Kamis, 15 Agustus 2013

tian part 13


malam semakin larut,dan hari berubah menjadi pagi. Aku masih teremenung di depan balkon dan masih menunggu kiki untuk pulang ke hotel,ku hubungi dia lebih dari 10 kali namun tak ada jawaban sama sekali. Aku benar-benar merasa kehilangan sosok yang membuat-ku nyaman. Seketika handphone-ku getar ada pesan singkat yang masuk
 
 “kamu dimana ian? Kiki udah pulang belum? Kalo belum pulang aku kesana ya,mau ngomongin rencana kita selanjutnya” 

 Aku membaca pesan singkat dari oki dan aku hanya menjawab oke,tidak lama sekitar setengah jam oki sudah tiba di hotel. Dia hari ini benar-benar menawan dia memakai kaos merah marun berleher v-neck dan celana pendek selutut yang bergambar batik-batik lucu. 
“gimana nih rencana kita? Masih mau dilanjutin atau engga? Baru kayak gini aja kiki udah ngilang” ucap oki sambil berjalan ke arah balkon dan menyalakan rokok-nya.Kali ini tian benar-benar bingung dengan kelakuan kiki yang susah untuk tebak. Ketika aku dan oki sedang duduk-duduk dan membicarakan rencana selanjutnya tiba-tiba kiki pulang dan langsung masuk ke kamar. Dia terlihat kucal dan lebam di pelipis-nya belum juga hilang. Aku sampai sekarang tidak tahu dari mana asal lebaman itu.

 “dari mana aja lo? Ngga inget kesini bawa anak orang?” ucap-ku ketus.
 “rencana liburan kita juga udah selesai-kan. Lo bebas mau liburan sama siapa aja dan kemana aja,tujuan gua udah selesai hanya sampai konser hoobastank doang” jawab kiki dengan suara yang meninggi beberapa oktaf 
Aku kaget dan rasanya begitu susah untuk menelan ludah,mendengar ucapak ketus kiki barusan. “oh,sekarang lo udah ngga mau bersahabat sama gua sun? Lo kenapasih ngga jelas banget tiba-tiba berubah gini”
“nama gua kiki! Gua ngga suka lo manggil gua sun,ngerti!!”
Suasana langsung sunyi. Sepi. Nyaris tidak ada suara yang terdengar di ruangan ini,rasanya aku seperti bisa mendengarkan tarikan napas-nya kiki. Dan,suasana itu tentu saja baru pertama kali ini terjadi. Aku benar-benar buntu.
“nih kunci hotel kamar lo,makasih udah mau memfasilitaskan gua selama disini. Makasih juga udah mau meluangkan waktu lo untuk nonton konser hoobastank bareng gua” aku langsung memutuskan ingin pindah hotel dan belum sampai ujung pintu tangan-ku ditahan sama tian
“lo kenapa kayak gini sih sun? Gw heran ya sama lo,lo tuh ngga pernah dewasa dalam menghadapi masalah. Lo tuh selalu cepat berubah dan pergi se-enak lo. Lo pikir gua siapa lo hah? Emang gw siapa lo?!” jawabku ketus dan tanpa ku sadari aku sudah menangis,ya aku menangis di depan hadapan kiki
“harus berapa kali gua bilang sama lo nama gua kiki bukan sun,telina lo tuli apa? Siapa lo ngurusin hidup gua? Lo juga udah lupakan sama gua dan lo lebih milih ngabisin waktu bareng tuh cowo dan lo ciuman sama dia di kamar ini dan di depan gua. Harga diri lo dimana sih?” kupastikan suara-ku benar-benar meninggi
Dan (paaaaakkk) tamparan tian sudah mendarat di pipi sebelah kanan-ku tepat di bawah bekas lebaman itu. “pergi lo dari sini! Gua udah muak ngeliat muka lo. Gw pikir lo bener-bener sahabat gua ternyata apa? Pergi lo dari hadapan gua!” aku benar-benar tidak tahan dengan sikapnya yang gampang berubah dan perubahan mood-nya sangat jelek. Oki langsung memeluk melihat kejadian itu.

 “kenapa jadi kayak gini sih? Ini bener-bener diluar rencana kita iaaan” oki masih memeluk-ku dengan erat. Dan aku tidak bisa menjawab apapun pertanyaan oki saat ini. Aku bener-bener buntu,aku tak tahu harus berbuat apa sekarang dan demi tuhan,aku sangat menyesal telah melakukan kiki seperti itu.
 Malam sudah datang dan jam telah menunjukan pukul 11 malam dan aku masih belum bisa melupakan kejadian tadi pagi,oki pun masih disini membantu untuk menenangkan aku. Tak lama oki pamit untuk pulang dan suasana kamar ini benar-benar sunyi senyap seperti tidak ada kehidupan karena orang yang mengisi kehidupan-ku tekah pergi karena permintaan-ku sendiri dan tanpa sadar air mata jatuh lagi di pipi-ku
**
“lo beneran di tampar sama tian? Gila ya ini masalah yang bener-bener berat ki” ucap angel sambil menyalakan rokok-nya dihadapan-ku
Pipi-ku masih terasa ngilu untuk berbicara jangankan untuk berbicara untuk senyum saja begitu susah. Entah berapa botol jack daniel yang aku habiskan malam ini,aku benar-benar mumat dengan semua permasalahan sampah seperti ini dan yang membuat aku heran kenapa aku benar-benar merasa cemburu dan merasa takut kehilangan,ah sungguh egois pemikiran-ku ini. Aku menenggak jack daniel-ku lagi dan tangan angel menahan-nya. “mau berapa botol lo habisin nih minuman? Lo tuh harusnya mikir,gimana caranya nyelesein ini masalah ki bukanya mabok kayak gini” ucapnya lirih
“angel,lo tuh ngga ngeti sama ini masalah” aku menjawabnya,sambil menenggak minuman-ku lagi. “gw pinjem mobil lo ya mau cari angin nih”
“gua ikut ki” jawab angel,sambil menahan tangan-ku. “gausah,gua bisa bawa mobil sendiri”
Lalu aku meniggalkan angel sendiri di bar dan aku berjalan ke arah parkiran mobil. Aku menyalakan mesin mobil dan keluar dari pelataran bar ini. Baru beberapa meter aku jalan,tiba-tiba ada yang mengehentikan mobil-ku. Seseorang berbadan besar 3 orang mendekati mobil-ku,dan yang satu menggedor-gedor kaca mobil.

 “keluar lo,atau engga gua rusakin nih mobil”
Aku membuka pintu mobil dan benar saja tinjuan mentah si pria berbadan besar yang ku habisi waktu itu di swimming pool mendarat rapih di bibir kanan-ku. Aku terjatuh dan tak bisa melawan sama sekali,aku mencoba untuk berdiri namun tiba-tiba ada yang menusukan sesuatu kedalam perut-ku. Pengelihatan-ku kabur dan lama kelamaan semakin gelap.

  Ke-esokan paginya,aku sungguh sulit untuk membuka mata,bau yang tidak asing lagi di hidung-ku telah tercium. Aku melihat sekeliling ruangan ini dan berhenti pada sosok wanita yang sedang tertidur pulas di sofa. Iya itu angel bukan tian.
“lo udah bangun ki” ucap perempuan paru baya itu dari sofa
Aku tersenyum melihat ke arah-nya namun aku bisa memastikan bahwa senyuman-ku itu sangat jelek. “udah ngel,kok gw bisa disini sih?” tanya-ku sambil membenarkan posisi bantal-ku
“tadi malem pas gw mau pulang kehotel gw ngeliat mobil gw ditengah-tengah jalan,gw ngecel ke sekitar mobil dan gw ngeliat lo di depan mobil udah pingsan dan banyak darah dari perut lo”
Aku langsung memegangi perut-ku yang diperban coklat. Yatuhan apa yang terjadi dengan-ku semalam,aku benar-benar tidak ingat setelah kejadian itu.
“apa yang terjadi semalam ki? Tolong ceritain ke gw” pintaku lirih
Aku hanya menggeleng dan mengangkat tangan kanan-ku,menyimbolkan bahwa aku tidak kuat untuk berbicara panjang lebar. Dan angel mengerti maksud-ku dia hanya melihatku lemas dan aku bisa pastikan dia sangat kawatir.
“ngel,ngga usah kasih tau tian tentang ini. Sekali pun lo kasih tau dia ngga bakal peduli karena gw bukan sahabat-nya lagi. Makasih ngel untuk pertolongan lo ini”
Aku tersenyum dan membenarkan posisi bantalku ke posisi semula dan aku lebih memilih untuk mengistirahatkan semua badan-ku ini. Rasanya dari kepala sampai kaki badan-ku lemas dan tidak bisa di ajak serius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar