Selasa, 16 Juni 2015

Kevin?

Seketika gue terbangun dan teringat oleh mantan kekasih gue yang sering bikinin lagu. Bukanya galau. Tapi hanya sekedar teringat sampai terbangun, Ada apasi emang dengan lo? sampe gue terbangun dan langsung merasakan gelisah yang teramat gelisah.

"Kita emang udah ngga ada hubungan apa-apa Joe,tapi bisakan lo gak tlpn gue pagi-pagi buta kayak gini" Aku kesal, mendengar suara ringtone Hp-ku berteriak kencang dari meja kerja-ku ternyata dari Joe mantan kekasih sekaligus teman-ku saat ini. "Maafin gue ki, tapi gue bener-bener butuh bantuan lo saat ini. Gak main-main gue" suara Joe terdengar begitu serius dari tempat yang berbeda. Aku menuruni beberapa anak tangga dengan cepat dan langsung ku sambar kunci mobil-ku yang tergeletak di atas meja ruang keluarga. Aku langsung jalan ke daerah yang disebutkan oleh Joe di telepon tadi,

**
"Yes Vin, gue berhasil buat bikin Kiki kesini, Yap. wanita idaman lo" Gue menyikut Kevin dengan keras. "Tapi Joe, lo terlalu berlebihan tadi di telepon, gue takut Kiki marah sama gue" Kataku sambil mematikan rokok. "kalem Vin, Kiki tidak selebay itu dia termaksud cewe yang tenang dan penuh perhitungan sama apa yang dia lakukan" Kata gue sambil berjalan ke arah dapur dan menyeduh dua kopi buat gue dan Kevin

**
Aku berjalan dengan rasa malas yang masih menguasai hampir seluruh badanku ini. Ku tekan lift ke lantai 20 di salah satu Apartemen dibilangan Sudirman. Aku harus mengeluarkan sedikit tenaga-ku untuk mengngetuk pintu kamar Joe. ketika pintu terbuka mata-ku terbelalak ketika yang membuka pintu adalah Ramansyah Kevin ya. Kevin. Sahabatku ketika kami waktu Sd di daerah bilangan menteng jakarta pusat.
"Kev..." suara-ku terdengar begitu parau, tenggorokan terasa begitu kering dan menyakitkan. "Hai, Kiki apa kabar" kami sama-sama terdiam. "Kabar baik kev, kamu gimana? hmm maksud gue lo apa kabar?" Aku menjawabnya dengan terbata-bata. "Kabar baik Ki, silahkan masuk kerumahku" Aku terbelalak mendengar kata 'rumahku' rasanya aku langsung ingin meninju hidung Joe saat ini juga.
**

Kami bertiga berkumpul di taman belakang apartemen ini lebih tepatnya di depan lapangan basket. Kami hanya terdiam tanpa berbicara apapun. Lebih tepatnya aku yang lebih banyak diam, lebih banyak memandangi Kevin dari tempat aku duduk. Seketika Joe izin untuk membeli rokok dan beberapa makanan kecil untuk saat ini.

"Gimana kerjaan Ki?" "Oh, kerjaan. lancar-lancar aja Kev. Gimana kerjaan lo?" "Aku udah ngga kerja Ki" tenggorokan-ku terasa kering kembali. Kenapa harus aku-kamu ucap-ku dalam hati. "loh kenapa Kev? Ada masalah saman kerjaan lo?" "Engga Ki, gue lagi super penat dan benar-benar butuh refreshing jadi berhenti dari kantor" mataku melotot mendengar ucapan tolol dari mulut Kevin
"Semudah itu lo keluar masuk ke kantor? lo pernah kepikiran gak sih Kev kalo cari kerja jaman sekarang susah. Walaupun lo lulusan S1 dari universitas di jerman tetep aja susah" "Menurut gue, engga ada yang susah kalo emang lo kerjanya bagus lo bakal dicari sama perusahaan manapun, make it simple Ki, Engga semua perlakuan harus di itung baik-baik, kayak semua perlakuan lo ke gue emang lo itung baik-baik? Emang lo sempat menjelaskan apa yang lo rasa sama gue waktu kita Sd? Suara-ku tinggi beberapa oktaf dan Kiki masih melamun mendengarkan ucapan-ucapanku. "Jawab Ki, emang lo memperlakukan gue dengan baik? lo ngilang begitu aja tanpa ada penjelasaan apapun dari mulut lo, lo buat gue luntang-lantung gak jelas. Lo membuat gue menutup pintu hati gue rapat-rapat untuk wanita lain karena gue masih nunggu semua penjelasaan lo sampe saat ini, lo ngerti kan?" Aku terbelalak mendengar semua ucapan pait dari mulut Kevin. Aku langsung menyambar tas-ku lalu pergi meninggalkan Kevin sendirian, terasa air mata-ku jatuh begitu saja.

**
"Eh Vin, si Kiki kenapa tuh langsung cabut mukanya berantakan dan dia nangis!" Jantung-ku mencelos mendengar ucapan Joe kalo Kiki nangis. "Ah bukan urusan gue" "gimana bukan urusan lo sih? pasti mulut jahat lo ngga bisa di rem deh! kan udah gue bilang Bro santai aja minta kepastian sama cewe kayak gitu jangan buru-buru" Sekarang giliran Joe yang harus mati-matian nyubit Kevin dengan kenyataan bahwa Kiki bukan perempuan biasa.

**
"Ki, tadi  gue ngeliat lo lewat depan Pacific Place ampe si item manis dibawa ngebut gitu, ada apaansi?" Tanya mawar dari meja sebelah. Pacific Place? Item manis ngebut? Kevin? Oh,tuhan semua kembali terlintas di dalam pikiran-ku apa yang Kevin bicara tadi malam. Mawar mengebrak mejaku sedikit. "WOY, kenapa sih lo? kok,tiba-tiba gagu seribu bahasa gini" "Oh, engga. gue hanya lagi pengen nyoba si item manis aja abis diservice" Mawar memincingkan matanya kepada partner kerja-nya ini. "Makan siang bareng gue ya!" ucap mawar sambil meninggalkan-ku sendirian.

**
Aku dan Mawar lebih memilih makan siang di Marugame Gandaria City, seusai makan Mawar langsung menyerang-ku dengan berbagai macam pertanyaan-nya. "Coba jelasin beb apa yang udah terjadi sama lo?" Aku menarik napas dan membenarkan posisi duduk-ku. "Tadi pagi Joe nelepon gue katanya dia butuh bantuan sampe akhirnya gue ke Apartemen dia, Dan ternyata itu bukan Apartemen dia tapi Apartemen Kevin." aku tersendak mendengar Kiki menyebut nama Kevin lagi. "Kevin? Ramansyah Kevin temen sd lo yang super petakilan?Godness, Buat apa dia muncul lagi di dalam kehidupan lo ketika semua-nya berjalan normal setelah lo 4 tahun galauin manusia gajelas kaya Kevin" "Dia ngungkit semua,Warrr" "What?! Setelah dia pergi gitu aja ke jerman ninggalin lo tanpa ada penjelasan apapun dari mulutnya dia ngungkit semuanya begitu aja?" Aku narik napas. "Warrr, sebenernya bukan Kevin yang ninggalin gue gitu aja. Tapi gua yang ninggalin Kevin gitu aja tanpa penjelasan apapun dari gue Warrr" Seketika Mawar langsung melotot begitu saja. "ah gilak! kenapasi lo harus bohong ke gue Ki? i'm your best friend! Yaudahlah, lalu dia ngomong apa aja?" "ya intinya sih dia minta penjelasaan sama gue kenapa gue melakukan dia seperti" Panjang lebar aku cerita dengan Mawar siang itu antara marah dan merasa bersalah menjadi satu.
"Eh,Ki itu bukanya Kevin sama Joe ya?" aku langsung menoleh ke arah Mawar menunjukan sosok dua pria yang sedang berdiri depan pintu masuk Mall. "Eh Kiki lo disini juga? sama siapa tuh?" Tanya Joe langsung membuat-ku mengenalkan Mawar kepadanya. "Kalian ngapain disini? tanya gue katro. dua orang cowok ke mall kalo bukan buat hang out buat apa Ki? hardik dalam hatiku sendiri. "Gue duluan Joe, Gue tunggu ditempat biasa" Kevin langsung pergi begitu saja tanpa melihat ke arah-ku sedikit pun. Hati-ku tersayat untuk pertama kalinya dia acuh kepadaku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar