Jumat, 27 Desember 2013

Pria impian

Tak pernah habis rasa rinduku ini untuknya
Padanya yang jelas jelas tak menginginkan aku di dalam kehidupan-nya
Entah dikehidupan nyata ataupun maya.

Mencoba melupakan semua goresan yang ia berikan 
Mencoba melupakan pahitnya rasa dicampakkan
Mencoba melupakan sakitnya tak dihargai
Mencoba melupakan sakitnya dijauhkan
Dan mencoba melupakan semua derita yang dia berikan namun sulit bagaikan mengharapkan panasnya terik matahari dikala musim hujan.

Dia terlalu banyak mengukirkan senyum dibibirku
Dia terlalu banyak membuat air mataku jatuh di pipi tanpa alasan yang masuk akal
Dan aku terlalu banyak aku membuang waktu untuk tetap mencintaimu wahai pria impianku

Namun tak pernah sedikit pun aku membencimu
Kamu selalu menerangkan gelapnya imajinasiku. mengisi kosongnya hariku
Kau bagaikan sinar yang menerangngi setiap sudut relung hatiku yang redup tanpa cahaya
Kau selalu memberikan senyum-mu yang bisa menenangkan hatiku
Dan gendang telingaku bergetar ketika kau menyebut namaku dengan syahdu
Namun kamu tetap hanya ada di dalam imajinasku bukan di kehidupanku yang nyata wahai pria impianku..
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar