Senin, 23 Desember 2013

tian part 17

(Bandung 08.00 Pagi)

4 hari menjelang pernikahan bastian dan mbak raisa. sun belum juga menunjukan batang hidungnya. aku selalu mencoba menganggap semuanya baik-baik saja tapi aku tidak bisa menyimpan rindu ini sendiri. sun aku butuh kamu untuk menyelesaikan rinduku ini. dan aku butuh kamu untuk menceritakan semua yang aku rasa akhir-akhir ini. sungguh aku butuh kamu.

**
Aku bersiul pelan untuk menghilangkan rasa nervous ku untuk bertemu dengan shine,baru kali ini aku merasakan langkah kaki ku sangat berat. berat untuk melihat wanita pujaanku. aku datang kerumah eyangti rumah yang sangat sederhana namun sangat membuat nyaman.

"assalamualaikum" ucapku sambil mengngetuk pintu kayu rumah ini
"waalaikumsalam" jawabya dari dalam,ternyata eyangti yang membuka pintunya, "halo eyang apa kabar?"ucapku sopan dengan eyang, eyang tersenyum dan melihat aku dari ujung kaki sampai kepala "kabar baik kiki,kamu kemana aja baru keliataan?" aku terdiam dan memutar otakku. seketika eyangti berbicara "eyang tau kamu kemana ki,tian ada di taman belakang,ayok silahkan masuk" aku langsung masuk ke dalam rumah eyangti dan langsung mengarah ke arah taman belakang. aku melihat sosoknya lagi,dia tidak pernah berubah selalu menggunakan kaos dan celana pendek dibawah dengkul dengan gaya rambutnya yang di ikat berantankan.

"hai shine" ucapku berat dan shine menoleh menatapku nanar. dia hanya terdiam ditempatnya tidak mengucapkan apapun dan tidak ada pelukan pertemuan. "shineee,are you okay?" aku datang menyamperi-nya dia malah berbalik dan menjauh dari aku. "shinee,kamu kenapa?" tanyaku bingung. "kamu masih nyari aku? kamu masih anggap aku sahabat kamu?" celetuknya pedas dan masih tetap membelakangi-ku. "kamu ngomong apasih shinee? iyalah kamu sahabat terbaik aku mana mungkin aku lupa sama kamu" jawabku sambil duduk dibangku rotan.
"ohya? aku sahabat terbaik kamu? mana mungkin kamu lupa sama aku? emang-nya ada sahabat terbaik ngga dikasih tau tentang keterimanya kamu di university of california? emang ada sahabat yang selama ini aku bangga-banggakan melupakan sahabatnya ketika dia merasa bahagia? emangnya ada sahabat yang seolah-olah tidak menganggap 'sahabatnya itu selalu ada untuk dia di kala sedih maupun susah' dan emangnya ada sahabat yang menyembunyikan berita bahagianya sendiri dan sahabatnya tau dari mulut orang lain? emangnya itu sahabat?!" jawabnya sambil menoleh ke arah aku dan menahan air matanya.
"shine kamu ngga ngerti! aku bukan-nya ngga ingin beri tahu kamu. waktu aku keterima beasiswa di california kita ngga ketemu dan aku berniat banget untuk memberti tahu kamu secara langsung tapi...." seketika tian langsung memotong pembicaraan-ku. "udahlah,kamu ngga usah menjelaskan apa-apa lagi sama aku. aku kecewa jadi selama ini kamu anggap aku apa di dalam hidup kamu hampir bertahun-tahun kita sahabatan tapi kamu masih menyembunyikan semuanya sama aku? aku kecewa sun. aku kecewa" ucapnya lirih dan air matanya mulai terjatuh di pipi-nya. aku hanya terdiam menatap wanita yang aku idam-idamkan menangis dan merasakan kekecewaan yang mendalam karena ke-egoisan-ku sendiri rasanya aku ingin sekali menarik dia kedalam pelukan-ku namun aku mengurungkan niatanku. dia berlari dan masuk kedalam kamarnya dan aku masih hanya terdiam mematung dan melihati dia pergi meninggalkan aku sendiri. sendiri di tengah dingin-nya kota bandung.

**
(Bandung,19.00 Malam)
Aku masih tidak mempercayai semuanya,kedatanganya yang serba mendadak dan semuanya sudah aku ketahui dari perbincangan malam itu antara bastian dan kiki. aku masih memutar otak-ku untuk berpikir jernih namun aku tidak bisa menemukan titik terang dipikiran -ku yang hitam seperti saat ini. aku berjalan menuju bangku di gazebo kamar-ku. aku menatap nanar langit-langit hitam pekat dan titik-titik yang memperindah-nya. aku mendengar suara petikan gitar dari bawah dan aku semakin mendekat ke arah gazebo kamarku. aku melihatnya menggunakan sweater biru navy dan celana training putih susu yang dia gunakan pada malam itu. dia berdiri membelakangi-ku sambil bermain gitar dan menyanyikan lagu anyone else but you dari moldy peaches. "the pebbles forgive me,the trees forgive me so why cant you forgive me i dont see what anyone can see in anyone else but you"  lirik demi lirik aku resapi dan aku mulai terbawa suasana dan menyanyikan penggalan lirik berikutnya dan aku memejamkan mataku dan terus bernyanyi dan tanpa aku sadari ternyata petikan gitar itu berhenti dan aku membukan mata-ku dan aku melihat ke arahnya. pipi-ku merah ketika melihat dia dari atas sambil melihat ke arahku dan memberikan senyuman andalanya. aku terdiam dan mengukirkan senyum dari bibirku. dia memberikan aku kode agar aku turun kebawa untuk bernyanyi bersamanya dan akhirnya aku turun kebawa. sesampainya aku dibawah aku langsung ditarik kedalam pelukan-nya. "aku kangen kamu shine,sumpah aku kangen kamu banget. maafin aku ya aku ng....." dia tidak melanjuti perkataanya hanya mengeratkan pelukanya. "iya aku tau kamu kangen banget sama aku sun tapi maaf ya aku lagi ngga kangen kamu" jawabku sambil menahan kekehan-ku. "agak pait juga ya digituin sama kamu,tapi aku ngga percaya kamu ngga kangen aku" "dih sotoy banget deh lo sun siapa juga yang kangen sama lo" "kalo kamu ngga kangen aku pasti kamu udah ngelepasin pelukan kamu dari tadi kali shine" aku terkekeh dan ingin melepaskan diriku dari pelukanya, "eh jangan dilepas dong aku kan kangen kamu. kita saling kangen" dia menarik aku lagi kedalam pelukan-nya dan tak terasa pipi-ku sangat begitu panas selama berada di dalam pelukan-nya.

kami bernyanyi sepanjang malam bertukar cerita dan saling support satu sama lain. "lain kali kalo kamu pergi kasih tau aku ya ki biar aku ngga nyariin kamu kayak anak kehilangan induknya" kiki berdecak dan tertawa renyah "so anak kehilangan induknya deh padahal tian yang kehilangan belajan jiwanya" kami terkekeh berbarengan dan tak menyadari masih terlalu pagi untuk tertawa kencang,matahari mulai menunjukan cahayanya dan aku izin sama kiki untuk masuk ke kamar karena aku mulai merasakan kantuk yang teramat kantuk. "gua duluan ya sun. byee" aku tidak menunggu jawabnya dan langsung naik keatas.

**
(Bandung,11.00 siang)
"ndok bangun dong ndok,udah siang ngga baik anak gadis jam segini masih tidur" ucap eyang sambil menggoyang-goyangkan badanku. "aduh eyang aku baru tidur abis solat subuh tadi yang" "loh kamu ngapain toh baru tidur jam segitu pasti abis main kartu deh sama kiki" "iya eyang,yaudah ya aku mau tidur dulu. aku ngantuk banget eyang" eyang hanya berdecak mendengar permintaanku dan beliau langsung meninggalkan aku sendiri di kamarku dan aku melanjutkan tidurku

**
(Bandung,16.30 sore)
"eyang,tian kemana? kok ngga keliataan dari tadi?" tanya bastian dari sebrang kebun stroberi. eyang berdecak "itu adik mu masih tidur tadi eyang udah bangunin eh dia minta tidur lagi" "dasar kebo,yaudah biar aku yang bangunin" "ngga usah bas,kasian adikmu mungkin tadi malem dia ngabisin waktu sama kiki. abis magrib baru dibangunkan ya bas" "okedeh eyang"
aku berjalan menuju taman belakang dan sangat mudahnya menemukan kiki disana. "wey brother! apa kabar lo?" sapaku sambil tosan dengan-nya. "kabar baiklah bro,gila ya tinggal ngitung hari lo udah jadi laki orang. patah hati deh cewe-cewe yang ngejar-ngejar lo. buat gw lah satu" aku terkekeh dan bastian menatapku sambil tertawa. "lo so-so mau satu sama adek gw aja lo gaberani jujur pake mau nambah lagi" kami terkekeh berbarengan mendengar candaan yang sangat bastian sering ucapkan kepadaku. omongan ditaman belakang sore itu berakhir karena bandung kembali diguyur hujan.

**
Aku berjalan menuju kamar shine,sudah sampai di depan pintu kamarnya aku malah terdiam tidak berani menyentuh gagang pintu itu. dan akhirnya aku memberanikan diri untuk menyentuh gagang pintu itu dan membukanya secara perlahan,aku mulai melihatnya di atas tempat tidurnya,dibawah selimut. aku mendekatkan badanku kepada sisi ranjang-nya. aku pandangin dia,dia yang selama ini telah mencuri perhatianku dan sekaligus pencuri hatiku,seutuhnya dicuri olehnya. aku terhenti di bibirnya,bibir itu yang selalu jadi alasan aku tertawa. ucapan-ucapan pedasnya namun membuat aku nyaman ketika dibaweli olehnya.
  aku mendekatkan mulutku ke telinganya dan membisikan. "shinee,bangun udah magrib mau sampai kapan kamu tidur terus? bangun mandi terus solat shinee" tidak lama dia terbangun dan mengucek-ngucek matanya. "jamberapa sekarang?" "jam 6 lewat 15,bangun terus mandi terus solat gih. aku tunggu dibawah ya" baru aku ingin bangkit dari sisi ranjangnya seketika dia menarik tanganku. "aku seneng deh pas aku buka mata ada kamu,jangan pergi lagi ya" ucapnya,sambil menatapku lekat-lekat. aku menariknya dan mencium keningnya. "iya aku janji,sahabatku" dia tersenyum dan langsung masuk kedalam kamar mandi dan aku langsung keluar dari kamarnya.

  ku tutup pintu kamar shine pelan-pelan,seketika ada bastian yang mengkagetkan aku. "woi bro,udah bangun dia?" tanyanya,sambil memegangi 2 gelas coklat panas. "udah,itu lagi mandi bas" "lo emang hebat ya bisa bikin adek gw sampe luluh kaya nih coklat panas" kami terkekeh. "alah,namanya juga sahabatan bas pasti udah ada lah chemistry-nya sama aja kaya lo sama dia" bastian tersenyum. "tapi ngga sampe bikin dia murung ketika lo ngga ada kabar" kami saling pandang dan tersenyum kembali. "alah udaglah ki kita langsung kebawah aja kasian eyang nungguin" kami langsung turun kebawa dan menjumpai eyangti disana. malam itu hujan masih mengguyur bandung sangat deras dan terpaksa kami bertiga hanya stuck dirumah dan akhirnya kita hanya memainkan ular tangga sepanjang malam sampai kepagi lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar