggelam di dalam lubang hitam yang kejih? Tolong In ceritakan semua kepadaku,aku ingin tahu" Tanpa dia sadari,matanya mulai berlinang.
"Pine,maafin aku, aku tahu kamu pasti akan kecewa dengan sikapku yang bodoh dan tidak berpikir panjang tapi Pine ada banyak hal yang tidak kamu tahu sekarang. Dua tahun lalu ayah ku kepergok selingkuh Pine dengan sekertarisnya dan aku berniat menceritakan itu ke bunda tapi yang kamu harus tau bunda pun melakukan hal yang sama,beliau selingkuh dengan supir pribadinya Pine. Aku lemah,aku hancur. Aku hanya mempunyai mereka berdua Pine,semenjak kejadian itu aku tidak mau sekalipun pulang kerumah apapun alasanya" Aku menunggu jawabnya namun dia tidak kunjung menjawab.
"In,aku tau itu adalah momen terberat yang pernah terjadi di hidup kamu tapi haruskah kamu sampai memakai barang-barang haram itu? In aku iba mendengar semua cerita kamu namun di sisi lain aku kecewa. In,aku mohon jangan melakukan hal yang sama lagi untuk kedua kalinya. Ayah dan Bunda kamu pasti mencemaskan kamu,kamu pulang ya dan temui mereka" Ucap-ku sambil memegang tanganya
"Aku mau pulang Pine,tapi kamu harus temani aku untuk bertemu Ayah dan Bunda. Aku butuh kamu untuk mengontrol semua kemarahanku,aku butuh kamu untuk tidak memperkeruh suasana ketika bersama Ayah dan Bunda. Pine,aku sudah lama ingin jujur perasaanku padamu. Pine,aku sayang kamu,aku cinta kamu dan aku butuh kamu di kehidupan aku untuk menjadikan aku pribadi yang lebih baik lagi. Pine,maukah kamu menjadi ibu untuk anak-anakku kelak?" Pintaku sambil memegang kedua tangan-nya. Dia tidak menjawab seketika dia mengangkat tangan kirinya dan yang terlihat cincin emas putih yang mempunyai mutiara ditengahnya. "Maaf In,aku tidak bisa. Aku sudah mempunyai Iman di dalam kehidupanku dan anak-anak-ku.In,lima tahun ini aku selalu menunggumu untuk mengutarakan semua perasaanmu kepadaku namun kamu tidak kunjung menampakan diri sehingga akhirnya aku harus melabuhkan pilihankan-ku bersama Bayu" Indra hanya terdiam membisu mendengar semua ucapanku tadi. Dan akhirnya aku berpamitan untuk pulang namun dia tidak kunjung menjawab dan sehingga aku merasa berat untuk meninggalkan rumah sakit tapi mau tidak mau aku harus melakukan hal ini.

Jika kamu mencintai seseorang segeralah membicarakanya jangan kamu simpan sendiri sampai bertahun-tahun dan jangan menunggu dia sudah mempunyai oranglain baru kamu jujur mengenai perasaan kamu terhadapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar