**
Pagi ini bali diguyur hujan aku berjalan mendekati jendela
besar yang langsung menghadap kearah laut,aku sangat suka memandangi langit
dikala hujan seperti ini. Cuaca-nya sangat sama dengan apa yang sedang aku rasa
langit pun ikut menangis melihat jarak diantara kita my sun
“langit itu menangis sama seperti aku yang sedang meratapi jarak di
antara kita seperti ada benteng ditengah-tengah-nya”
Aku menekan tombol send tweet,aku berjalan kearah sofa.
Tempat biasa dia beristirahat tapi sekarang hanya sisa harum parfumnya saja,aku
berlonjak dari pijakan-ku aku kaget setengah mati mendengar ada yang
menggedor-gedor pintu hotel-ku.
“hai apa kabar ian?”
angel sambil mencium pipi kanan&pipi kiri-ku
“kok… lo ada disini ngel? Tau dari mana gw nginep disini?”
tanya-ku terbata-bata sambil memeluknya
“loh,gimana sih kan waktu itu lo kasih tau gw kalian bakal
nginep dimana btw kiki mana? Kok gak
keliataan dari tadi” aku pura-pura menanyakan hal bodoh seperti itu kepada
tian.
Aku berjalan kearah kulkas untuk menggambil minuman dingin
dari sana. “hmm kita berantem dan
sebenernya ngga berantem sih tapi dia kayak
ngehindar dari gw entah karena apa”
Aku pura-pura tersendak minuman yang baru saja dikasih
tian,”sumpah lo? Kok bisa sih? Kenapa ngga diomongin dulu sih?”
“males bahas ah ngel,gamau merasa bersalah lagi sama sun”
Aku izin dengan angel untuk mandi karena angel mengajak aku
ke suatu tempat yang dia tak sebutkan namanya
**
Aku setengah mati merindukan wanita satu itu,wanita yang
selalu memberikan aku pelukan singkat yang hangat ketika aku setengah mati
sulit untuk menahan emosi-ku kepada seseorang. Dan wanita itu juga yang selalu
membuatkan aku teh terenak yang pernah aku minum panggil saja dia shine.
Seketika handphone-ku berdering dan panggilan dari wanita
itu,aku memutar otak harus aku apakan ini? Kalau saja aku tidak mengangkatnya
aku akan semakin merindukan-nya dan ku putuskan untuk mengangkat panggilanya.
“sun,kamu dimana? Masih marah ya sama aku? Sun kok kamu diem
ajasih? Yaudah deh kamu boleh diem aja selama aku telepon kamu tapi jangan
pernah tutup telepon aku ya,aku mohon. Sun aku kangen kamu,kamu balik yak ke
hotel aku cemas banget kamu luntang lantung di bali dan aku udah tau semua
kejadian apa yang telah kamu lakukan diluar sana dan musibah apa yang kamu
dapat”
Seketika gelas yang disamping siku-ku tersenggol dan pecah.
“sun,kamu kenapa? Itu apa yang jatoh?” terdengar suara panik dari sebrang sana.
Aku masih terdiam di dalam lamunan-ku dan tian melanjutkan pembicaraanya. “aku
pengen kamu balik ke hotel sun,serius aku pengen nyelesain masalah kita yang
ngga
jelas ini” dan hape-ku langsung mati karena lowbat total.
Aku langsung berpikir
apa yang harus aku lakukan saat ini,aku langsung keluar dari apartemen-ku dan
berjalan kearah starbucks. Aku memesan vanilla latte,dan memilih duduk
dipojokan dari starbucks aku langsung membuka laptop-ku dan menyicil tugas
online ku dengan dosen William. Aku mengalihkan pandangan mataku dari laptop
sebentar dan melihat sekeliling,mata-ku terhenti dengan 2 orang yang duduk ditengah-tengah
café itu,mataku tak dapat berkedip sedikit pun dari arah mereka. Suara mereka
dari tempat-ku duduk sangat samar-samar. Dan aku memutuskan untuk pergi dari
café itu
**
“aduh ki,telepon-ku tiba-tiba diputus sama kiki. Aku harus
ngapain ki? Aku gatau dia dimana sekarang” kata-ku ke oki
Dia membenarkan posisi duduknya dan menyalakan rokoknya.
“kenapa kamu gacoba lagi telepon dia sekarang?”
“aku udah telepon dia ki,tapi gak aktif-aktif” kata-ku
sambil mengaduk kopi-ku
“ya hubungin dari twitter kek,skype kek atau email
sekalipun”
Aku hanya terdiam dan berpikir sejenak,aku mengambil
iPhone-ku dan aku terdiam melihat wallapaper handphone-ku ini. Tak terasa
mata-ku sudah begitu basah dan aku berusaha untuk tidak menangis lagi di depan
oki,aku langsung pamit dengan oki dan kembali ke hotel.
Aku berjalan menyusuri kuta,aku terpanah dengan seorang pria
yang sedang berjalan membelakangi-ku aku
sungguh kenal dengan sosok itu aku mencoba memanggilnya tetapi dia malah
mempercepat langkah kakinya,aku semakin yakin dia adalah kiki. Aku berjalan
lebih cepat bahkan sampai berlari hanya untuk mengejarnya dan meminta
penjelasanya
“sun,kamu kenapa sih tiba-tiba ngejauhin aku kayak gini? San
jelasin semuanya ke aku sekarang! Jangan pernah pergi lagi sun dari aku!”
kataku kepada kiki dan sambil memeluknya dengan erat
“aku gapapa shine” jawabnya dengan menyebut nama yang dia
berikan kepadaku kembali
“sebut nama itu lagi sun”
“ah lebay lo kecoa!” jawabku sambil menoyol kepalanya
Aku tertawa terbahak namun tidak melepaskan pelukanya. “aku
kangen kamu sun”
“hmm maaf nih gua lagi ngga kangen lo shine”
“yaudah,kalo ngga kangen lepasin-lah pelukanya” jawabku
sambil meledekinya
“loh,orang kamu yang meluk aku. Harusnya kamu yang
ngelapasin pelukanya,bukan aku.”
Aku langsung melepas pelukan-ku kepadanya dan pipi-ku terasa
begitu panas
**
Kami berdua tertawa terbahak-bahak di ujung café hotel,aku
tak bisa berhenti tertawa mendengar lelucon-lelucon yang dikeluarkan dari mulut
kiki.
“shine” panggilnya sambil menarik napas
“yaa sun?”
“hmm gajadi deh”
“jangan gitu dong sun”
“dih apasih orang
gajadi juga”
“gamau! Harus jadi!”
“ih maksa genduttt!” jawabnya sambil nyengir kuda dan satu
lesung di pipi kanan-nya terlihat
“aku kangen banget sama kamu sun,jangan pernah diemin aku
tanpa sebab lagi ya ohya aku baru inget waktu smp kamu pernah diemin aku tanpa
sebab karena kamu cemburu sama rexy,dan sekarang kamu ngediemin aku tanpa sebab
lagi dan langsung pergi ninggalin aku. Kamu cemburu sama siapa sun?”
Dia membenarkan posisi duduknya dan membuang napas dengan
dalam “ih pede banget lo siapa juga yang cemburu? Emang kalo orang diem tanpa
sebab karena cemburu?” jawabnya cepat
Aku memutar otakku,”hm bisa aja tuh. Di dalam kamus
kehidupan aku ada dua 2 tipikal kenapa orang tiba-tiba suka ngediemin gitu”
“satu karena dia cemburu dan yang kedua karena dia takut kehilangan
dan merasa dirinya udah dilupakan”
Lagi-lagi dia membuang napasnya dengan berat,aku bisa
melihat perubahan ekspresi di wajahnya
“mungkin yang kedua kali ya”
“hah? Maksudnya yang kedua apa sun?” jawabku,so polos
“udah ah,balik yuk ke hotel”
Aku mengangguk. Dan kami menyusuri daerah nusa dua sambil becanda-becanda dan bergandengan tangan sepanjang pesisir pantai. Malam yang indah,karena dia kembali…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar