Selasa, 22 Oktober 2013

Tian part 14



**
Pagi ini bali diguyur hujan aku berjalan mendekati jendela besar yang langsung menghadap kearah laut,aku sangat suka memandangi langit dikala hujan seperti ini. Cuaca-nya sangat sama dengan apa yang sedang aku rasa langit pun ikut menangis melihat jarak diantara kita my sun

“langit itu menangis sama seperti aku yang sedang meratapi jarak di antara kita seperti ada benteng ditengah-tengah-nya”

Aku menekan tombol send tweet,aku berjalan kearah sofa. Tempat biasa dia beristirahat tapi sekarang hanya sisa harum parfumnya saja,aku berlonjak dari pijakan-ku aku kaget setengah mati mendengar ada yang menggedor-gedor pintu hotel-ku.

“hai apa kabar  ian?” angel sambil mencium pipi kanan&pipi kiri-ku

“kok… lo ada disini ngel? Tau dari mana gw nginep disini?” tanya-ku terbata-bata sambil memeluknya

“loh,gimana sih kan waktu itu lo kasih tau gw kalian bakal nginep dimana btw kiki mana? Kok  gak keliataan dari tadi” aku pura-pura menanyakan hal bodoh seperti itu kepada tian.

Aku berjalan kearah kulkas untuk menggambil minuman dingin dari sana. “hmm kita berantem dan 
 sebenernya ngga berantem sih tapi dia kayak ngehindar dari gw entah karena apa”

Aku pura-pura tersendak minuman yang baru saja dikasih tian,”sumpah lo? Kok bisa sih? Kenapa ngga diomongin dulu sih?”

“males bahas ah ngel,gamau merasa bersalah lagi sama sun”
Aku izin dengan angel untuk mandi karena angel mengajak aku ke suatu tempat yang dia tak sebutkan namanya

**
Aku setengah mati merindukan wanita satu itu,wanita yang selalu memberikan aku pelukan singkat yang hangat ketika aku setengah mati sulit untuk menahan emosi-ku kepada seseorang. Dan wanita itu juga yang selalu membuatkan aku teh terenak yang pernah aku minum panggil saja dia shine.
Seketika handphone-ku berdering dan panggilan dari wanita itu,aku memutar otak harus aku apakan ini? Kalau saja aku tidak mengangkatnya aku akan semakin merindukan-nya dan ku putuskan untuk mengangkat panggilanya.

“sun,kamu dimana? Masih marah ya sama aku? Sun kok kamu diem ajasih? Yaudah deh kamu boleh diem aja selama aku telepon kamu tapi jangan pernah tutup telepon aku ya,aku mohon. Sun aku kangen kamu,kamu balik yak ke hotel aku cemas banget kamu luntang lantung di bali dan aku udah tau semua kejadian apa yang telah kamu lakukan diluar sana dan musibah apa yang kamu dapat”

 Seketika gelas yang disamping siku-ku tersenggol dan pecah. “sun,kamu kenapa? Itu apa yang jatoh?” terdengar suara panik dari sebrang sana. Aku masih terdiam di dalam lamunan-ku dan tian melanjutkan pembicaraanya. “aku pengen kamu balik ke hotel sun,serius aku pengen nyelesain masalah kita yang ngga 
 jelas ini” dan hape-ku langsung mati karena lowbat total.
   
   Aku langsung berpikir apa yang harus aku lakukan saat ini,aku langsung keluar dari apartemen-ku dan berjalan kearah starbucks. Aku memesan vanilla latte,dan memilih duduk dipojokan dari starbucks aku langsung membuka laptop-ku dan menyicil tugas online ku dengan dosen William. Aku mengalihkan pandangan mataku dari laptop sebentar dan melihat sekeliling,mata-ku terhenti dengan 2 orang yang duduk ditengah-tengah café itu,mataku tak dapat berkedip sedikit pun dari arah mereka. Suara mereka dari tempat-ku duduk sangat samar-samar. Dan aku memutuskan untuk pergi dari café itu

**
“aduh ki,telepon-ku tiba-tiba diputus sama kiki. Aku harus ngapain ki? Aku gatau dia dimana sekarang” kata-ku ke oki

Dia membenarkan posisi duduknya dan menyalakan rokoknya. “kenapa kamu gacoba lagi telepon dia sekarang?”

“aku udah telepon dia ki,tapi gak aktif-aktif” kata-ku sambil mengaduk kopi-ku

“ya hubungin dari twitter kek,skype kek atau email sekalipun”

  Aku hanya terdiam dan berpikir sejenak,aku mengambil iPhone-ku dan aku terdiam melihat wallapaper handphone-ku ini. Tak terasa mata-ku sudah begitu basah dan aku berusaha untuk tidak menangis lagi di depan oki,aku langsung pamit dengan oki dan kembali ke hotel.
   
  Aku berjalan menyusuri kuta,aku terpanah dengan seorang pria yang sedang berjalan  membelakangi-ku aku sungguh kenal dengan sosok itu aku mencoba memanggilnya tetapi dia malah mempercepat langkah kakinya,aku semakin yakin dia adalah kiki. Aku berjalan lebih cepat bahkan sampai berlari hanya untuk mengejarnya dan meminta penjelasanya

   “sun,kamu kenapa sih tiba-tiba ngejauhin aku kayak gini? San jelasin semuanya ke aku sekarang! Jangan pernah pergi lagi sun dari aku!” kataku kepada kiki dan sambil memeluknya dengan erat
“aku gapapa shine” jawabnya dengan menyebut nama yang dia berikan kepadaku kembali

“sebut nama itu lagi sun”

“ah lebay lo kecoa!” jawabku sambil menoyol kepalanya

Aku tertawa terbahak namun tidak melepaskan pelukanya. “aku kangen kamu sun”

“hmm maaf nih gua lagi ngga kangen lo shine”

“yaudah,kalo ngga kangen lepasin-lah pelukanya” jawabku sambil meledekinya

“loh,orang kamu yang meluk aku. Harusnya kamu yang ngelapasin pelukanya,bukan aku.”

Aku langsung melepas pelukan-ku kepadanya dan pipi-ku terasa begitu panas

**
Kami berdua tertawa terbahak-bahak di ujung café hotel,aku tak bisa berhenti tertawa mendengar lelucon-lelucon yang dikeluarkan dari mulut kiki.

“shine” panggilnya sambil menarik napas

“yaa sun?”

“hmm gajadi deh”

“jangan gitu dong sun”

“dih apasih orang  gajadi juga”

“gamau! Harus jadi!”

“ih maksa genduttt!” jawabnya sambil nyengir kuda dan satu lesung di pipi kanan-nya terlihat

“aku kangen banget sama kamu sun,jangan pernah diemin aku tanpa sebab lagi ya ohya aku baru inget waktu smp kamu pernah diemin aku tanpa sebab karena kamu cemburu sama rexy,dan sekarang kamu ngediemin aku tanpa sebab lagi dan langsung pergi ninggalin aku. Kamu cemburu sama siapa sun?”

  Dia membenarkan posisi duduknya dan membuang napas dengan dalam “ih pede banget lo siapa juga yang cemburu? Emang kalo orang diem tanpa sebab karena cemburu?” jawabnya cepat

Aku memutar otakku,”hm bisa aja tuh. Di dalam kamus kehidupan aku ada dua 2 tipikal kenapa orang tiba-tiba suka ngediemin gitu”

  “satu karena dia cemburu dan yang kedua karena dia takut kehilangan dan merasa dirinya udah dilupakan”
Lagi-lagi dia membuang napasnya dengan berat,aku bisa melihat perubahan ekspresi di wajahnya

“mungkin yang kedua kali ya”

“hah? Maksudnya yang kedua apa sun?” jawabku,so polos

“udah ah,balik yuk ke hotel”
 
   Aku mengangguk. Dan kami menyusuri daerah nusa dua sambil becanda-becanda dan bergandengan tangan sepanjang pesisir pantai. Malam yang indah,karena dia kembali…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar