Minggu, 21 Juli 2013

tian part 6


Kampus sudah tergolong ramai pada pukul 07.30 pagi ini. Hari ini jakarta diguyur hujan lagi,akhir-akhir ini cuaca sering tak menentu. Aku masuk kedalam ruang kuliah yang berada dilantai 3 kubikel paling pojok,aku duduk di bangku kedua dari belakang  dan aku meletakkan tas ku dibawah dan mulai mengeluarkan laptopku. Pagi ini jam 08.30 mata kuliah si dosen kumis pare yang akan menemani ku dan aku masih belum menyelesaikan teks dari dua film dokumenter yang tadi malam baru aku edit,ku ambil earphone ku dan mencolokkan-nya ke dalam iPod ku putar lagu-lagu dari go radio dan aku memilih un tuk mendengarkan thanks for nothing ruangan kuliah ku begitu dingin sehingga aku menggencangkan jaket ku.
“hai tian pagi” sapa-nya sambil menutup pintu,masih kupandangi semua gerak geriknya. “pagi juga” sapaku dingin dan masih menatap lurus ke laptop ku,diam-diam jari ku menyambar iPodku dan mulai membesarkan volumenya sehingga aku tidak mendengar apapun yang akan dikatakan oleh nenek sihir ini. Deana,aku terkekeh mendengar nama panggilan untuknya.

Lagu the reason dari hoobastank mulai terputar,dan aku bersandar ke punggung kursi,berusaha tetap konsentrasi dengan tugas-tugas ku ini tetapi lama kelamaan mata ku mulai terpejam mendengarkan suara  douglas robb,mood-ku seketika berubah menjadi tidak karuan tiba-tiba ada yang menyentuh lenganku. “banguuun,kerjain lagi tuh tugasnya” suara yang sangat ku hapal dan dua bola matanya yang gelap yang selalu membuat aku mati kutu disaat dia menatapku. “iyaa,gw hanya senderan doang kok” jawabku sambil membenarkan posisi duduk dan mencopot earphone dari telinga-ku. Aku mulai fokus lagi dengan laptop-ku kiki duduk dibelakang ku persis dan disampingnya ya nenek sihir itu yang selalu ingin mengambil kiki dari ku.

Mataku terasa  berat,akibat tidurku yang  kurang tadi malam. Otak ini masih ingin tidur namun tak bisa karena banyak tugas-tugas sampah ini. Seketika kiki pindah duduk disamping ku dia menarik bangku. “kiki?” sapaku terkejut. “kenapa? Udah gabetah duduk dibelakang?” ledek-ku malas. “iyalah ngapain duduk belakang sama leak,meningan disini sama lo”  kiki memberikan setumpuk kertas-kertas yang dia berikan kepadaku. Aku menerima setumpuk kertas itu dari tangan kiki “apaanih? Gua ogah kalo ini tugas-tugas dari dosen lain” kiki tersenyum “bukan itu sebagian lirik-lirik lagu tulisan gw dan jadwal kegiataan kita selama dibali,sama kayak dilombok-lah pokoknya”  aku menganguk paham “thanks ya” ucapku pelan tanpa dia menjawab dia hanya mengelus kepala ku lembut,aku bersumpah aku benci setiap kiki melakukan hal ini karena jantungku selalu mencelos dan berdetak kencang.

“apasih kiki kok kamu pegang-pegang  tian di depan aku?” suara cempreng dari belakang bangku-ku dan kiki,kiki tak menjawab dan masih meneruskan tugas-tugasnya. “kiki!,aku ngomong ya sama kamu!” semua anak-anak yang ada diruang kuliah-ku mulai melihat kearah deana,”apa lo liat-liat” celetuk-nya tajam. “berisik lo,keluar sana ganggu orang lagi ngerjain tugas aja nyampah banget sih” celetuk mira dari bangku paling depan mata deana melotot dan mengembungkan kedua pipi-nya. Suasana kembali senyap dan hening si dosen kumis pare mulai masuk dan mulai memeriksa teks-teks dari film dokumenter yang kami buat.

Selesai jam theater aku langsung ingin ke perpustakaan tapi sebelumnya aku ke musholla dulu untuk melakukan solat dzuhur aku bareng kiki kesana,ketika kami sudah selesai melakukan solat dzuhur aku melihat oki datang menghampiri kami berdua. “hoi ki tumben kesini” sapa kiki sambil cekikikan “h..m..m gua pengen solat ki” jawab-nya polos dan kiki pun tertawa lagi. “alhamdulilah deh,gua duluan ya sama tian” kiki langsung menarik tangan-ku dan aku hanya memberikan senyum simpul kepada oki lalu kami bergegas untuk ke perpustakaan,aku sama kiki sedang mengejar nilai-nilai kami yang bikin mata sakit ketika melihatnya dan agar ngga kena semester pendek juga jadi kami lagi benar-benar fokus ke kuliah agar bisa berlibur dengan menyenangkan tanpa harus memikirkan semester pendek.

Aku hanya mengangguk pelan. Aku tidak tahu harus bicara apa ketika dosen kumis pare bilang aku lulus di mata kuliah-nya dan aku masih mendengarkan beliau berbicara. “tumben kali kau bisa lulus mata kuliah ku dengan hanya 5 tugas,biasanya kau dan kiki selalu dapat tugas banyak lalu baru bisa lulus” ucap-nya dengan bahasa khas-nya. “lagi semangat kuliah pak” jawab ku masih menunduk
“kalian berdua tidak kena sp,bagaimana dengan mata kuliah yang lain?” tanya-nya muncrat. “belum tahu ini lagi mau dipanggil juga” suasana hening  “yasudah keluar-lah kau bosan aku melihatmu” jawabnya ketus. Aku langsung keluar dari ruang dosen kumis pare dan mulai mengeluarkan tissu dari tas-ku.

“IAAAAN” teriak-nya dari ujung kubikel sastra dan aku hanya berdiri tegak di depan ruang dosen si kumis pare. “apa? Kita kena semester pendek?” tanyaku lemas,kiki hanya menatap ku dengan kedua bola mata hitam-nya “engga! Yes kita bisa liburan dengan tenang dan bisa nonton hoobastank tanpa mikirin tugas-tugas!” kiki langsung memeluk ku kedalam dada bidangnya. “kiki! Apasi kamu pelukan di koridor kayak gini?” teriak si nenek sihir itu. “kalian berdua kena sp ya? Hahaha sama dong kayak aku” ucapnya pede. “sorry ya lo aja kita duluan” kiki langsung menarik tangan-ku dan meninggalkan nenek sihir itu di depan ruangan dosen kumis pare. Kami berjalan menuju kantin,jujur kepala ku mulai terasa berat dan pandangan ku begitu kabur dan lama kelamaan gelap.

Aku membuka mataku yang berat ini dan kepala ku masih terasa pusing. “hai,lo udah bangun” suara kiki yang terdengar jelas ditelinga-ku. “kita dimana ki?  Jawabku sambil memandang ruangan ini. “kamar lo,tadi lo pingsan terus ya gw bawa pulang aja lo udah enakkan?” jawab-nya sambil melihat kearahku. “makan dulu ya,nih mbok parmi udah bikinin lo bubur” dia mulai menyuapkan bubur kedalam mulutku. “tolong ambilin kostum,anduk sama sepatu dong di lemari ki” minta ku ke kiki,kiki melirik ku tajam “gaada latihan hari ini,lo lagi sakit” “gua ga sakit hanya kurang tidur” dia masih melirik ku dengan mata-nya yang tajam “yuup,karena lo kurang tidur jadi lo harus tidur” sambil menarik selimut dan menyelimutkan badan-ku.

Aku menuruti apa yang kiki bilang aku mulai tertidur pulas dan ketika aku bangun jam menujukan pukul 23.30 malam. “hai masih ngantuk?”aku membuka mata. Kiki masih berada disampingku dengan senyum manisnya.
“iyanih,lo masih disini” aku memperbaiki posisi duduk-ku dan mengangkat selimut dari badan ku. “gua nginep sini ya,si keenan ngga pulang malam ini gua lupa bawa kunci rumah” aku terpaksa berbohong kepada tian,aku hanya ingin disini menjaganya dan memandanginya saat dia tertidur pulas dan saat dia membuka matanya kembali. “please...,” pinta kiki dengan nada memelas.
“oke,kamar tamu udah dirapihin kok” jawabku,berusaha untuk menatap lurus ke kedua mata gelapnya. Kiki mengeluarkan laptop-nya dan aku berusaha berdiri dan duduk disampingnya,kiki memutar film-film tentang persahabatan kami dari awal sampai akhir,aku terpejam dan aku bersender di bahu-nya aku tak kuasa menahan kantuk yang begitu mendalam lagi. Saat aku membuka mata,pagi-nya aku dan kiki masih duduk di sofa dekat kasurku,kiki masih terpejam dan aku memandangi-nya dari mulai alis,mata,hidung dan bibir aku sangat menyukai kumis tipis yang ada diatas bibir kiki,aku menorehkan senyum lalu berdiri mengambil laptop-nya tak sengaja aku melihat background laptop-nya. Slide show foto-foto kami dan napas ku tercekat disaat aku melihat foto ku sendiri di dalam ruang kuliah yang sedang menatap kelayar laptop-ku dan menggunakan earphone,foto selanjutnya ketika aku sedang melakukan three point di dalam hall dan berikutnya foto aku sedang berlari kearah lawan untuk mengejar bola dan berikutnya foto aku sedang membersihkan luka di dengkulnya. Astaga siapa yang mengambil foto ini tanya-ku dalam hati,aku meletakkan laptop kiki diatas meja disamping kasurku dan aku mengambil selimut dan menyelimutkan-nya kebadan kiki. Lalu aku keluar kamar dan minta dibikin-kan roti panggang sama mbok parmi.
 
kiki sudah bangun dan langsung mendatangi ku dihalaman depan dia memberikan senyum lalu menyebur kedalam kolam renang. "ayok balapan renang,yang kalah gendong dari sini sampe dapur,deal?" mintanya,kami mengambil aba-aba dan mulai lomba renang dan yang memenangkan lomba itu adalah aku. "ah payah masa kalah sama gw,ayok gendong" aku langsung naik keatas punggung kiki dan kiki berlari sampai kedapur. kami tertawa lepas. 
"aduh mas kiki,mbok abis ngepel jangan lari-larian di dalam" suara mbok parmi yang terdengar dari dapur. "maaf mbok aku lagi taruhan sama tian" aku langsung menurunkan tian di depan dapur. 
"suruh kiki aja mbok yang ngepel lagi" jawabku asal,kiki melempar kacang almond ke arah ku. "bantuin ya" dia memandangku dengan mata gelapnya. "eh sudah dong mas,mbak jangan becanda terus,udah ini makan dulu" potong mbok parmi sambil membawa roti bakar dan dua gelas susu,kami mulai makan lalu mandi dan main ps bersama di ruang keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar